Ayana Malika Ifana, harus rela menjadi pekerja terselubung demi membayar uang sekolah, dirinya bekerja disebuah perusahaan sebagai cleaning servis karena usianya yang belum genap 17 tahun, jadi dirinya dipekerjakan diam-diam oleh tetangganya yang bekerja bebagai kepala bagian, dan karena membutuhkan uang AMI panggilan nama singkatan miliknya, rela menjadi pekerja terselubung untuk mendapatkan uang.
Dan dirinya juga harus terjebak dengan pria yang dia panggil OM, pria itu yang sudah membuat dirinya kehilangan semua mimpinya.
Bagaimana Ayana Malika Ifana, bisa melalui ujian hidupnya, dan dipertemukan dengan pria yang sudah matang untuk usianya yang belum genap 17 tahun.
Yukk ah, kepoin ceritanya, hanya di NovelToon, jika terdapat cerita yang sama maka itu adalah plagiat, karena saya hanya membuat karya ini hanya di NovelToon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ol, Olive
Berangkat sekolah yang biasanya naik angkot Ami lebih memilih naik sepeda karena selain bisa menghemat uang, dirinya juga bisa berolahraga dan mendapat sehatnya. Apalagi sekolahnya tidak terlalu jauh, hanya mengayuh sepeda selama kurang dari dua puluh menit dirinya sudah sampai.
Memang jauh jika yang melakunya orang kaya, tapi ini adalah Ami, gadis tangguh yang tidak malu dengan keadaannya yang dia alami, justru Ami masih bisa merasa bangga karena bisa sekolah tanpa harus melakukan hal tercela untuk mendapatkan uang di keadaan ekonominya yang mencekik.
Pukul tujuh lewat lima belas Ami selalu sudah sampai tepat waktu sebelum bel sekolah berbunyi.
"Hah, lama-lama betis gue gede kalau genap dua tahun nyepedah." Gumamnya yang baru saja menaruh sepeda nya diparkiran paling ujung, diantara motor-motor temanya.
"Eh, liat si Ami-Ami, dateng-dateng udah bau keringat." Sindir siswi yang baru saja datang dengan masih duduk di atas motornya yang seharga puluhan juta itu.
"Iyuuuh, Iding gue sensitif banget deh kalau bau yang begituan." Tukas teman satunya yang juga menaiki motor yang sama.
Ami hanya menghela napas, dirinya mengambil tas yang dia taruh di ranjang sepeda bagian depan.
"Cih, lu pada gak nyadar apa pada buka aib sendiri." Jawab Ami dengan wajah mengejek menatap ketiga orang siswi yang terkenal centil dan sok kecantikan di sekolahnya.
"Wah..wah.. lu ngajak war kita Miami." Teriak salah satu dari ketiga siswi yang terkenal rusuh.
Ami hanya berbalik dengan menjulurkan lidahnya, mengejek mereka semua yang bertambah kesal.
"Ami, akhirnya kamu datang juga." Wajah sahabat Ami begitu lega ketika melihat orang yang sejak tadi dia tunggu menampakkan wajahnya.
"Kenapa sih Ol, gue pasti datenglah, masa iya gue bolos." Jawabnya cuek dengan duduk di samping sahabatnya Olive, Ami menaruh tasnya di atas meja.
"Ihh.. Ami mah, nama aku Olive bukan Ol." Kesal Olive dengan wajah cemberut.
"Hehehe..habisnya aku suka manggil kamu Ol, ketimbang yang laen." Jawab Ami cengengesan.
Olive hanya membuang napas kasar, hanya Ami yang memanggilnya seperti itu, tidak ada yang lain.
Tak lama guru yang mengajar di jam pertama pun masuk kelas mereka.
.
.
.
"Ami aku duluan ya, bapak aku udah jemput." Olive menujuk mobil yang terparkir di depan gerbang sekolah, meskipun mobil bermerek sejuta umat tapi Ami senang melihatnya, karena sahabat nya masih mendapat perhatian dari ayahnya.
"Oke, gue juga mau langsung berangkat kerja, takut telat." jawab Ami dengan senyum.
Olive selalu senang melihat senyum Ami yang selalu ceria, meskipun Olive tahu kehidupan yang Ami jalani.
"Hati-hati ya Aya, besok libur kita main." Olive berkata sambil tertawa, melihat wajah masam Ami.
"Gue lebih suka lu panggil Ami sumpah Ol, geli dengernya." Ami bergeridik sendiri, tanda geli.
Olive hanya tertawa, dan berjalan sambil melambaikan tangan pada Ami.
"Kapan gue bisa di antar jemput pake mobil begituan." Gumam Ami sambil geleng kepala melihat Oliv yang dijemput ayahnya. "Meskipun mobil sejuta umat, lu gak bakalan dijemput bapak lu dodol." Ucapnya pada dirinya sendiri.
Ami tidak memiliki ayah, bagaimana dirinya bisa dijemput. Aneh-aneh aja.
Meskipun rasanya tidak mungkin, gadis yang giat dan ceria itu tidak tahu jalan hidup kedepannya, dirinya tidak akan bisa menolak jika nasib baik akan mengubahnya.
gak prhatian ma istri harta juga gk hbis2 buat apa mngabaikan istri kmu.istri hilang baru tahu rasa kmu