Siapa sangka niatnya merantau ke kota besar akan membuatnya bertemu dengan tunangan saudara kembarnya sendiri.
Dalam pandangan Adam, Emilia yang berdiri mematung seolah sedang merentangkan tangan memintanya untuk segera memeluknya.
"Aku datang untukmu, Adam."
Begitulah pendengaran Adam di saat Emilia berkata, "Tuan, apa Tuan baik-baik saja?".
Adam segera berdiri lalu mendekat ke arah Emilia. Bukan hanya berdiri bahkan ia sekarang malah memeluk Emilia dengan erat seolah melepas rasa rindu yang sangat menyiksanya.
Lalu bagaimana reaksi tunangan kembaran nya itu saat tau yang ia peluk adalah Emilia?
Bagaimana pula reaksi Emilia diperlakukan seperti itu oleh pria asing yang baru ia temui?
Ikuti terus kisah nya dalam novel "My Name is Emilia".
***
Hai semua 🤗
ini karya pertamaku di NT, dukung aku dengan baca terus kisah nya ya.
Thank you 🤗
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Makan Malam Spesial
Jarum jam menunjukkan pukul 7 malam. Terlihat sepasang kekasih memasuki sebuah restoran mewah di tengah kota. Mereka adalah Adam dan Emelda.
Adam sudah memesan tempat khusus di restoran tersebut. Ia memesan tempat di lantai 3, lantai teratas restoran yang di kelilingi oleh dinding kaca yang dapat menampilkan dengan jelas keindahan lampu-lampu kota yang gemerlap dan gedung-gedung perkotaan yang tinggi menjulang.
Tidak ada siapapun disana selain mereka berdua. Adam benar-benar sudah merencanakan dengan baik. Ia tidak mau ada yang mengganggu nya nanti saat ia sedang membicarakan hal serius pada Emelda.
Suara alunan musik yang berasal dari piano mengalun indah di telinga. Hiasan ruangan yang bertema serba putih terlihat sangat indah. Bunga-bunga yang berada di ruangan itu pun bernuansa putih semua. Benar-benar menambah keromantisan suasana malam itu.
Mereka telah duduk di tempat yang sudah dipersiapkan. Sesekali Emelda menoleh ke kiri ke kanan memastikan bahwa hanya ada mereka saja disana tanpa pengunjung yang lain. Hanya terlihat beberapa pelayan yang berdiri tegak dengan seragam yang rapi, seolah siap menerima perintah dari pelanggan VVIP itu.
“Apa kau sudah merencanakan ini dari jauh-jauh hari?” tanya Emelda penasaran.
“Merencanakan apa?” kata Adam balik bertanya.
“Aku tidak lihat ada pengunjung lain disini.” Tanya Emelda yang lagi-lagi memperhatikan sekitarnya.
Adam hanya tersenyum tipis lalu menjawab, “Aku baru menyiapkan nya hari ini.”
“Untuk apa? Aku rasa aku sedang tidak berulang tahun. Ulang tahunmu juga bukan.” Tanya Emelda penasaran.
Belum sempat menjawab, datang beberapa pelayan menyajikan berbagai hidangan di atas meja mereka.
“Makan lah dulu. Nanti juga kau akan tau.” Jawab Adam yang membuat Emelda mengernyitkan alis nya.
Mereka pun memulai makan malam dengan hening. Adam masih belum mau menjelaskan alasan nya mengajak Emelda makan malam itu. Hingga akhirnya makanan utama pun lesap dilahap sepasang kekasih itu. Mungkin karna sama-sama baru pulang kerja jadi mereka memang benar-benar lapar.
Setelah itu dessert pun dihidangkan di atas meja. Dessert berupa chocolate brownie dengan ice cream vanilla sebagai topping tak lupa cherry merah di atasnya terlihat sangat menggiurkan.
“Kau suka?” tanya Adam yang melihat Emelda melihat dessert di depannya dengan mata berbinar.
“Sangat suka.” Jawab Emelda dengan tersenyum senang.
“Makan lah. Aku memesan khusus untukmu. Benar-benar khusus.” Kata Adam lalu mengedipkan sebelah matanya pada Emelda.
Emelda mulai menyendoki dessertnya lalu memasukkan ke mulut. Perfect! Rasanya benar-benar memanjakan lidah. Emelda pun berniat menyendoki dessert nya lagi.
Tapi...apa ini? Kenapa seperti ada yang mengganjal di dalam nya? Agak sedikit susah disendok. Emelda mulai sedikit mengacak dessert nya dengan sendok lalu tiba-tiba ia menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut.
“Sayang...” panggilnya kepada Adam.
“Kenapa sayang?” Adam pura-pura tidak tau.
Emelda mengeluarkan sebuah cincin berlian bermata biru dari dalam dessert nya lalu menunjukkan pada Adam.
“Apa ini sayang?” tanya Emelda meminta penjelasan.
“Ohhh itu setau ku namanya cincin, sayang.” Jawabnya menyebalkan.
“Aku tau ini cincin. Tapi apa maksudmu memberikan cincin ini padaku?” tanya Emelda lagi.
Adam tak menjawab. Ia mengambil cincin di tangan Emelda. Membersihkan nya sedikit dengan tissue lalu meraih tangan Emelda dan menyematkan cincin di jari manis wanita pujaan hatinya itu.
Emelda hanya diam menyaksikan Adam memasangkan cincin di jari manisnya. Apakah Adam bermaksud melamarnya atau bagaimana?
“Ini sebagai bukti kalau aku ingin membawa hubungan kita ke arah yang lebih serius lagi.” Jawab Adam dengan tenang.
“Apakah kau melamarku untuk menikah denganmu?” tanya Emelda.
“Itu jika kau mau. Tapi aku tidak akan memaksamu untuk menikah dalam waktu dekat. Aku tau kau belum siap. Tapi setidaknya, mari kita bertunangan. Aku benar-benar ingin serius padamu, Emelda.” Adam menjelaskan dengan tenang sambil masih menggenggam jemari Emelda yang terpasang cincin tadi.
Emelda tersenyum lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Adam akan secepat ini mengajak nya bertunangan. Punya kekasih seperti Adam yang hampir sempurna itu siapa yang tidak was-was kalau suatu hari nanti ada wanita lain yang menggodanya.
Emelda mengangguk. Lalu berkata,
”Baiklah Adam. Aku mau bertunangan denganmu. Terimakasih karna kau telah serius menjalani hubungan ini denganku. I love you, Adam.”
Adam pun tersenyum lebar. Membuat ketampanan nya makin meningkat.
“Terimakasih juga sayang karna kau mau setia di sisiku. I love you more, Emelda.”
Adam mengecup punggung tangan Emelda beberapa detik. Emelda terlihat sangat bahagia. Adam pun tak kalah bahagia. Ia sangat puas karna makan malam spesial yang ia rencanakan berjalan dengan sempurna.
nana naannananaa