Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pov Yusuf
Pov Yusuf.
Sudah tiga bulan berlalu, Yusuf mencari keberadaan Karina, dia hampir gila. Karena ditinggalkan oleh Karina.
"Mas, ayok dong, jangan seperti ini," ujar Aisyah kesal, karena keseharian Yusuf cuman melamun dan marah-marah.
Semenjak tahu, kalo Karina sudah menyiapkan perpisahan mereka, Yusuf tidak bisa terima.
"Berisik, sana pergi," usir Yusuf, yang tidak mau melihat istrinya.
"Mas, aku sedang hamil anak kamu, kenapa kamu bersikap seperti ini," ucap Aisyah, dengan memasang wajah polosnya.
Kehamilan Aisyah, yang selalu dia jadikan alasan, agar Yusuf tidak mengabaikan dirinya.
Disisi lain, Aisyah senang dengan kepergian Karina, tetapi dia juga sangat kesal, karena suaminya selalu mencari Karina.
"Pergilah ke rumah umi, aku sedang tidak mau bertemu denganmu," kata Yusuf.
"Kamu mengusir aku, mas?" tanya Aisyah tak percaya.
"Pergi, atau aku akan melampiaskan rasa kesalku," bentak Yusuf.
"Tega kamu, mas!" ucap Aisyah.
Aisyah berlari keluar rumah, dia akan mengadu kepada mertuanya, tentang sikap Yusuf.
Kedua orangtua Yusuf juga tidak percaya, dengan keputusan Karina, keputusan Karina diluar dugaan mereka.
"Sebenarnya, kamu pergi kemana, sayang?" ucap Yusuf, menatap foto Karina.
Rasa rindu terhadap Karina sangat menggebu, terkadang Yusuf tidak bisa menahan amarahnya, karena mengingat Karina.
"Kenapa kamu memutuskan untuk bercerai dariku, dan kenapa kamu mengatakan kalo kamu tidak pernah mencintai aku. Kita sudah bersama hampir 7tahun, jadi tidak mungkin kalo kamu tidak pernah mencintai aku."
Saat Karina memutuskan keluar dari rumah itu, pada malam hari, Kebetulan. Yusuf pulang saat malam itu, tapi tidak ada rasa curiga sedikitpun.
Sebelum Yusuf membaca surat dari Karina, Yusuf sempat mengira kalo Karina sedang bermain ditempat bibinya, yaitu bi Mawar.
Tetapi, malam semakin larut, Yusuf tidak melihat tanda-tanda kedatangan Karina, Yusuf memutuskan untuk kerumah bi Mawar, guna akan menjemput Karina, Yusuf mengira kalo Karina tidak tahu akan kepulangannya.
Flashback.
"Bi, sudah tidur belum?" teriak Yusuf, mengetuk pintu rumah bi Mawar.
Tidak menunggu lama, pintu terbuka. Bi Mawar mengerutkan keningnya.
"Ada apa, Yusuf? Kenapa malam-malam seperti ini datang kerumah bibi?" tanya bi Mawar.
"Maaf bi, aku menganggu waktu bibi, tapi aku mau menjemput istriku," kata Yusuf.
"Karina memang tadi sempat kesini, dan dia sudah pulang," jawab bi Mawar.
"Tapi dia tidak ada dirumah, aku pikir. Dia berada disini," kata Yusuf bingung.
"Sudah menghubungi istrimu?" tanya bi Mawar.
"Tidak dijawab," jawab Yusuf.
"Coba cek dirumah lagi, siapa tahu, Karina sedang dihalaman belakang, atau mungkin. Dirumah kak Lilis," ucap bi Mawar.
"Mungkin bi," jawab Yusuf.
"Yasudah, aku pergi dulu," pamit Yusuf.
Yusuf langsung meninggalkan rumah bi Mawar, Yusuf sudah mempunyai firasat tidak enak.
Sepeninggalan Yusuf, bi Mawar mengunci pintunya lagi, lalu dia bergegas masuk kedalam kamarnya lagi.
Tring.
Suara notif ponsel bi Mawar berbunyi, dia menyempatkan membuka ponselnya, sebelum dia memutuskan tidur.
Bi Mawar membuka pesan masuk ke ponselnya, betapa terkejutnya, saat dia membaca pesan dari Karina.
"Oh Tuhan, Karina," ucap bi Mawar tak percaya.
Bi Mawar langsung bergegas memakai bajunya, dia akan memberitahukan pesan dari Karina, kepada Yusuf.
Setelah bi Mawar memakai hijabnya, bi Mawar langsung keluar rumah.
"Kak," teriak Mawar, saat sudah sampai dirumah ibunya Yusuf.
"Ada apa, Mawar? Kenapa malam-malam seperti ini kesini?" tanya Umi Lilis bingung.
"Yusuf kemana, kak?" tanya Mawar.
"Dia baru saja pulang ke rumahnya, Yusuf mencari istrinya," jawab Umi Lilis.
"Kak, kakak harus membaca ini.."
Mawar memberikan sebuah pesan chat dari Karina, kepada Umi Lilis.
"Apa ini benar? Karina memutuskan suatu hal yang besar, dalam waktu yang singkat?" ujar Umi Lilis tak percaya.
"Kak, ayok kita ke rumah Yusuf," ajak Mawar.
Umi Lilis mengangguk, lalu dia dengan Mawar bergegas pergi kerumah Yusuf, yang hanya terhalang tiga rumah saja.
"Yusuf," teriak Umi Lilis.
Umi Lilis dengan Mawar nenggedor pintu rumah Yusuf, tapi tidak ada sahutan.
"Kita langsung masuk saja, kak," kata Mawar.
Umi Lilis dengan Mawar langsung masuk kedalam rumah, terlihat Yusuf sudah ambruk, memegang sebuah surat dan amplop berwarna coklat..
"Um, Karina meninggalkan aku," ucap Yusuf, dengan mata sendu.
Sejak saat itu, Yusuf tidak mempunyai semangat hidup lagi, Yusuf baru menyadari sikapnya, sudah egois selama ini dengan Karina.
Setiap hari, Yusuf akan mencari Karina, meskipun dia tidak tahu, kemana arahnya melangkah, untuk mencari Karina.
Flashback off.
"Maafkan aku, dek," sesal Yusuf.
Penyesalan Yusuf, kini sudah tidak ada artinya. Karena Karina sudah meninggalkan dirinya, dan menepi ke tempat yang sangat jauh.
"Kalo bisa waktu diputar kembali, abang tidak akan menikahi Aisyah," sesal Yusuf.
Tetapi nasi sudah menjadi bubur, Yusuf tidak bisa melakukan apapun lagi, selain pasrah dan menunggu keajaiban bertemu dengan Karina.
Yusuf memang sudah berniat dari jauh hari, untuk menikahi Aisyah, sebenarnya Yusuf dengan Aisyah sudah mempunyai hubungan dibelakang Karina.
Permintaan Yusuf menikahi Aisyah, dengan dalih disuruh kedua orangtunya, ternyata tidak benar. Yusuf hanya menjual kedua orangtuanya agar Karina menyetujuinya.
Namun kini, Yusuf merasa menyesal, sudah menyakiti Karina.
Disaat Yusuf melihat sekeliling rumah, Yusuf selalu terbayang wajah manis dan cantik Karina, apalagi dengan senyuman Karina.
Terkadang, Yusuf selalu membayangkan, kalo Aisyah adalah Karina, itulah sebab, Aisyah sangat kesal dengan suaminya.
Ditengah-tengah merenungnya, Yusuf kembali melihat isi surat yang ditulis Karina, beberapa bulan yang lalu.
Tetapi, Yusuf tidak sengaja melihat sebuah pil, di lacinya.
"Pil apa ini, apa Karina sakit?" gumam Yusuf.
Yusuf melihat pil itu, lalu dia membacanya.
"Pil KB, jadi selama ini, Karian selalu meminum Pil ini," ucap Yusuf tak percaya.
Yusuf memang selalu melihat Karina meminun sebuah Pil, tetapi saat ia menanyakannya kepada Karina, Karina selalu menjawab, "Vitamin, supaya adek cepat hamil."
Yusuf syok, saat mengetahui semuanya, Yusuf semakin yakin, kalo surat yang Karina tulis memang benar.
"Ayok kita bertemu lagi, abang akan membuatmu jatuh cinta," gumam Yusuf menyesal.
Selama ini, Yusuf selalu abai dengan istrinya, dia kira, Karina sudah bahagia hidup bersamanya, makanya Yusuf tidak pernah menanyakan kehidupan Karina.
Sedangkan disisi lain, Aisyah yang mengadu kepada mertuanya, karena sikap Yusuf yang semakin hari, semakin acuh padanya.
"Bersabarlah, suasana hati suamimu, sedang kacau," ucap Umi Lilis.
"Tapi umi, sudah tiga bulan, mas Yusuf selalu acuh denganku," ucap Aisyah kesal.
"Seharusnya kamu sebagai istri paham, kenapa suamimu seperti itu," kata Umi Lilis.
"Curhat dengan umi, tidak ada jalan keluarnya, umi selalu membela mas Yusuf," ujar Aisyah kesal.
Tanpa berpamitan, Aisyah langsung meninggalkan rumah mertuanya, dengan perasaan kesal.
"Entah bagaimana ceritanya, kamu mendapatkan istri seperti Aisyah, Yusuf. Sudah bagus Karina, baik akhlaknya, dan juga sangat sopan," gumam Umi Lilis, ia menggelengkan kepala melihat tingkah Aisyah.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏