Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
"Loh tumben Mas Bizar udah pulang?"kaget Kinara saat dia keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Sedangkan Abidzar sedang duduk di sofa menunggu Kinara.
"Memang kenapa kalau pulang jam segini?" tanya Abidzar sambil mendekat ke arah Kinara yang juga berjalan menuju meja rias. Tapi sebelum duduk, Abidzar menarik tangan Kinara sehingga membuat tubuh mereka bertabrakan.
"Astaghfirullah... Bikin kaget aja sih Mas Bizar." kaget Kinara. Tapi Abidzar tak menjab dia malah menatap dalam kearah Kinara dengan rambut basahnya menambah kecantikan dan Sexy wajah Kinara di mata Abidzar. Sejenak dia terpaku melihat wajah cantik alami Kinara
"Kamu kenapa Mas?" tanya Kinara melihat ada yang aneh dengan tatapan Abidzar.
"Apa kamu menggodaku? Dengan menggerai rambut basahmu seperti ini?" tanya Abidzar kembali menarik dan merapatkan pinggang ramping Kinara. Kinara menahan dengan kedua tangannya.
"Kamu kenapa Mas?" Tanya Kinara.
Abidzar malah semakin menatap dalam kedua bola mata Kinara. Membuat Kinara tak nyaman. Ada perasaan aneh saat melihat tatapan suaminya. Walau penampilan culun, tapi mau bagaimanapun dia suami Kinara dan bos amembuat detak jantung Kinara berdetak kencang tak karuan. Begitupun dengan Abidzar yang merasakan debaran yang sama saat bersentuhan dan berdekatan seperti ini dengan Kinara.
Sebelah tangan Abidzar menyentuh pipi Kinara. Kemudian turun menyentuh bibir ranum milik Kinara yang dari tadi sudah membuatnya tergoda.
"Mas Bizar..." panggil Kinara saat tangan Abidzar menyentuh lembut bibir Kinara. Dengan perlahan Abidzar mendekat dan menc*um bibir istrinya untuk pertama kalinya. Mendapat ci*man mendadak dari suaminya membuat Kinara diam terpaku. Lututnya terasa lemas. Apalagi mantan duda itu menc*um bibir Kinara dengan penuh kelembutan. Membuat Kinara juga sempat terbawa suasana dengan lembutnya perlakuan dari Abidzar pertama kali padanya. Abidzar melepas pagutannya saat merasakan Kinara mulai sesak. Begitupun dengan nafasnya mulai terengah. Apalagi di bawah sana yang sudah lama tidur, kini ikut bangun.
"Itu hukuman untukmu. Jika kamu nakal maka aku akan menghukummu lagi dan akan lebih dari itu." bisik Abidzar dan segera masuk kedalam kamar mandi menidurkan adiknya yang malah ikut terbangun karena keisengannya kepada Kinara. Dia masih terbawa emosi dan kesal saat melihat Kinara dekat dengan Kevin saat tadi di proyek. Entah kenapa dia ingin sekali melampiaskan kekesalannya dan tak suka melihat kedekatan mereka. Apalagi melihat senyum dan tawa Kinara. Sedangkan Kinara masih diam menyentuh bibirnya yang tadi dic*um oleh Abidzar.
"C*uman pertamaku... Jantungku juga tak aman. Keterlaluan Mas Bizar. ahhh, c*uman pertamaku dicuri..." teriak Kinara dan masih bisa di dengan Abidzar karena dia masih berada di belakang pintu kamar mandi.
"Apa? Jadi itu c*uman pertama dia? Pantas saja dari tadi dia diam dan kaku kayak patung." ujar Abidzar sambil menyentuh bibirnya sendiri dan tersenyum. Sedangkan Kinara dia turun ke lantai bawah untuk membuat makan malam mereka. Abidzar turun lebih cepat dan duduk di kursi meja makan sambil melihat Kinara yang sedang memasak. Kinara terlihat tak peduli dengan keberadaan suaminya. Dia masih kesal dengan apa yang sudah dilakukan oleh Abidzar.
"Jadi tadi c*uman pertama ya? Beruntung sekali dong aku Suami culun ini bisa mendapatkan c*uman pertama dari istriku. Pantas saja kamu tadi seperti patung. Kaku." ujar Abidzar yang ingin membuat Kinara kesal.
"Tau ah." kesal Kinara tidak melihat ke arah suaminya dan fokus dengan masakannya. Dengan iseng Abidzar malah mendekat dan memeluk Kinara dari belakang. Niat hati dia ingin mengisengi Kinara. tapi malah dirinya yang merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Aroma tubuh Kinara membuatnya nyaman. Dan juga jantungnya berdebar tak karuan.
"Kenapa? Mau iseng lagi?" kesal Kinara membalikkan badannya hingga mereka berhadapan. Abidzar malah gagal fokus dengan bibir Kinara.
"Ingat katanya kamu menunggu mantan istri tersayang. Jangan begini Mas Bizar. Jangan memberi harapan. Jika pada akhirnya kita akan berpisah. Lebih baik bersikap biasa saja seperti sebelumnya." ujar Kinara melepaskan tangan Abidzar yang melingkar di pinggang Kinara. Abidzar tak mampu berkata-kata. Kemudian dia duduk di tempatnya kembali tadi. Entah kenapa saat Kinara berbicara seperti itu dia merasa ada sudut hatinya yang sakit.
"Makanlah Mas." Kinara sudah selesai memasak dan Abidzar masih saja melamun.
"Aku akan tidur di bawah. Di sofa itu." ujar Kinara menunjuk sofa yang ada di depan televisi.
"Kenapa?" tanya Abidzar heran.
"Tidak apa-apa." jawab Kinara.
"Terserah. Dan lupakan kejadian tadi. Anggap saja tidak terjadi apa-apa antara kita." ujar Abidzar.
"Baik." jawab Kinara. Membuat Abidzar tak percaya dengan cepat Kinara setuju seperti itu tanpa merengek.
"Apa kamu tidak keberatan? Dan setuju begitu saja?" tanya Abidzar penasaran.
"Semua sudah terjadi dan tak akan bisa diputar kembali. Salah satu resiko yang harus aku terima. Toh aku memang sudah istrimu. Tapi yang mengganjal dihatiku masih ada masalalu dihatimu Mas. Jika memang tidak bisa mencintaiku jangan beri aku harapan. Itu saja." jawab Kinara membuat Abidzar diam.