Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KULIAH
Mia begitu semangat memulai hari sebagai mahasiswi jurusan Bisnis.
Bella adalah seniornya, tepatnya 1 tahun di atasnya.. sedangkan kak rian terpaut 2 tahun dengan nya.
Dengan penampilan yang tidak begitu mencolok tapi rapi dan bersih.. mia berharap masa muda nya di kampus akan berwarna.. setidaknya mengurangi sakit saat di rumah paman Atmaja.
Atmaja menyiapkan mobil untuk mia juga.. jaga jaga supaya media tidak mengendus kebusukan mereka.
Tapi bella makin geram karna bisa bisa nya sepupu nya itu mendapat fasilitas seperti dirinya. dia tidak mau.
"Selamat datang adik.." ucap bella dengan senyum devil penuh rencana. Mia tak banyak merespon, karna salah sedikit saja dia akan di marahi oleh bella.
"Kalau papa tetap membuat kamu di dekat kami, maka aku akan membuatmu tak tahan berada di sini" batin bella menyeringai. dia keluar dari mobil mewah berjalan begitu anggun melewati tiap mata yang menatapnya penuh puja.
"Bell.."
"Siapa itu tadi di mobil lo?" teman teman bella mulai menanyakan perihal wajah polos yang keluar dari mobil bella.
"Sepupu gue.. papa sama mama gue yang rawat, soalnya kasihan udah yatim piatu" jelas bella licik.
"Wah.. baik banget sih keluarga lo bell.. salut gue"
Bella seakan mendapat ide baru untuk mengerjai mia. sepertinya akan menyenangkan mengerjai mia di kampus dan di rumah. dia berjalan masuk setelah banyak bisik bisik yang memuji keluarganya.
.
.
.
Mia melangkahkan kaki nya menuju gedung besar itu. ada beberapa pasang mata yang menyelidik ke arahnya.. dengan bisik bisik yang tak di hiraukan oleh mia.
"Kok dia keluar dari mobil Bella atmaja?"
"Iya.. siapa ya?"
"Adiknya kali.."
"Huust atmaja hanya punya 2 anak"
"Anak angkat paling"
"Heh.. kalian lupa berita tentang sepupu bella dan rian yang di pungut oleh keluarga atmaja"
"...."
Mia berjalan berusaha menepis semua yang dia rasa tidak perlu. dia kesini ingin belajar.. dia memiliki cita cita supaya bisa keluar dari keluarga paman nya.
Mia menyusuri gedung fakultas nya.. setelah mendapat ruangan, dia berjalan tanpa berusaha menjadi sorotan. dia masuk ke dalam kelas dan melilih duduk di kursi pojok yang tidak begitu ramai.
Mia ingin kehidupan kuliahnya lebih tenang.. dia tidak ingin memiliki musuh, tak ingin berharap dapat sahabat baik juga. cukup dulu saat SMA dia gagal menjaga sahabatnya.
Iya.
Saat SMA dia memiliki satu orang sahabat perempuan, dari keluarga sederhana.. tapi loyal dan ceria.
Tapi, itu tak bertahan lama.. karna sepupunya.. bella, menghadang sahabatnya yang tak tau apa apa. Walaupun bella tak melukai fisik sahabatnya.
Tapi mia memilih menghindar, dia tidak mau sahabat dan keluarga nya mendapat masalah hanya karna berteman dengannya.
Maka saat ini mia tak menginginkan hal lebih. cukup tak di ganggu saja sudah lebih baik untuknya. dia memikirkan banyak hal yang bahkan tidak pernah di bayangkan oleh keluarga pamannya. dia memiliki rencana besar di depan mata. dia diam untuk sekarang. tapi nanti? kita lihat saja.
.
.
Hari hari berlalu, mia tak mengalami kesulitan saat di bangku perkuliahan. walaupun di rumah paman nya dia tetap menerima perlakuan tak menyenangkan dari bella dan nyonya lia.
Bella yang tak bisa melihat mia baik baik saja sedang menyusun rencana. rasanya ada yang kurang jika tidak mengganggu mia barang sedetik saja.
Di kampus.
Mia rian dan bella datang tidak bersamaan.. karena jam mata kuliah mereka juga berbeda.
Dugh..
"Eh.."
mia terpekik kaget saat tiba tiba di sampingnya bella terjatuh padahal tidak menyentuh apa apa.
"Hiks hiks.." mia semakin bingung melihat bella menangis padahal tidak terjadi apa apa. mia ingin membantu bella, tapi.
Mia tersadar saat mereka berada di kerumunan kampus. ada banyak pasang mata yang melihat mereka. jika di lihat sekilas saat ini, bella seakan sedang di bully oleh mia.. dan itu semua rencana busuk bella.
"Kak.. ayo bangun" mia dengan pelan menyodorkan tangannya.
Tapi dengan liciknya bella seakan membuat mia mendorongnya jatuh ke bawah. semua mata sedang menonton dan merekam kejadian baru ini.
"Hiks hiks.. aku tidak akan merepotkanmu, jangan dorong aku hiks" dengan akting totalitas, bella mampu membuat orang orang menghujat mia.. bahkan bella semakin gencar ber akting saat mahasiswa mengeluarkan ponsel mereka.
Bella berdiri dengan pelan dan jangan lupa wajah polos seakan akan jadi korban. dia berjalan pelan. pura pura kesakitan menuju kelasnya. meninggalkan mia dengan banyak kutukan dan makian di sekelilingnya.
Mia..
Dia melihat dan mendengar semua cemooh yang datang padanya pagi ini. bisa di pastikan bahwa dia akan jadi bulan bulanan mahasiswa beberapa minggu ini.
Mia tersadar, pantas saja jatuhnya bella tadi begitu estetik dan pas di tengah kerumunan. ternyata sepupu nya itu masih ingin melihatnya menderita.
"Ayo mia.. kita semangat" gumam mia dalam hati menepis pandangan tak suka dari orang orang.
*
*
*
Mia mengalami banyak hal buruk di lingkungan kampus.
hal itu tak lepas dari hasutan bella. teman teman bella bahkan tak segan merundung mia di kamar mandi.
Bahkan artikel di media kampus pernah viral dengan foto mia dan bella. tentu saja judulnya menyudutkan mia.
Sudah banyak berita miring tentang mia di kampus, dan dia tidak berusaha mengklarifikasi. karna hasilnya akan percuma.
bella selalu membalikkan fakta. seakan akan mia lah orang jahat nya.
Di gedung fakultas yang berbeda.
Rian tak bisa menutup mata dan telinga. berita tentang bella dan mia menjadi perbincangan teman teman nya.
"Rian.."
"Ih gila banget tuh sepupu kalian.."
"Kasian banget bella, kok kalian mau sih mengurus anak tidak tau terima kasih begitu"
Sungut sungut dan ejekan datang ke telinga rian.
tapi rian tak menggubrisnya. biarkan saja, adiknya itu memang sangat mirip dengan mama. mereka punya sifat iri dan keras kepala yang sama.
Tanpa sepengetahuan siapapun, rian melihat sepupunya.. apakah dia baik baik saja.
Bahkan mia selalu tersenyum ramah kepada mereka semua yang sudah memojokkan dan menghujat nya. entah terbuat dari mana hati mia.
Citra mia begitu buruk, tak ada yang mau berteman dengannya. bahkan ada dosen dengan terang terangan menunjukkan ketidak sukaannya pada mia.. tentu saja. karna Keluarga atmaja adalah orang yang berpengaruh di kampus ini.
Mia bodo amat, sudah terlanjur basah.. dia ingin menyebur sekalian.
Mia berencana untuk mencari kesibukan selain di kampus dan rumah atmaja. dia ingin mencari kerja parttime atau magang.. jika dia di terima.
Di rumah.
"Paman.." ujar mia pelan
"Hem" dengan tak berselera atmaja menanggapi mia.
"Aku ingin magang 2 minggu lagi. supaya tidak terlalu jauh.. apakah aku boleh mencari kos kosan murah dekat jalan X?"
Atmaja, rian, bella dan lia langsung mendongak dengan pikiran yang berbeda.
Bella dan mama lia tentu tak setuju, ngapain anak pungut itu magang.. tugasnya di rumah adalah membantu para pembantu di sini.
Atmaja berfikir dan menimbang nimbang. walaupun dia gila harta tapi dia tak sekejam lia dan bella yang melakukan kekerasan fisik pada mia.
"Dia pasti ingin bebas dari sini pa" sahut bella mengadu domba
"Dia pasti keberatan membantu bella dan mama di sini" tambah bella berusaha mengompori.
"Kheem."
"Dengar, saya izinkan untuk magang tapi tetap dari rumah ini. apa kamu ingin nama keluarga Atmaja buruk di luar sana!" tegas atmaja menatap mia
"Tapi pam.."
"tetap di rumah ini atau tidak sama sekali"
mia akhirnya mengalah.. syukur syukur di beri izin. tak apalah jaraknya cukup jauh.
"Permisi paman" sopan mia undur diri dari sana.. dia melihat bella dan lia tersenyum puas. sedangkan pria pengecut di sofa seberang tak banyak bicara.
Mia tau rian tidak membencinya.. tapi mia juga tak membutuhkan tatapan kasihan itu. lebih baik rian ikut membencinya daripada setengah setengah begitu.
BERSAMBUNG..