NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pria Beristri

Terpaksa Menikah Pria Beristri

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Poligami / CEO
Popularitas:395.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Arip

Tidak ada gadis yang mau menikah dengan lelaki beristri, apalagi dalam keterpaksaan ibu tiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Penjelasan.

"Apa maksud kamu, sayang? Mama nggak mengerti sama sekali?" tanya Bu Dera menatap sayu ke arah anaknya.

"Sudahlah, mama jangan bebohong. Lani tahu mama sudah membuat masalah di rumah ini kan, asal mama tahu aku jadi yang tersalahkan!" jawab Lani mempelihatkan isak tangis pada sang mama.

Seorang ibu mana yang tega melihat anak semata wayangnya menangis, Bu Dera perlahan mendekat dan mulai memeluk Lani.

"Sini sayang .... "

Lani yang duduk di kursi roda kini menghempaskan tangan sang mama dan berkata," menyingkir, jangan pernah mama peluk aku sebelum masalah Kak Sarla selesai, dan mereka tak menjauhi Lani lagi."

Bu Dera terdiam mendengar bentakan dari anaknya sendiri, ia hanya bisa menitihkan air mata dimana Lani pergi dengan kursi rodanya.

"Ini semua pasti gara gara Lilia dan Sarla, awas saja anak itu." Gerutu Bu Dera melangkahkan kaki ke kamar anak tirinya.

Setelah sampai di kamar Sarla, Bu Dera mendengar suara tawa di dalam kamar, ia kini mengetuk pintu sembari berteriak memanggil anak tirinya itu.

Tok .... Tok .... Tok ....

"Sarla, keluar kamu."

Pintu terbuka, Sarla keluar dari dalam kamarnya dan bertanya, " ada apa mah?"

Palkkkk .....

Satu tamparan melayang pada pipi kiri gadis bercadar itu, ia menatap perlahan ke arah sang ibu tiri. " Kenapa, mama tampar Sarla? Apa salah Sarla?

Telunjuk tangan wanita tua itu mengarah ke arah wajah Sarla dan berkata," kamu bilang kenapa? Hah, masih belum jelas tamparan tadi?"

"Maksud mama apa, Sarla benar benar tak mengerti!" jawab Sarla, membuat wanita tua itu kini mengungkapkan kekesalanya," gara gara kamu Lani anakku menangis."

Dada Bu Dera naik turun, memperlihatkan bertapa kesalnya dan bencinya ia pada Sarla. Lilia yang berada di sisi kiri Sarla kini mendorong tubuh ibu tirinya hingga tersungkur jatuh.

Brakk ....

Tubuh Bu Dera mengenai hiasan bunga, ia tersungkur jatuh, pinggang terasa sakit, saat itulah ia berkata." Kurang ajar kamu."

Lilia, menjulurkan lidah, membuat wanita tua itu murka, ia kini bangkit dari atas lantai." Dasar anak tidak tahu diri. Sini kamu."

Menarik tangan Lilia, mendorong tubuh mungil anak tirinya hingga tersungkur jatuh.

"Kalian ini pantas mendapatkan semua ini."

Sarla mulai membangunkan adiknya yang menangis.

"Mama, Lilia ini masih kecil. Tak pantas mama dorong seperti ini." Hardik Sarla, kesal akan kekejaman ibu tirinya.

"Anak kecil seperti Lilia, pantas mendapatkan hal seperti itu, karena ia lancang dan nakal. " Bu Dera yang sudah dikendalikan akan amarah tak segan segan melayangkan sebuah tamparan untuk Lilia.

"Stop, mah. "

Bu Dera tetap melayangkan aksinya, hingga Sarla menahan tangan kanan ibu tirinya. " Mama jangan seenaknya melukai anak kecil seperti Lilia."

Sarla berusaha melindungi adiknya.

"Kalian adik kakak, memang sama sama bodoh."

"Bodoh, dasar nenek lampir. Kamu ibu yang tak berguna. Melahirkan anak cacat seperti Lani dan berusaha mengorbankan Kakak Sarla untuk dijadikan ladang uangmu."

Perkataan anak berumur sembilan tahun itu, membuat Bu Dera semakin murka.

"Kamu."

Sarla mengeratkan tangannya pada Lilia, agar Bu Dera tak macam-macam. Namun tangan wanita tua itu begitu kuat, ia menarik Lilia dan mencekik anak berumur sebilan tahun itu.

"Ahk, sakit."

Sarla mecoba melepaskan tangan ibu tirinya," lepaskan Lilia, ma."

Wanita tua itu seperti kesurupan, ia semakin erat mencekik Lilia, tak mau melepaskannya begitu saja.

"Kamu pantas mati, yang pantas hidup itu anakku Lani."

Sarla tanpa berpikir panjang, melihat sapu di dalam kamarnya, berulang kali memukul hingga wanita tua itu jatuh pingsan.

"Ayo, Lilia kita pergi dari sini. " Memegang tangan Lilia, berlari keluar dari dalam rumah.

Bu Dera terkulai lemah di atas lantai. Ia berusaha bangun, hanya saja rasa sakit pada punggungnya membuat ia tak mampu berdiri.

"Aw, sialan anak anak itu, aku harus beri mereka pelajaran, awas saja, bisa bisanya mereka membuat punggungku sakit seperti ini." Gerutu Bu Dera berusaha berdiri, memaksakan tubuh agar bisa berjalan, mengadu pada suaminya.

"Sarla, Lilia." Berjalan ke luar kamar, berharap kedua anak tirinya mendengar.

"Ke mana mereka?"

Pak Gunawan mendengar teriakan sang istri merasa terganggu, lelaki tua itu kini menghampirinya.

"Kenapa teriak teriak segala?"

Pertanyaan lelaki tua itu malah membuat Bu Dera kesal, ia melipatkan kedua tanganya, membuang wajah.

"Kenapa?"

"Aku lagi mencari kedua anak anakmu, Sarla dan Lilia!"

"Memangnya kenapa dengan mereka?"

Bu Dera mulai mempelihatkan punggung memarnya pada sang suami, menunjuk bekas pukulan Sarla dan berkata." Kamu lihat ini, mereka sudah menyakitiku. "

Melihat semua itu, malah membuat Pak Gunawan murka, " bisa bisanya mereka melakukan hal tidak baik. "

Berteriak, memanggil kedua anak anaknya." Sarla, Lilia." Urat leher terlihat menonjol saat memanggil kedua anak gadisnya.

"Sarla, Lilia."

Kedua anak gadisnya ternyata tengah menonton acara tv kesayangan mereka, membuat Pak Gunawan datang dan mematikkan acara tv itu.

"Loh pah, kenapa malah dimatiin siaran tvnya, kan jadi nggak seru."

Melempar remot pada Sarla, membuat Lilia, berucap." Jangan gitu dong, pah. Kita berdua ini anak papah, ada apa sih dengan papah?"

"Diam."

Mendengar bentakan sang papah, kedua anak itu berdiri. Dimana Lilia hanya bisa bersembunyi di balik punggung sang kakak.

Wanita tua yang menjadi ibu tiri mereka datang, dengan wajah liciknya." Ternyata kalian di sini."

"Ada apa pah?" tanya Sarla, berusaha besikap sopan pada sang papah. Kepala menunduk hingga Pak Gunawan memarahi mereka berdua." Apa yang sudah kalian lakukan terhadap Mama kalian sediri? Punggungnya sampai bengkak seperti itu?"

Sarla sebenarnya malas berdebat akan masalah barusaha bersama mama tirinya, hingga dimana Lilia memberanikan diri dengan berkata," Ini semua ulah nenek sihir itu, dia mencekik Lilia, coba saja kalau Kak Sarla nggak pukul tuh nenek sihir. Mungkin Lilia sudah mati."

"Jaga ucapan kamu. Anak nakal," bentak sang mama tiri pada Lilia.

Pak Gunawan berusaha menguasai perdebatan antara ibu dan anak." Sudah jangan berdebat, papah tanya sekali lagi sama kamu, Sarla?"

"Apa yang dikatakan Lilia, benar kok pah!" jawab Sarla, tetap pada pendirianya tak mau kalah dengan mama tirinya.

Pak Gunawan beralih menatap ke arah istrinya," kamu dengan itu Dera, apa semua ulah kamu?"

Bu Dera berusaha membela diri, ia tak mau tersalahkan akan masalah kecil ini, " Mereka hanya mengada ngada pah."

Bagaimana bisa Bu Dera berkata seperti itu," kami tidak mengada ngada, memang pada kenyataanya. Kalau saja Sarla tidak memukul punggung Bu Dera dengan sapu, kemungkinan besar Lilia akan mati di cekik wanita itu."

"Heh, kamu jangan memfitnah saya ya."

Bu Dera semakin kesal dan tak ingin mengalah.

Apakah Sarla mampu membuat sang mama tiri kalah?

1
aca
karma Daniel mana
aca
ne pembantu masih aja tolol
aca
laki tolol
aca
pasti wulan anak pembantu ini
aca
njirr tukang selingkuh di bela pembantu tolollll
aca
ne pembokat kok ngelunjak
aca
ini pembantu ikut campur mulu
aca
suami tolollll
aca
natasha berjilbab tp munafik
Erna Ladi Yanti
dasar laki2 plin plan
zhoedjie liem
kurang sat set si Danil ayo selidiki istri tercinta mu...
zhoedjie liem
rasain tu Wulan ketipu...
Umi Umi
menampar tu plakkk thor bukan palkk aih ceritamu bagus tapi syg tulisan bahasanya gak bisa dimengerti pembaca
fitri arip: 🤣🤣🤣 aduhh makasih umi, biar saya revisi. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Tia Hariani
lanjut sy suka , jadi penasaran
Nursan Mahmud
Ahh so tor buat penasaran aja🙈
muhammad affar
lamanya kedok wulan terbongkar
Jane Bsbd
ko jadi enak ya liat si Danil udah tau Wulan hina masih di pelihara semoga sarla dapat yg lebih dari si Danil kuk tu
Jane Bsbd
plin plan lakinya
but
kya nya pernah baca lani ini bukan anakx gunawan iya ga sih. apa dicerita lain ya 😂kalau iya kapan keungkap nya udh mau bab 200 mash gini2 aja
fitri arip: maju mudur cantik ya kak, santai. Nanti ada kok pembahasan lebih detai. 🤣🤣🤣🤣 yang sabar, autor hanya remahan repenyek yang menerima krisan sepenuh jiwa dari pembaca setia yang selalu autor cintai. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
kavena ayunda
karma buat wulan mana hadeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!