Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Selina di seret paksa oleh wanita suruhan Papa nya. Bahkan tubuh nya terbentur sana sini ketika ia berjalan.
Harus nya mereka memperhatikan mata Selina yang sudah tidak bisa lagi melihat itu. Mereka benar-benar tidak memiliki perasaan.
"Hentikan Wira! Kau menyakiti putri mu sendiri."
"Jangan ikut campur urusan keluarga ku. Kau tidak berhak. Kau hanyalah Pria yang di pungut oleh keluarga istri ku."
"Walaupun aku di pungut, tapi aku tetap di akui oleh keluarga itu. Lepaskan keponakan ku!"
Brak.
Tubuh Paman nya Selina di dorong dengan kuat oleh bodyguard Papa nya.
"Paman, Selina nggak apa-apa. Paman tenang saja. Papa tidak mungkin menyakiti Selina."
"Lihat kan. Putri ku bilang apa. Jadi, jangan ikut campur urusan ku."
"'Selina, tinggal lah bersama Paman. Paman akan merawat mu dengan baik."
"Selina, jika kau pergi dengan Pria itu, kau tidak akan bisa melihat pemakaman Mama mu."
Selina benar-benar bingung dengan apa yang dilakukan oleh Papa nya. Semua serba cepat. Begitu juga dengan sikap Papa nya itu.
Papa yang selama ini begitu baik dan lembut pada nya. Namun, saat beliau kehilangan Mama nya, sikap sang Papa malah berubah jadi menyeramkan.
Tidak ada belas kasih sama sekali pada dirinya yang sedang buta itu. Bahkan tubuh nya pun masih belum bisa di gerakkan dengan baik.
"Paman. Selina akan ikut Papa. Selina nggak apa kok. Selina mau lihat Mama untuk yang terakhir kali."
"Baiklah kalau begitu. Jika ada apa-apa, hubungi Paman, ya. Paman akan selaku ada untuk mu."
"Baik, Paman."
Selina pun kembali di tarik oleh wanita-wanita itu. Tubuh nya yang masih lemah, begitu sulit untuk di pakai berjalan.
Harus nya saat itu, ia menggunakan kursi roda. Bukan nya di tarik paksa seperti hewan peliharaan.
Brak...
Selina tidak sengaja menabrak orang lain. Ia bahkan sampai terjatuh saat mengenai tubuh kokoh itu.
"Hey, apa kau buta?" Suara matang itu begitu membuat Selina merasa bersalah.
"Maafkan saya. Saya memang buta, Om." Ucap Selina sambil meraba tubuh Pria yang ada di depan nya..
Entah bagaimana ia bisa berakhir berada di depan Pria tersebut. Wanita yang tadi menarik nya, kemudian kembali.
"Maafkan Nona Muda kami, Tuan. Dia memang buta. Dan baru sadar dari koma." Ucap wanita yang tadi menarik tangan Selina.
Pria itu tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam saja dan menatap aneh ke arah Selina dan pergelangan tangan nya yang berlumur da-rah.
Pria itu pun berlalu begitu saja tanpa bicara. Ia paling malas ikut campur urusan orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Selina pun kembali di tarik paksa oleh wanita itu. Dan ia di marahi karena sempat melepaskan tangan nya tadi.
"Jangan sok bisa berjalan sendiri, Nona. Anda itu sekarang sudah buta."
"Tapi, tangan ku sakit. Apa kamu tidak bisa berjalan pelan dan tidak menggenggam tangan ku dengan kuat?"
"Jangan manja. Papa mu tidak mengizinkan mu untuk protes. Jadi, kau harus ikuti apa yang aku inginkan. Cepat jalan! Kalau kau lambat, kau akan terlambat melihat pemakaman Mama mu."
Wanita itu pun kembali memegang pergelangan tangan Selina dengan kuat dan menarik nya begitu saja.
Selina hanya bisa menahan rasa sakit bekas jarum infus yang di cabut paksa tadi. Ia akan lebih cepat berjalan supaya bisa melihat pemakaman mama nya.
Tidak lama kemudian, Selina pun masuk ke dalam mobil. Entah sudah sampai dimana, ia pun tak tahu. Semua nya begitu gelap dan Selina tidak bisa merasakan apapun diluar sana.
"Kita sampai Nona Muda."
"Mengapa begitu sepi?"
"Karena ini tempat pemakaman. Kalau mall baru ramai."
Wanita itu menuntun Selina ke arah tempat Mama nya di makam kan. Benar-benar sepi di sana dan sama sekali tidak ada manusia yang datang.
"Ini makam Ibu mu. Berdoa lah kau di sana. Semoga saja Ibu mu memaafkan anak durhaka seperti mu."
"Aku bukan anak durhaka. Aku bahkan tidak pernah berkata kasar pada Ibu ku. Siapa kau berani mengatakan lelucon itu."
"Berani sekali kau membentak pengasuh mu, Selina!"
"Pengasuh ku? Apa maksud Papa?"
"Apa kau lupa, kalau kau saat ini buta. Apa kau bisa mengurus dirimu sendiri? Untuk berjalan sendiri saja kau tak mampu!"
"Tapi Pa. Beliau sangat kasar. Beliau tidak cocok untuk menjadi,,,"
Plak..
Sebuah tam-paran mendarat di pipi mulus dan putih itu. Sedikit cairan berwarna merah keluar dari sudut bibir.
Antara rasa sakit dan juga terkejut. Selina benar-benar tidak bisa untuk memikirkan nya lebih jauh lagi.
" Jangan banyak mengatur ku. Mulai saat ini, pengasuh mu itu yang akan berada di sisi mu."
Selina hanya bisa diam. Suara nya tercekat di dalam tenggorokan milik nya. Ia bahkan tidak bisa lagi untuk berkata-kata.
"Papa, apa Papa sudah tidak menyayangi Selin lagi? Selin hanya punya Papa untuk saat ini." Ucap nya sambil mengiba.
Bahkan setelah di tampar, Selina masih berharap pada Papa nya itu.
"Segera pulang jika kau sudah melihat makam Mama mu."
Wira berlalu pergi setelah mengatakan hal itu. Kini tinggal lah Selina bersama dengan wanita yang di sebut pengasuh.
Bukan pengasuh. Lebih tepat nya, wanita itu akan membuat hidup Selina seperti di neraka. Bahkan di depan Papa nya saja ia berani. Apalagi di belakang Papa nya sendiri.
Mereka pun akhir nya pulang. Entah kemana si pengasuh membawa Selina. Selina sudah pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya.
"Dimana kita?"
"Jangan banyak bicara dan cepat ikut aku."
"Tapi tempat ini bukan rumah ku."
"Dari mana kau tahu jika ini bukan rumah mu?"
"Bau nya. Ini bukan bau Mawar Mama. Ini bau tempat asing."
"Wah, kau sudah seperti anjing saja. Ikut saja aku. Jangan buat Papa mu marah."
Selina di bawa ke suatu tempat. Ia lalu di dorong masuk ke ruangan tersebut.
Brak...
Lagi-lagi tubuh nya terbentur sesuatu. Entah sudah berapa banyak memar yang ada di tubuh nya itu.
" Panggil aku Nyonya Visia. Aku lah yang akan merawat mu mulai saat ini."
"Kau bukan merawat ku. Tidak ada pengasuh yang seperti ini. Dimana Papa ku? Aku mau bertemu beliau."
"Papa mu? Papa mu menyerahkan mu padaku. Dan beliau berkata, semua yang terjadi pada mu, beliau serahkan pada ku. Jadi Selina, bersikap lah yang manis."
Pintu pun di tutup. Selina kini duduk meringkuk di samping tempat tidur milik nya.
Saat ini hidup nya seperti dalam mimpi. Mengapa semua tiba-tiba berubah saat dia terbangun dari tidur panjang nya.
" Mama, apa yang sebenarnya terjadi dengan hidup Selina."
Hiks....
awas Damian muali sekarang pengawalan Selina harus lebih Keta karna dia akan menjadi target musuh mu
pasti kaget dong tuh bokapna Selina sukurin jadi bokap ko jahat bgt,
koplak2 jan2 ngakak di akhir.. kuuuapok mu kapn damian
supaya harum mewangi sepanjag hari
dan damian akan menjadikan mu wanita kuat.. ayo kk thor
masuk kk rhor
smg nasib baik menyertai mu selin
jdikan dia wanita kuat kk thor krn berdampinhan dgn seorang mafia
buat matanya norma lagi dan bisa main senja dan bela diri