Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01
Suara tembakan begitu menggema di dalam kediaman keluarga Robert, seorang mafia ternama yang sudah banyak membunuh dan melakukan kejahatan di mana-mana.
Bukan karna dia membunuh atau menghabisi nyawa lawan tetapi karna kediamannya di serang oleh musuh yang ternyata orang kepercayaannya selama ini.
Banyak darah dan mayat berceceran akibat adu tembak antar lawan, karna keadaan yang sudah genting Robert meminta anak dan istrinya untuk pergi sejauh mungkin dari rumah agar tidak menjadi korban.
Robert berusaha terus menghadang lawan agar tidak mengejar anak dan istrinya, tetapi karna kalah dengan jumlah Robert akhirnya tertembak. Melihat sang suami yang terluka Grace segera berlari mendekat yang akhirnya tertembak juga.
Lisa yang menyaksikan kedua orang tuanya terbujur tak bernyawapun tak tinggal diam, Lisa yang juga ahli menembak dan beladiri mencoba untuk melawan hingga banyak musuh yang mati tertembak.
Josep maju melawan Lisa hingga mereka saling adu tembak. Tembakam Lisa meleset mengenai bagian perut Josep, sedangkan tembakan Josep mengenai atas perut Lisa.
Keduanya sama-sama jatuh bersimbah darah akibat terluka tembak. Sebelum kehilangan kesadaran Lisa mendekati orang tuanya dan ambruk di antara keduanya karena banyaknya darah yang keluar.
Sementara itu di belahan bumi lainnya tepatnya di kediaman jendral Liu, para pengantar pengantin sudah siap berangkat untuk mengantarkan putri kesayangan jendral Liu Sai Han menuju kediaman pangeran Ji Jun Xiao, yang di kawal langsung oleh putranya Liu Min Han yang merupakan seorang panglima perang.
Mereka tidak menyadari bahwa putri kesayangan mereka itu sudah tiada dan berganti jiwa dengan orang lain karna keracunan yang di sebabkan oleh anggur pemberian dari adiknya, putri kedua jendral Sai Han yang sangat membenci kakaknya karna selalu mendapatkan apa yang di inginkannya.
Di dalam tandu pengantin, putri Liu Lie Han yang telah berganti jiwa dengan Lisa baru saja membuka matanya. Beberapa potong ingatan akan kehidupan pemilik tubuhpun mampir.
Yang tak lain saat Lie Han begitu di benci oleh adiknya karena terlalu cantik melebihi adiknya sampai Lie Han harus memakai penutup wajah agar tidak lagi di benci adiknya.
Yang meskipun sudah memakai penutup kebencian itu tidak juga hilang karena mendapatkan kasih sayang lebih dari kakak dan ayahnya.
Tentang Selir Bo Bai Na yang selalu memarahinya dan tidak menyukainya juga. Bahkan tidak jarang Lie Han di suruh untuk melakukan pekerjaan yang di lakukan pelayan.
Lie Han yang memiliki beberapa pelayan setia tidak pernah membiarkan hal itu dan melawan Selir Bai.
"Akh! kepalaku sakit" rintih Lisa memegangi kepalanya saat beberapa ingatan itu singgah.
"Dimana ini? kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Lisa heran melihat tempat yang tertutup tirai tipis itu.
"Tempat apa ini? bukankah tadi aku tertembak! seharusnya aku matikan! kenapa malah di sini?" ucap Lisa bingung lalu membuka tirai di sampingnya untuk keluar tapi tertahan karena tempatnya bergerak.
"Eh! tempat ini bergerak?" herannya dan melihat kesamping dimana ada kuda yang menarik tempatnya duduk.
"Kereta kuda? aku di kereta kuda? apa yang terjadi denganku?" ucap Lisa lalu melompat keluar walau sedikit kesulitan karena pakaiannya.
Begitu Lisa medarat ada seseorang yang berteriak.
"Panglima! Putri melarikan diri!" teriak seseorang berkuda di belakang mengagetkan Lisa yang baru berdiri.
Kereta kuda yang di naiki Lisa tadi berhenti lalu muncullah beberapa orang berkuda lainnya mendekati Lisa juga bersama orang yang berteriak tadi.
"Siapa kalian?" tanya Lisa heran melihat pria berbaju aneh mengelilinginya.
Seorang pemuda maju mendekali Lisa membuatnya waspada.
"Lie kamu mau kemana?" ucap pemuda itu dengan wajah setengah panik.
"Siapa kau? siapa kalian? tempat apa ini? kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Lisa beruntun sembari menatap pemuda di depannya yang mengerutkan dahi bingung begitupun yang lainnya.
"Lie ada apa denganmu? aku kakakmu Min, apa kamu lupa?" ucap Panglima Min menatap bingung Lisa.
Kening Lisa menggerut mendengar Panglima Min memanggilnya Lie.
"Lie? siapa Lie? namaku Lisa bukan Lie" bantah Lisa lalu pandangannya menyapu pada lingkungan sekitarnya.
"Apa ini surga? tapi kenapa begini?" tanya Lisa bingung karena tempatnya berdiri sekarang lebih mirip hutan.
Seorang wanita datang mendekati Lisa lalu memegang tangannya membuat Lisa kaget.
"Putri! putri mau kemana? ayo masuk putri" ucapnya khawatir menatap Lisa.
Lisa menarik tangannya dari pegangan wanita itu dan menatapnya kesal.
"Namaku Lisa bukan Putri, tadi Lie sekarang Putri, kau itu siapa?" sentak Lisa yang sangat kebingungan dengan keadaan sekarang.
Panglima Min mendekati Lisa lalu memegang bahunya erat.
"Kamu Liu Lie Han adikku Liu Min Han, ayah kita bernama Liu Sai Han seorang Jendral perang di kerajaan Xiao ini" jelas Panglima Min.
Mata Lisa melotot saat mendengar ucapan Panglima Min, lalu ia tertawa pelan.
"Apa kerajaan? memangnya ini dunia bagian mana? aku juga baru dengar ada kerajaan Xiao, di negara mana ini? Jepang? China? atau Amerika?" ucap Lisa tidak percaya masih dengan tawanya.
"Aku seharusnya sudah mati karena terkena peluru dari Josep di sini" tunjuk Lisa pada perut atasnya.
Panglima Min yang bingung akan perubahan sikap adiknya langsung menariknya kearah kereta kuda.
Tentu Lisa memberontak atas sikap Panglima Min itu.
"Hey apa yang kau lakukan? lepaskan aku lepaskan" ucap Lisa tapi tidak di hiraukan oleh Panglima Min.
Karena kesal Lisa menendang bokong Panglima Min hingga pemuda itu tersungkur. Para pengawalnya yang lain jadi heran dengan tuan putri mereka yang melawan kakaknya.
Selama ini Putri Lie terkenal akan kelemah lembutannya juga tidak suka berkelahi. Tapi sekarang sungguh berbeda.
"Lie apa yang kau lakukan?" ucap Panglima Min setelah berdiri.
"Kau yang apa-apaan main tarik-tarik sembarangan" marah Lisa.
Panglima Min mengusap wajahnya kasar,antara kesal dan heran dengan sikap adiknya yang membingungkan.
"Apa mau mu Lie?" tanya Panglima Min menatap heran adiknya.
"Ck namaku Lisa dan antar aku pulang, papa dan mamaku harus di makamkan" ucap Lisa kesal dengan terus menatap heran sekelilingnya.
"Siapa papa mama? kamu ini wanita bersuami Lie dan suamimu sedang menunggu di kediamannya jadi lupakan papa mama, kita ketempat suamimu sekarang ya" ucap Panglima Min lembut sembari mendekati Lisa.
Lisa menatap tajam Panglima Min yang mengatakan papa mama nya tidak penting.
"Kau tidak punya suami dan lebih penting papa mamaku dari pada kalian yang sangat aneh" marah Lisa menunjuk orang-orang di sekitarnya kemudian melangkah meninggalkan tempat itu.
Panglima Min menghentikannya dan mencoba bicara baik-baik.
"Adikku jangan seperti ini ya kakak mohon, ikutlah bersama kakak karena ayah dan Pangeran Jun sudah menunggu kita terutama kamu" ucap Panglima Min lembut.
Lisa hanya diam melihat pemuda didepannya walau otaknya tidak henti bekerja memikirkan apa yang terjadi dengannya.
"Ayolah Lie, ayah pasti akan sedih kalau kamu tidak datang apa lagi kalau kamu kabur, ayah pasti akan di hukum oleh Raja karena di anggap berbohong" bujuk Panglima Min lagi.
Mendengar kata ayah membuat Lisa penasaran dan berpikir mungkinkah papanya ada di sini juga. Bagaimana dengan mamanya.
"Apa mama juga ada disana?" tanya Lisa meski ia tidak yakin dengan ucapan pemuda didepannya.
Lisa yang anak tunggal tiba-tiba memiliki kakak yang tampan. Itu juga merupakan hal yang membingungkan baginya, apa lagi sejak tadi pemuda itu terus mengatakan ia kakaknya.
"Siapa mama?" tanya Panglima Min bingung.
"Maksudku ibu" ralat Lisa dengan wajah datar.
"Ibu kitakan sudah meninggal sejak kamu kecil, apa kamu lupa?" tanya Panglima Min heran.
Alis Lisa naik mendengarnya, sungguh apapun yang ia alami di tempat aneh itu sangat membingungkan.
"Ayo" ajak Panglima Min mencoba membawa Lisa yang menatapnya bingung.
Karena sudah terlalu lelah berpikir dan tubuhnya juga sedikit lemah akhirnya Lisa memilih mengikuti keinginan pemuda itu.
Panglima Min berjalan di sebelah kereta kuda karena takut adiknya lari lagi.
Sedangkan Lisa masih mencoba memikirkan apa yang terjadi dengannya dalam diam. Hanya karena ia menutup mata akibat tertembak lalu semuanya jadi aneh alih-alih mati.
"Apa yang terjadi denganku? kenapa aku dipanggil Lie? Liu Lie Han itukan nama yang tadi di ucapkan pemuda itu untukku! perempuan tadi malah manggil putri, apa maksud semua ini ya?" bingung Lisa akan keadaannya.
"Coba aku tutup mata lagi mungkin aja bisa balik seperti semula" gumam Lisa lalu menutup matanya sejenak dan membukanya.
Hasilnya tetap sama tidak berubah.
"Ah sudahlah aku pusing" ucap Lisa menopang pipinya dengan tangan, tapi ada yang aneh lagi.
"Ini apa lagi nutup-nutup segala?" Lisa baru menyadari kalau wajahnya tertutup sebagian oleh kain.
Lisa kemudian ingat akan seseorang yang mengenakan penutup karena tidak mau dibenci adiknya akibat terlalu cantik. Namanya juga sama seperti yang diucapkan pemuda tadi saat memanggilnya.
"Jangan-jangan!" mata Lisa melotot menyadari sesuatu.
"Apa aku travel time? kok bisa?" Lisa menatap tidak percaya dirinya yang memakai pakaian merah dengan sulaman bungan indah.
"Ah! kenapa ini terjadi padaku? seharusnya aku mati dan ikut papa mama saja" keluh Lisa cemberut.
"Josep penghianat itu masih hidup atau sudah mati ya? kurang ajar kalau sampai dia tidak mati aku akan mengutuknya" geram Lisa marah, ia takut kalau Josep di selamatkan anak buahnya.
"Papa mama apa kalian sudah di makamkan dengan baik? aku ingin ikut kalian saja" gumam Lisa sedih.
Kereta kuda berhenti membuat Lisa heran, apa sudah sampai pikirnya dan mencoba melihat dari kain tipis disampingnya.
Namun ada yang membuka kain itu dan menampakkan wajah pria paruh baya yang tersenyum penuh kasih sayang padanya.
"Putri ayah sudah besar dan sudah punya suami sekarang, jadilah istri yang berbakti pada suamimu nak" ucapnya dengan mata berkaca.
Tangan pria itu naik keatas kepala Lisa dan menurunkan penutupnya. Lisa yang masih tertegun hanya diam saja bahkan ketika di bantu turun dari kereta kuda.
Lisa merasakan seseorang menariknya masuk kedalam bangunan yang ntah apa ia tidak bisa lihat akibat wajahnya tertutup semua.
Saat akan melihat pria paruh baya tadi Lisa sudah mendengar suara lain.
"Duduk" ucap Pangeran Jun dingin setelah Lisa atau Putri Lie di bawanya kekamar.
Lisa duduk dengan alisnya yang menyatu heran karena suaranya berubah dan ganti, jika tadi sangat lembut dan penuh kasih sekarang jadi dingin penuh intimidasi.
Pangeran Jun membuka penutup kepala dan wajah Putri Lie kemudian menatap wajah istrinya dingin.
Lisa semakin mengerutkan keningnya saat yang dilihatnya sudah berbeda orang lagi.
Beberapa saat saling menatap Pangeran Jun pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
"Kulkas dari mana itu? main buka-buka aja lagi untung tampan" gumam Lisa merasa kesal.
Lisa menatap sekelilingnya dan ia yakin itu kamar, mewah dan klasik pikirnya.
Semua barang-barang yanga da disana sangat kuno dan terkesan antik. Jelaslah sudah jika ia mengalami perpindahan jiwa menjadi seorang putri Jendral dan pemuda yang di tendangnya tadi kakak laki-lakinya.
Itu artinya pemuda dingin tadi suami Lisa alias Lie Han.
HAH
Lisa menghela napas lelah saat seorang masuk.
"Putri" ucap wanita yang tadi dengannya dijalam.
"Siapa kau?" tanya Lisa menatap datar wanita di depannya.
"Putri lupa pada saya? saya Mei pelayan Putri sejak lama" ucapnya sedih.
"Lepaskan semua ini aku mau istirahat" tunjuk Lie Han pada kepalanya yang terdapat aksesoris.
Hari ini Putri sangat aneh pikir Mei sembari melakukan apa yang di perintahkan Lisa.
Setelah semua aksesoris di kepalanya lepas, Lie Han segera tidur dengan nyenyaknya tanpa memperdulikan apapun lagi, yang terpenting baginya saat ini hanyalah mengistirahatkan tubuhnya.
Sedangkan di paviliun emas tempat pangeran Jun Xiao, sang pangeran justru sedang bersama dengan tiga pengawalnya di ruang baca.
"Yang Mulia Pangeran tidak kekamar Permaisuri? ini malam pengantin anda loh" canda Jie sin
"Jie benar, Yang Mulia Pangeran tidak ingin melihat wajah tuan putri" sambung Tei Hu lalu terkekeh bersama Jie.
"Apa kalian tidak mendengar rumor tetang tuan putri yang mengatakan jika wajahnya rusak dan buruk hingga dia menggunakan penutup" kata Jei menghentikan kekehan kedua temannya.
Jie dan Tei menghentikan tawa mereka lalu melihat Jei.
"Jadi rumor itu benar adanya?" tanya Tei dengan wajah tidak percaya dan diangguki setuju oleh Jie.
"Aku juga tidak tahu, tanya saja pada Pangeran kita yang sudah melihat langsung" jawab Jei lalu melihat Pangeran Jun di hadapannya di ikuti kedua temannya.
"Bagaimana Yang Mulia Pangeran? apa sang Permaisuri cantik atau buruk rupa?" tanya Jie dengan wajah serius.
Tanpa menlihat wajah-wajah di depannya Pangeran Jun malah memberikan tugas pada Jei.
"Jei! mulai hari ini kau awasi Permaisuri diam-diam, apa saja yang di lakukannya kau harus lapor padaku jika ada yang mencurigakan" ucapnya datar menatap buku di tangannya.
Ketiga pemuda yang sudah kepalang kepo itu harus menelan mentah-mentah rasa keingin tahuan mereka, karena respon tidak sesuai harapan.
"Baik Yang Mulia Pangeran" jawab Jei tidak berani bertanya lagi.
Jie, Jei dan Tei pergi dari ruang baca tersebut karena tidak ingin mengganggu lagi tuan mereka.