Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Suami bertanggungjawab
"Mala, aku tidak mau tahu, kamu harus cepat sembuh. Kita akan mengadakan resepsi pernikahan di rumah ku. Masa iya kondisi wajah mu mengerikan seperti ini?"
"Kalau sampai di hari resepsi pernikahan kita tiba dan kamu belum sembuh, terpaksa aku membatalkan semuanya."
Doni terus saja bergumam tak karuan meluapkan perasaannya. Ia dan Kemala Ayu adalah pasangan pengantin baru.
Hari Minggu lalu sebuah proses akad nikah yang mewah di gelar di kediaman Mala. Karena Mala adalah seorang anak tunggal dari pengusaha terkenal di kotanya.
Dan saat kecelakaan tadi terjadi, Mala tengah keluar bersama dengan kedua orang tuanya untuk membeli kado bagi Doni. Karena laki-laki itu berulang tahun tepat saat hari resepsi pernikahan di rumahnya.
Mala memang meminta ijin untuk pergi berbelanja dengan kedua orang tuanya, tapi tidak bilang pada suaminya jika akan membelikan kado. Agar hal itu menjadi kejutan untuknya.
Namun naas, mobil mewah yang ditumpangi Mala sekeluarga di tabrak sebuah mobil mewah yang melintas di depannya.
Di duga sang sopir mengantuk sehingga mengakibatkan kecelakaan itu terjadi. Dan hingga saat ini kondisi Mala belum sadar.
Dengan terpaksa Doni dan ibunya harus menemaninya menginap di rumah sakit sampai Mala sembuh.
"Sudahlah Don, kamu jangan terus berpikir buruk seperti itu. Tidak baik. Lagian ibu juga takut kalau sampai ucapan mu itu menjadi kenyataan. Ibu bakalan malu dengan tetangga. Punya menantu cacat dan buruk rupa." timpal wanita dengan dandanan menor itu.
"Lebih baik kita keluar, cari udara segar dan cari makan. Agar hati kita bisa terhibur dan tidak stres. Ibu tidak mau cepat tua dan beruban karena memikirkan anak orang."
"Benar apa yang ibu katakan."
Doni bangkit berdiri sambil menghapus air matanya. Pasangan ibu dan anak itu akhirnya keluar ruangan dan meninggalkan Mala seorang diri.
Untuk yang kesekian kalinya, pasien laki-laki yang berada di samping Mala mendengarkan semua percakapan itu.
Dalam hati ia sangat geram dengan sikap yang ditunjukkan oleh suami dan mertua pasien yang ada disampingnya.
Ia penasaran dengan kondisi pasien yang ada disampingnya. Oleh karena itu ia turun dari brankar tempat tidurnya dan berjalan mendekati pasien.
Ia tertegun melihat kecantikan wanita yang ada dihadapannya. Walaupun ada banyak bekas luka di wajahnya, tetap saja hal itu tidak bisa menutupi kecantikannya yang paripurna.
"Mala, nama mu Mala kan? Aku sempat mendengar suami mu memanggil mu seperti itu.
Cepatlah sadar kamu Mala, dan buatlah perhitungan dengan suami mu.
Walaupun aku juga sebagai seorang laki-laki, tapi aku tidak memiliki hati seburuk hati suami mu. Bukannya bersyukur istrinya masih bisa selamat dari kecelakaan, malah malu mengakui mu sebagai istrinya.
Suami macam apa dia? Kenapa bisa-bisanya kamu menikah dengan laki-laki sepertinya.
Maafkan aku jika karena kecelakaan itu membuat wajah kamu rusak, dan harus kehilangan orang tua.
Aku pun juga sama telah kehilangan kedua orang tuaku. Tapi Allah masih sayang padaku. Dengan aku diberi kesehatan dan tanpa sakit sedikit pun.
Sebagai penebus rasa bersalah, aku berjanji akan menjadi kaki mu. Memastikan kamu benar-benar sehat dan bahagia. Barulah aku memikirkan masa depan ku sendiri.
Semoga kamu cepat sembuh Mala." bisik laki-laki itu tepat di telinga Mala. Ia merapikan anak rambut wanita di depannya yang sedikit berantakan.
Cukup lama ia duduk menemani Mala, hingga akhirnya terdengar suara gaduh dari luar. Bergegas ia kembali ke brankarnya.
"Don, lain kali sebaiknya kita pesen makanan online saja. Makanan di rumah sakit itu ternyata tidak ada yang enak."
"Iya bu. Atau kalau tidak, ibu bawa bekal dari rumah saja. Kan ibu jago masak."
"Halah, seperti orang miskin saja sih Don. Masa harus bawa bekal dari rumah."
"Habis makan ibu ngantuk nih. Ibu tidur dulu ya."
Wanita itu segera menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Sedangkan Doni merogoh handphone, lalu mulai sibuk berselancar di dunia maya.
Ia berfoto dengan Mala lalu menguploadnya di sosial media Facebook.
Tak lupa menambahkan caption: Menunggu istri tercinta di rumah sakit. Semoga segera sembuh ya sayang.
Tak berapa lama kemudian, sederet feed back masuk ke akunnya.
Ia membaca berbagai komentar dengan senyum jumawa. Pasalnya selain mendoakan kesembuhan Mala, mereka semua juga memuji perbuatannya.
Menganggapnya sebagai pria yang sangat bertanggungjawab pada istrinya.
Namun ada satu komentar yang cukup nyeleneh. Dari akun sweetie girl. Hingga ia membacanya berulang-ulang.
'Wow, suami yang baik dan pengertian, sangat bertanggung jawab. Aku suka lelaki seperti itu. Coba saja kalau masih ada stok laki-laki seperti itu. Aku juga mau satu Tuhan.' komentar itu disertai emoticon berdoa dan love. Membuat Doni tersenyum merekah.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘