+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir
Deskripsi Cerita:
Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.
Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.
Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
siapa Dira siapa Andra. semakin curiga
"Lalu jika memang tuan Ronal ayah biologis anak-anak. Kenapa kamu dan Ronal seperti orang asing ketika tadi bertemu. Dan aku ingat tuan Ronal pula kan yang tadi pagi ketemu di sekolahan, tapi kenapa kamu dan Ronal tidak bertegur sapa. Seperti kalian tidak saling kenal. Meski penampilan kamu saat ini berubah. Bukan berarti kalian tidak saling mengenal kan. Buktinya kamu masih mengenali Ronal.!" Tanya Melinda dengan raut wajah tak mengerti dengan hubungan Alana dan Ronal.
"Mel apa kamu akan percaya dengan apa yang aku ceritakan, cerita yang tidak pernah kamu dan melvin ketahui." kata Alana dengan tatapan kosong.
"Mel apa pun itu aku percaya. Aku tau kamu, kamu tidak pernah membohongi ku, apa lagi ini soal Andra dan dira aku percaya apa pun itu.!" Jawab Melinda meyakinkan Alana.
Alana yang mendengar jawaban sahabat nya menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia memulai membuka suara "Kejadian itu berlalu begitu cepat. Bahkan aku tidak menyangka kalau kejadian malam itu akan membuat Andra dan dira lahir ke dunia ini.!" Ucap Alana dengan nada tak berdaya sekaligus dengan nada marah.
"ini di mulai dari bibi ku. Sebenar nya aku masih punya keluarga." ungkap Alana.
"jadi kamu masih punya keluarga al, lalu kenapa kamu bilang gak punya siapa-siapa.?" tanya Melinda.
"aku punya alasan Mel. Cerita ini berawal pada malam itu.!" ucap Alana yang mulai menceritakan di mana diri nya di jebak oleh sepupunya untuk di jual ke om-om hidung belang.
Melinda yang mendengarkan cerita Alana, Raut wajah nya selalu berubah-ubah. Kadang menampilkan raut wajah emosi dan kadang menampilkan raut wajah kasihan atas apa yang di alami Alana.
"Alana maaf aku telah membangkitkan luka lama yang kamu pendam. Aku minta maaf.!" Ucap Melinda yang langsung memeluk Alana. Setelah Alana selesai bercerita.
Alana yang di peluk oleh Melinda. Ia mengepalkan tangan nya. Menahan air mata nya supaya tidak jatuh.
"Ya sudah mari kita pulang al, aku yakin kamu bisa menghadapi semua ini. Bukan kah kamu sudah melewati semua ini selama 7 tahun ini.!" Ucap Melinda memberi semangat kepada sahabat nya itu. Dan akhirnya mereka pulang ke rumah Alana.
Sesampai nya di rumah Alana. Melvin sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku.
Melvin yang melihat istri dan sahabat nya pulang. Langsung berdiri. "Kalian udah pulang.? Jadi bagai mana, Apakah semua nya berjalan lancar.?" tanya Melvin.
"Lancar sayang, dan kami langsung di kontrak." Jawab Melinda dengan semangat.
"Oh sukur lah.!"
"Vin kemana anak-anak.?" Tanya Alana sambil melihat ke Kanan kiri mencari keberadaan anak nya.
"Mereka tidur al." Jawab Melvin.
"Oh ya sudah, terima kasih ya sudah menjaga mereka.!" Ucap Alana dengan tulus.
"Iya sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu ya, ayo sayang kita langsung pulang.!" Ajak Melvin ke istri nya.
Setelah mengantarkan ke dua sahabat nya itu pulang. Alana langsung menyusul ke kamar anak nya.
Saat sampai di dalam kamar. Alana melihat Andra dan dira sedang terlelap. Alana langsung berjalan mendekati anak-anak nya dan mengelus-elus kepala Dira dan Andra.
Namun Tiba-tiba saja Dira terbangun.!
"Mommy sudah pulang.?" Tanya Dira dengan suara serak khas baru bangun tidur.
"Iya sayang mommy sudah pulang. Ayo bangun ini sudah sore. Saat nya kalian mandi.!" Ucap Alana yang membangunkan Andra.
Tanpa terasa hari sudah malam. Di dalam sebuah ruang kerja. Ronal duduk dengan tatapan datar di kursi kerja nya menatap laptop nya dengan tidak fokus. Menunggu kabar dari Tomy . Sejak pertemuan tadi. Ia masih bertanya-tanya siapa sebenar nya Alana falencia kenapa perasaan nya ke Alana seperti ada sesuatu.
Sedangkan Tomy yang mendapatkan perintah dari Ronal untuk menyelidiki tentang alana. Tomy segera menjalankan tugasnya untuk menyelidiki Alana Falencia. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengumpulkan informasi yang cukup detail tentang Alana.
Tak lama, pintu ruangannya diketuk. "Masuk," ucapnya dengan nada dingin.
Tomy melangkah masuk dan menyerahkan sebuah map hitam di atas meja Ronal. "Ini data tentang Alana Falencia yang Anda minta, Tuan." Ucap Tomy dengan menunduk.
Ronal yang mendapatkan map dari tomy. Langsung membuka map itu dengan ekspresi dingin. Ia sudah sangat penasaran tentang alana. Matanya menyusuri setiap detail informasi yang tertulis.
Nama: Alana Falencia
Usia: 29 tahun
Status: Single Mother
Anak: Andra Falencia (6 tahun), Andira Falencia (6 tahun)
Pekerjaan: disainer
Alamat: (Tertulis jelas tempat tinggalnya)
Ronal tiba-tiba terdiam. Matanya membesar ketika melihat nama anak-anak Alana. Andra dan Dira.
Tangannya meremas map itu tanpa sadar. Ada perasaan aneh yang mengalir di dadanya.
"Tomy…" suara Ronal terdengar sedikit bergetar, sesuatu yang jarang terjadi.
"Ya, Tuan?"
"Apakah ada informasi tentang siapa ayah dari anak-anak itu?" tanyanya dengan suara berat.
Tomy tampak ragu sejenak sebelum menjawab, "Tidak ada data yang jelas Tuan. Di bagian akta kelahiran mereka, nama ayah tidak dicantumkan." Jawab Tomy.
Ronal mengepalkan tangannya. Matanya kini menatap kosong ke arah dokumen itu. "Andra dan Dira… mereka kembar?" Tanya Ronal ke Tomy yang masih setia berdiri di hadapan tuan nya itu.
"Benar Tuan. Mereka lahir 6 tahun lalu." jawab Tomy dengan yakin.
"6 tahun lalu. jika dia umur 6 tahun. Itu artinya...!" Gumam Ronal terhenti. Tiba-tiba bayangan seorang perempuan yang telah mengambil hati nya melintas, kemudian ia menggelengkan kepala nya.
Kemudian Ronal mengusap wajahnya dengan kasar. Ia merasa napasnya menjadi berat. Ada sesuatu yang menekan dadanya. Kenapa semua ini terasa begitu mencurigakan?
Dia menatap tajam ke arah Tomy. "Selidiki lebih dalam. Aku ingin tahu lebih banyak tentang masa lalu Alana. Termasuk kejadian yang terjadi lima tahun lalu." ucap Ronal.
Tomy mengangguk. "Baik, Tuan. Saya akan segera mencari informasi lebih lanjut." Jawab tomy yang langsung keluar dari ruangan kerja pribadi Ronal.
Setelah Tomy keluar, Ronal duduk kembali di kursinya, menatap langit-langit dengan mata kosong.
"Alana… apa yang kau sembunyikan dariku?" Gumam Ronal yang semakin penasaran dengan Alana.
Di Sisi Alana sendiri
Di rumahnya, Alana duduk di tepi tempat tidur sambil memandangi foto Andra dan Dira saat masih bayi. Hatinya bergejolak setelah percakapannya dengan Melinda tadi.
Ia tahu cepat atau lambat Ronal akan mengetahui kebenarannya. Namun, ia tidak ingin pria itu hadir dalam kehidupan anak-anaknya. Ia takut—takut Ronal akan mengambil mereka darinya.
Suara kecil tiba-tiba terdengar dari pintu kamar nya. "Mommy?"
Alana menoleh dan melihat Dira berdiri di ambang pintu dengan boneka di tangannya.
"Kenapa belum tidur sayang?" tanya Alana yang langsung berjongkok di depan putri mungil nya itu.
"Mommy sedih?" tanya Dira polos.
Alana tersenyum kecil, mengusap rambut putrinya. "Tidak, sayang. Mommy hanya sedikit lelah." elak Alana.
"Mommy… kalau aku punya dedy, dia seperti apa?" Tanya Dira tiba-tiba yang membuat Alana terkejut.
Pertanyaan itu menghantam jantung Alana seperti pukulan keras. Ia menghela napas panjang, berusaha menahan emosinya.
"Mommy…?" panggil Dira terdengar polos menunggu jawaban mommy nya.
"Dira, yang penting mommy selalu ada untuk kalian. Itu sudah cukup kan, lalu kenapa tiba Dira menanyakan soal deddy" tanya Alana memasang wajah sedih.
"mommy, kenapa mommy sedih. Jika mommy sedih mendengar pertanyaan Dira soal deddy. Dira minta maaf mommy., Dira gak akan tanya lagi soal Deddy.!" ucap Dira dengan mata berkaca-kaca.
1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka
Sekian terimakasih🤗