Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...
Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..
Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Guntur & Vidya
Gadis tersebut kaget melihat seseorang yang tidak ia kenal mengucapkan selamat ulang tahun padanya, tapi gadis itu menyambut uluran tangan Guntur, dan menjabatnya
"Makasih yah.." jawab gadis tersebut
"Oh yah kalo boleh, aku ngasih sesuatu buat kamu.." Tanya Guntur
Meski dalam keadaan bingung gadis itu menjawab dengan anggukan.
Guntur merogoh saku celananya, Kemudian berdiri ke belakangnya, Tanpa rasa malu dan ragu Guntur memasangkan kalung emas pada leher gadis itu, orangtua gadis itu dan para tamu hanya terdiam memperhatikan tingkah Guntur.
"Hey lo siapa? Seenaknya aja ke cewek orang ngasih hadiah.." Ketus cowok gadis itu, Lalu mendekat dan mendorong Guntur, Tapi Guntur diam tak berkata, Matanya tetap mengarah pada gadis itu.
Terlihat gadis itu memegang kalung dan memperhatikan liontin yang ada dikalung tersebut.
"Yang.. Kamu kenal cowok ini.." tanya cowok gadis itu , tapi gadis itu hanya terdiam mengamati liontin pada kalung tersebut.
"Brengsek lo datang-datang mau ngacauin acara cewek gue,.." gertak cowok tersebut sambil menunjuk hidung Guntur tapi Guntur masih diam tak membalas perlakuan cowok gadis tersebut
"Yang.. Cepet buka itu kalung.. Nanti aku belikan kalung yg lebih bagus dari itu..." Terdengar suara cowok gadis itu karena tak terima dengan hadiah Guntur, Terkesan melecehkan pemberian Guntur.
Lalu sang cowok mencoba meraih kalung tersebut, gadis itu masih memperhatikan liontin pemberian Guntur, saat tangan cowok tersebut akan merampas kalung, sang gadis menepiskan tangan cowok tersebut, akibatnya cowok tersebut makin marah lalu memegang tangan gadis tersebut dengan kasar lalu tangan yang satunya ke arah leher gadis tersebut untuk merampas kalung yang menempel pada leher gadis tersebut. Melihat perlakuan kasar cowok tersebut, ayah sang gadis membentak cowok tersebut.
"Hey kamu Apa-apan, seenaknya main kasar ke putri saya.." Teriak ayah gadis itu sambil menepis tangan yang akan merampas kalung tersebut.
"Tapi om.. Ini cowok dah ngacauin acara yang saya buat, trus seenaknya aja ngasih hadiah..." bela cowok tersebut
"Kamu itu baru jadi pacar saja udah kasar begitu apalagi putri saya dah jadi istri kamu, kamu bakalan siksa putri saya.." ayah gadis itu tetap tak terima atas perlakuan yang tadi atas putrinya.
"Tapi om.. Kok saya yang dimarahin bukan nya cowok ini yang seenaknya datang.. Kenal juga enggak, bikin kacau acara orang aja. Hey lo pergi sana.." usir cowok tersebut sambil mendorong
"Diam kamu. Lama-lama saya muak sama tingkah kamu, sekarang Om mau tanya ini pesta siapa? putri om kan? trus apa putri om keberatan saat ini cowok memberikan hadiah? tidak kan.. Malahan kamu yang mengacaukan acara putri saya.." bentak ayahnya gadis tersebut
"Maaf om, jika kehadiran saya tak berkenan dan mengganggu, gak maksud untuk mengacaukan acara putri om, gak tau aja saya liat putri om langsung aja saya pengen ngasih hadiah ke putri om. Sekali lagi maaf om.. Sy pamit dulu.." ujar Guntur lalu beranjak keluar meninggalkan tempat tersebut
Melihat suasana yang makin memanas di acara pesta orang lain, Guntur merasa tidak enak perasaannya sudah mengganggu acara yang memang Guntur tidak mengenali gadis tersebut..
Ketika diluar Rainer langsung merangkul sahabatnya.
"Tenang bro.. Sabar nanti akan indah waktunya kok.." ujar Rainer sambil tersenyum
"Gue salut ke lo, lo masih bisa nahan emosi lo pas nerima perlakuan cowok itu beda jauh sama tadi dikampus.. Hahaha.." tawa Bimbim sambil menepuk pundak Guntur
"Apa perlu gue embat tuh cowoknya itu.." ujar Sakti
"Ah udah lah gue yang salah, cewek orang diembat. Yuu ah kita kesana lagi.." balas Guntur sambil beranjak ketempat dimana mereka tadi berkumpul
"Hahaha.." tawa semua sambil mengikuti Guntur
Guntur melirik kedalam cafe terlihat gadis itu sedang bicara dengan cowoknya terlihat seru seperti sedang bertengkar. diantaranya ada ayahnya gadis itu menengahi diantara mereka.
Kelima sahabat ini pun kembali ketempat dimana awal berkumpul mereka kembali mengobrol bercanda dengan riang.
"Gimana guys ide kita, Untuk bikin usaha distro, Mumpung prospek lagi bagus nih gue punya kenalan nih di Bandung, dia punya outlet banyak disana.,." seru Badai yang mengajak teman temannya
"Oke ide bagus tuh, trus rencananya mau bikin dimana itu distronya.." tanya Guntur
Tapi seluruh temannya gak ada yang jawab semua hanya memandang kearah belakang Guntur.
"Hey guys kok malah bengong.. Liat apaan sih,?." Guntur menoleh kebelakang, ketika melihat deg..
Ternyata dibelakang Guntur telah berdiri gadis yang tadi berulang tahun
Sesaat mereka terdiam..
"Eh kita-kita mo pesen minum dulu sekalian cari rokok, lo mau nitip.?." Tanpa menunggu jawaban keempat sahabat Guntur meninggalkan Guntur berdua.
Suasana masih terdiam, Guntur gak nyangka bahwa gadis yang tadi mau datang menghampiri dia, untuk mencairkan suasana dan rasa kikuk Guntur bertanya basa-basi
"Eh.. Kenapa kok kamu disini ninggalin pestanya..?" tanya Guntur
"Udah beres tadi..” Jawabnya
"Oo trus orangtua kamu mana?" sambil menengok kiri kanan sperti mencari seseorang
"Dah pulang barusan...!!" Balas gadis itu
Guntur langsung mengarah matanya ke arah mobil alphard hitam tadi terparkir, Dan ternyata memang sudah gak ada ditempat.
"Ooo.. " Guntur menangguk
"Maaf kalo boleh tau nama kakak siapa yah..? " gadis itu balik bertanya
"Eh.. Waduh kakak, padahal umur gue baru 19 taun dia 22.." dalam hati Guntur
"Guntur.. Nama gue Guntur. Gak usah pake kata kakak, gak enak.. Pait kalo pake kakak.." jawab Guntur mencoba bercanda dan untuk menghilangkan ke kikukannya dengan berbicara gue lo.
"Trus nama lo siapa? Boleh gue tau.." tanya Guntur
"Laah.. Aku kira kamu dah tau.. Makanya kasih aku nih kalung.." jawab gadis tersebut.
"Engga suer gue gak tau .. " timpal Guntur
"Lho kok bisa.. Trus maksud lo kasih hadiah ini apa..? " gadis itu penasaran dan kembali bertanya
"Gue juga gak ngerti.. Tadi pagi Gue kepengen bawa tuh kalung , trus gue pengen ngumpul disini trus liat lo langsung pengen ngasih tuh kalung.. gak tau gue juga suuerr.." papar Guntur polos
Terlihat wajah gadis sedang berfikir memikirkan perkataan Guntur. Lalu membuka kalung dilehernya lalu memberikan kalung tersebut ke Guntur
"Eh.. Gue dah ngasih ke lo.. Dah pake aja.. " tolak Guntur enggan menerima
"Makasih kamu dah ngasih aku kalung ini, tapi coba kamu perhatiin nih kalung.."
Guntur nerima kalung itu dan mengamati kalung.. Kalung berbandul liontin berbentuk V
"Coba kamu balik liontin itu.. " perintah gadis tersebut
Guntur membalikan lontin tersebut terlihat ada tulisan terpatri dibalik liontin. dibacanya tulisan tersebut dan membacanya "VIDYA - 20 agustus 95"
"Ooo Ini sih nama nenek gue yg gue sayangi, dia dah meninggal tahun lalu seminggu setelah kakek aku meninggal. Dulu dia cerita bahwa kakeknya memberikan ini kalung sebagai hadiah ulang tahun pas saat melamar dia, cuma ada kesalahan ketik di tanggal hari ulang tahunnya seharusnya 65 jadinya kebalik 95. emang kenapa..?" Guntur menerangkan nama yang terpatri di liontin tersebut
"Kalo boleh tau Nama kakek nenek kamu siapa.?." Tanya gadis tersebut
"Nama nenek gue Vidya Sukmadiningrat dan kakek gue sama dengan gue cuma belakangnya aja yang beda. Gue Guntur Jayakarsa dan kakek gue bernama Guntur Jayawinata. Kenapa kok bawa bawa kakek nenek gue sih.. Ada apa.?." Guntur penasaran
Sejenak Gadis itu terdiam menatap mata Guntur. Dalam benaknya hanya terpikir
"Apakah ini takdir?"
"Kamu tau tanggal berapa hari ini?" tanya gadis itu
"Tanggal 20 agustus.. Emang kenapa.. ??" Guntur balik bertanya
"Ya ini tanggal 20 agustus, hari ulang tahun aku. 22 tahun aku dilahirkan . Aku lahir tanggal 20 agustus 1995 dan orang tua aku kasih nama aku VIDYA SUKMADILAGA katanya itu diambil dari nama seseorang yang menolong mereka saat akan melahirkan." jawab gadis itu yang ternyata bernama Vidya
Guntur hanya melongo mendengar pemaparan Vidya.. Dalam hati Guntur.
"Nek apakah ini doa harapan yang kau berikan untuk takdir jodoh aku.. "
Semenjak saat itu Guntur dekat dengan Vidya, tanpa mengucapkan kata-kata cinta diantara mereka, mereka makin akrab dan mesra. Mereka sadari dihati mereka timbul perasaan yang lebih diantara mereka, perasaan itu adalah rasa nyaman, rasa menyayangi, rasa mencintai dan rasa memiliki, diantara Guntur dan Vidya
Cinta mereka mengalir apa adanya. Layaknya air yang mengalir di sungai. Meskipun, ada yang menghalangi tetap aja mengalir.
Cinta ini memang aneh.Tapi inilah terjadi
"Hey say kok malah melamun.. Kenapa ragu yah.?. " tanya Vidya
"Gak, cuma gue sangaaat.. saaangat.. beruntung dapatin lo.. Pasti gue akan berusaha membahagiakan kamu.. Setelah lulus aku akan cari pekerjaan dan langsung melamar kamu.." ujar Guntur
"So sweet... Emang kamu gak malu melamar gadis yang lebih tua darimu.? Tanya Vidya
"Sekarang aku balik bertanya, apa kamu malu punya suami lebih muda dari kamu.. ?" Guntur balik bertanya
Vidya diam hanya gelengan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan yang Guntur berikan.
"Maka itulah jawaban gue.." jawab Guntur
Vidya meneteskan air mata lalu memeluk erat pinggang Guntur
Memang Vidya usianya 3 tahun lebih tua dari Guntur. Tapi cinta memang tak memandang usia.
Guntur membalas pelukan Vidya lalu mencium kepala Vidya. Dalam hati dia berkata.
"Nek makasih atas doa yang kau berikan akan jodohku ini.."
Ya Allah terima kasih atas takdir jodoh yang Kau berikan pada ku, tak kan ku sia-siakan wanita cantik yang telah Kau titipkan padaku"
"Yu ah dah sore kita ke penginapan," ajak Guntur lalu mereka meninggalkan danau
...****************...
Di Penginapan..
Klik..
Pintu kamar penginapan dibuka Vidya, terlihat Sakti dan Fitri sedang duduk berdua di sofa.
"Hey Fit mana Sarah belum kembali dia.?." Tanya Vidya
"Belum tuh mungkin bentar lagi, tadi dia bilang mau sekalian beli cemilan.." jawab Sarah.