NovelToon NovelToon
Warisan Sihir Radena

Warisan Sihir Radena

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dzira Ramadhan

Di negeri magis Aelderia, Radena, seorang putri kerajaan yang berbakat sihir, merasa terbelenggu oleh takdirnya sebagai pewaris takhta. Hidupnya berubah ketika ia dihantui mimpi misterius tentang kehancuran dunia dan mendengar legenda tentang Astralis—sebuah senjata legendaris yang dipercaya mampu menyelamatkan atau menghancurkan dunia. Dalam pelariannya mencari kebenaran, ia bertemu Frieden, seorang petualang misterius yang ternyata terikat dalam takdir yang sama.

Perjalanan mereka membawa keduanya melewati hutan gelap, kuil tersembunyi, hingga pertempuran melawan sekte sihir gelap yang mengincar Astralis demi kekuatan tak terbayangkan. Namun, untuk mendapatkan senjata itu, Radena harus menghadapi rahasia besar tentang asal-usul sihir dan pengorbanan yang melahirkan dunia mereka.

Ketika kegelapan semakin mendekat, Radena dan Frieden harus memutuskan: berjuang bersama atau terpecah oleh rahasia yang membebani jiwa mereka. Di antara pilihan dan takdir, apakah Radena siap memb

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dzira Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Aliansi dengan Naga

   Setelah keberhasilan mereka memperoleh Astralis dan menyegel Melkiya(yang sebenarnya tidak bersalah), Frieden, Radena, dan Lya tahu bahwa perjuangan mereka belum sepenuhnya selesai. Dunia mungkin aman untuk saat ini, tetapi bayang-bayang ancaman masih membayangi. Para naga, makhluk kuno yang memiliki hubungan mendalam dengan Astralis, bisa menjadi sekutu besar atau ancaman terbesar bagi manusia.

   “Kita tidak bisa mengabaikan mereka,” kata Radena sambil memandang pedang Astralis yang kini tergantung di punggungnya. “Astralis berasal dari jiwa naga pertama. Jika para naga memutuskan untuk menyerang manusia, dunia ini tidak akan bisa bertahan.”

   Frieden mengangguk. “Benar. Kita harus berbicara dengan mereka. Tapi meyakinkan naga untuk membentuk aliansi... itu bukan tugas yang mudah.”

   Lya, yang berdiri di samping mereka sambil mengamati cakrawala, berkata dengan nada tegas, “Jika ada cara untuk mencegah perang di masa depan, aku akan melakukannya. Tapi kita harus siap untuk menghadapi sikap keras kepala mereka.”

   Mencari Para Naga

   Legenda mengatakan bahwa para naga tinggal di sebuah tempat bernama Valtherion’s Rest, sebuah wilayah tersembunyi yang hanya bisa diakses oleh mereka yang membawa tanda kehormatan. Dengan Astralis sebagai bukti keberanian dan niat mereka, kelompok itu memutuskan untuk mencari tempat itu.

   Perjalanan ke Valtherion’s Rest membawa mereka melintasi pegunungan bersalju, padang pasir yang panas, dan hutan purba yang dipenuhi makhluk sihir.

   “Kau yakin tempat ini benar-benar ada?” tanya Lya saat mereka mendaki tebing curam di kaki gunung terakhir.

   “Legenda tidak muncul begitu saja tanpa alasan,” jawab Radena.    “Dan jika naga-naga itu ada di sini, kita harus menemukannya.”

   Akhirnya, mereka mencapai sebuah gua besar yang dihiasi dengan ukiran kuno berbentuk naga. Pintu masuknya dijaga oleh aura sihir yang kuat, membuat udara di sekitar mereka bergetar.

   “Ini pasti tempatnya,” kata Frieden sambil menyentuh dinding batu yang terasa hangat meskipun suhu di luar dingin.

   Radena mengangkat Astralis, yang langsung bersinar terang. Cahaya itu memicu reaksi dari ukiran di dinding, dan pintu besar gua terbuka perlahan, memperlihatkan jalan menuju dunia para naga.

   Valtherion’s Rest

   Di dalam gua itu, mereka memasuki dunia yang tampak seperti mimpi. Langit di atas mereka memancarkan warna keemasan, sementara tanahnya dipenuhi kristal bercahaya. Di kejauhan, naga-naga dengan berbagai ukuran terbang bebas, tubuh mereka bersinar dengan warna-warna indah yang berbeda.

   “Ini... luar biasa,” bisik Lya, matanya dipenuhi rasa kagum.

    Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, seekor naga besar dengan sisik hitam berkilauan mendarat di depan mereka. Matanya yang berwarna emas memandang mereka dengan tatapan tajam.

  “Siapa kalian yang berani memasuki wilayah kami?” suaranya menggelegar seperti guntur, menggema di seluruh lembah.

   Radena melangkah maju, mengangkat Astralis. “Namaku Radena. Kami datang untuk berbicara dengan para naga. Kami ingin membentuk aliansi.”

   Naga itu menggeram, tetapi tidak menyerang. “Manusia yang membawa Astralis. Menarik. Tapi aliansi? Untuk apa?”

   “Untuk mencegah perang di masa depan,” jawab Frieden. “Kami ingin hidup berdampingan dengan para naga, bukan saling menghancurkan.”

   Naga itu memandang mereka dengan curiga. “Manusia selalu membawa kehancuran. Mengapa kami harus mempercayai kalian?”

   Radena menundukkan kepala. “Aku mengerti mengapa kalian ragu. Tapi kami tidak mencari kekuatan atau kekuasaan. Kami hanya ingin perdamaian. Astralis adalah bukti bahwa manusia dan naga bisa saling mendukung, seperti saat pertama kali dunia ini  diciptakan.”

   Sidang Para Naga

   Naga hitam itu, yang memperkenalkan dirinya sebagai Zaurath, memutuskan untuk membawa mereka ke Dewan Naga, sebuah pertemuan di mana para naga tertua berkumpul untuk membuat keputusan penting.

   Dewan itu diadakan di tengah lembah, di sebuah altar besar yang terbuat dari kristal. Lima naga besar berdiri mengelilingi altar, masing-masing memiliki warna dan aura yang berbeda.

   “Kalian manusia telah melanggar batas kami dengan membawa Astralis ke sini,” kata salah satu naga, seekor naga merah dengan sayap besar yang memancarkan panas. “Mengapa kami harus mendengarkan permintaan kalian?”

   “Kami tidak ingin melanggar batas,” jawab Radena. “Kami hanya ingin mencegah pertumpahan darah di masa depan. Jika kita bekerja sama, manusia dan naga bisa menjaga keseimbangan dunia.”

   Naga biru, yang terlihat lebih tenang daripada yang lain, berkata, “Dan jika kami menolak? Apa yang akan kalian lakukan?”

   Frieden melangkah maju. “Kami tidak akan melawan kalian. Kami tahu bahwa kekuatan kalian jauh melampaui kami. Tapi jika kalian menyerang manusia, dunia ini akan terus hidup dalam perang tanpa akhir.”

   Dewan naga terdiam, saling memandang dengan ekspresi sulit ditebak.

   Pengujian Kepercayaan

   Zaurath, yang berdiri di belakang mereka, akhirnya berbicara. “Manusia ini berbicara tentang kedamaian, tetapi mereka juga membawa Astralis—sebuah senjata. Jika kalian benar-benar ingin membuktikan niat kalian, tunjukkan bahwa Astralis tidak akan digunakan untuk menghancurkan.”

   Radena mengangguk. “Bagaimana kami bisa membuktikannya?”

   Zaurath menatap Astralis dengan tajam. “Serahkan Astralis kepada kami. Biarkan kami yang menyimpannya, jauh dari tangan manusia.”

   Radena terdiam. Ia tahu bahwa Astralis adalah simbol kekuatan dan tanggung jawabnya, tetapi ia juga tahu bahwa naga mungkin lebih layak untuk menjaga senjata itu.

   Frieden melirik Radena. “Apa kau yakin?”

   Radena memandang Astralis, lalu berkata dengan tegas, “Jika ini yang diperlukan untuk membangun kepercayaan, aku akan melakukannya.”

   Ia melangkah maju, meletakkan Astralis di atas altar. Pedang itu bersinar terang, lalu diam, seperti menerima keputusan itu.

   Para naga saling memandang, lalu naga biru berkata, “Manusia ini benar-benar berbeda. Mereka rela melepaskan kekuatan terbesar mereka demi perdamaian.”

   Naga merah mendengus, tetapi tidak berkata apa-apa.

   Perjanjian Perdamaian

   Dengan penyerahan Astralis, para naga akhirnya setuju untuk membentuk aliansi dengan manusia. Mereka berjanji untuk tidak menyerang dunia manusia, selama manusia tidak melanggar wilayah mereka.

   Zaurath, yang tampaknya menjadi pemimpin dewan, berkata, “Kami akan menjaga Astralis. Jika dunia ini kembali berada dalam bahaya besar, senjata ini akan tersedia untuk melindunginya. Tapi ingatlah, kami akan mengawasi kalian.”

   Radena, Frieden, dan Lya membungkuk hormat. “Terima kasih atas kepercayaan kalian,” kata Radena.

   Ketika mereka meninggalkan Valtherion’s Rest, mereka merasa lega, meskipun sedikit berat hati karena meninggalkan Astralis.

   “Kita mungkin kehilangan senjata itu,” kata Frieden, “tapi kita mendapatkan sesuatu yang lebih besar—kepercayaan para naga.”

   Lya tersenyum kecil. “Untuk pertama kalinya, aku merasa dunia ini mungkin benar-benar bisa damai.”

   Dengan hati yang lebih ringan, mereka melangkah menuju masa depan, meninggalkan legenda yang akan dikenang selama berabad-abad.

1
Sriverie
.
Sriverie
awas makhluk /Toasted/
巴耶若果蛇王任何人與您聯絡或查看您在
yah bagus Namun kurang paham bagian alur mau kemanakan mungkin saya kurang baca lebih banyak lagi sampai bab akhir anda up. 😄
Dzira Ramadhan: iya aku bingung🥲
total 1 replies
Sriverie
.
Sriverie
peace
Sriverie
/Hey/
Sriverie
👍
Dzira Ramadhan: makasih udang😭
total 1 replies
Sriverie
gurita unyu
Sriverie
naga Wak👍
Sriverie
👍
M. Nabil Hadafi
Aku gk tau ceritanya termasuk bagus apa tidak,tp aku suka dan enjoy bacanya
Dzira Ramadhan: mantap
total 1 replies
Author GG
ini sengaja di publish atau bagaimana author ...
Dzira Ramadhan: hmm, itu sementara
total 1 replies
「Hikotoki」
sinopsis hanya menjelaskan secara singkat tujuan mc, atau keinginannya saja, tidak perlu menjelaskan bab 1 bab 2 bab 3, selain boros juga menurunkan kualitas novelmu
Yessica Gutierrez Mamani
karya ini benar-benar bikin saya terhibur. Terima kasih thor banyak, keep up the good work!
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
Mashiro Shiina
Lanjutkan menulis, aku siap menjadi penggemarmu setia.
Dzira Ramadhan: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!