Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta
Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.
Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Paramitha Indraswari
POV : MITHA
"Rumah ini kami sita, karena tunggakan tidak dibayarkan selama 24 bulan" Seperti tersambar petir aku dan mama terkejut dengan kedatangan karyawan Bank yang akan mengeksekusi rumah satu-satunya yang kami miliki.
"Mi-mithaa...ahh" Dengan memegang kepala, Mamaku ambruk di depan mataku
"Mamaaa...Bangun maa!!" Beberapa karyawan Bank membantu menggotong mamaku ke dalam mobil dan segera kularikan mama ke rumah sakit terdekat.
"Suster!!..tolong bantu hiikkss.." Aku teriak di depan IGD sebuah rumah sakit.
Dua orang perawat pria membawa brankar untuk membawa mama masuk ke ruang IGD.
Hatiku cemas, wajah mama memucat, sekujur tubuhnya dingin. "Ya Tuhan, aku hanya punya mama tolong jangan ambil mamaku hiikkss.."
Seorang dokter muda menghampiriku, "Ibu anda harus segera ditangani karena pembuluh darah di kepalanya pecah, kami mohon segera urus administrasi untuk segera diambil tindakan"
"Baik dok, saya harus kemana?" Dengan kondisi terdesak aku tak bisa berpikir panjang yang penting mamaku selamat.
"Anda ke bagian administrasi di depan, dan tanda tangani surat ijin mengambil tindakan"
Aku langsung bergegas ke ruang administrasi yang dimaksud.
"Total biaya 100juta nona" Aku gemetar mendengar angka fantastis tersebut. Kalau dulu waktu papa masih bersama, angka segitu mungkin sangat kecil bagi kami. Tapi kondisiku sekarang, aku harus cari uang kemana? Dengan tangan dan tubuh gemetar, aku tetap menandatangani surat persetujuan operasi yang penting mama selamat.
"Uang bisa dicari Mitha..bisa dicari.."Bisikku dalam hati
Enam jam lamanya aku menunggu mama di depan ruang operasi, rasa lelah dan lapar sudah tidak kurasakan lagi. Mataku terbuka tapi pikiranku kosong tak bisa berpikir. Sampai kapan ujian ini akan berakhir, Tuhan.
Flashback On_
Papa pulang cepat dari kantor bersama Melisa dan mengumpulkan kami di ruang keluarga.
"Papa sudah menikah dengan Melisa, dan Melisa sedang mengandung anakku"
"Apa?!" Aku dan mama berteriak bersamaan.
Plaakk!! Plaakk!!
"Beraninya kamu menggoda suamiku ya, kamu sudah aku anggap anakku sendiri. Aku biayai kuliah dan mendapatkan pekerjaan bagus di kantor suamiku tapi kamu merusak rumah tanggaku!!" Mama menampar dan memaki sepupuku dari mama, yang sudah tinggal bersama kami sejak usianya 10tahun.
Papa menghalangi mama dan aku yang akan menyerang Melisa. Dan wanita itu hanya menangis dan tersedu dibalik punggung papa.
"Laras! Mitha! Hentikan!! Tidak ada yang boleh menyakiti istriku!" Papa mendorongku hingga punggungku menabrak tembok
"Aahhh..papa! Papa tega mendorong aku!" Aku terhenyak, papaku yang biasanya lembut kini berubah
"Kalian mau nerima Melisa atau tidak, dia akan tetap bersamaku!"
"Aku tidak Sudi menerimanya pah!! Aku akan keluar dari rumah ini" mamaku berteriak dan mengancam papa
"Silahkan keluar! Jangan harap aku akan menafkahi kalian. Laras, kau tunggu surat cerai dariku!" Aku dan mama menatap papa dengan tajam, amarah sudah di titik didih.
Mama memutuskan keluar dari rumah karena papa sudah berubah. Mungkin kali ini papa sedang tidak waras, dan nanti akan mencari kami untuk kembali ke rumah.
Kami menempati rumah peninggalan orangtua mama di Bandung. Aku tetap melanjutkan kuliah meskipun dengan biaya terseok-seok.
Melissa sepupuku dari mama, anak dari adik tirinya mama, Yang biasa aku panggil Mang Ubay. Kami tumbuh bersama di rumah yang memberinya kehidupan dan kebahagian. Tapi hatinya busuk, dia merayu papa dan mengusir kami dari rumah.
Dan di rumah peninggalan orangtua mama juga kami dizalimi, Mang Ubay menggadaikan rumah peninggalan orangtua mama ke Bank. Dan rumah terpaksa di sita karena mang Ubay tidak melunasi pinjaman.
Sebelum rumah nenek kami di sita pihak bank, mama baru saja mendapatkan surat cerai dari papa tanpa pembagian harga Gono gini. Sudah jatuh tertimpa tangga.
_Flashback Off
"Keluarga dari ibu Laras" Suster memanggil
"Sa-saya suster" aku menghampiri perawat yang memanggil
"Tolong ditebus obatnya dulu mba, ibu anda sudah di ruang ICU untuk observasi pasca operasi" Satu lembar resep diserahkan perawat kepadaku
"B-baik, sus" Hatiku berdegub kencang saat kaki melangkah menuju apotik, kakiku terasa lemas. Berapa uang yang harus aku keluarkan lagi kali ini.
Aku sodorkan kertas resep di loket apotik dengan hati cemas. Uangku tinggal lima ratus ribu di dompet, dan ini pun uang untuk bayar kuliah. Aku terisak dengan tertahan, tidak mau jadi pusat perhatian. Aku duduk di pojokan dekat tempat sampah ruang tunggu.
"Pasien ibu Laras" Aku mendekat ke loket
"Tujuh ratus lima puluh ribu ibu"Suara apoteker itu lembut, tapi di telingaku terasa berdenging
"m-mba, bisa tidak obatnya saya tebus hanya setengah saja. Uang saya tinggal sedikit" aku terbata dan gemetar.
"Engga bisa mba, ini obat untuk ruang ICU. Obatnya harus dibeli penuh" Aku hanya tertunduk
"Pakai debit bisa mba?" Seseorang menyodorkan kartu BCA Prioritas kepada apoteker tersebut. Aku bergeser ke kanan membiarkan orang itu lebih dulu melakukan transaksi.
"Ini obatnya" Pria itu menyodorkan sebungkus obat ke arahku, Aku mengangkat wajahku untuk menatap seorang pria yang menyodorkan bungkusan obat.
"Sa-saya?" aku bingun
"Iya ini obat ibu anda" katanya, aku bingung.
"Ambillah" Aku langsung bersimpuh di kakinya
"Terima kasih pak..terima kasih banyak..kalau saya sudah ada uang akan saya ganti. Saya minta alamat bapak" Aku tangkupkan kedua tangan di hadapannya
"Saya terburu-buru, kalau kamu ada waktu bisa ke ruang Anyelir No.1" Pria itu langsung pergi meninggalkanku yang masih terisak, ternyata Tuhan Maha baik. Mengirimkan seorang malaikat untuk membantuku.
Aku bergegas ke ruang ICU untuk menyerahkan obat, dari kaca pembatas aku bisa melihat mamaku begitu pucat, kepalanya masih di perban dan ditubuhnya banyak alat bantu.
"Mah, cepat sembuh ma" lirihku
Keesokannya aku ke ruang anyelir no.1, tapi ternyata orang itu sudah pulang. Aku meminta alamat pasien ke ruang administrasi. Bersyukur, di sana aku bisa mendapatkan alamatnya. Hari ini Aku berniat jual mobilku satu-satunya untuk membayar biaya operasi mama dan sisanya untuk biaya hidup.
#Di tempat penjualan mobil second
"Masa hanya segitu pak? Lebihin lah pak" Rengekku.
"Mobil tua mau dapat mahal, mesinnya juga udah jelek" Gerutu marketing dealer
Mobilku memang mobil keluaran tahun 2020 tapi mesin sangat bagus karena aku rajin servis dan interiornya sangat mewah.
Ku keluar dari dealer itu dan masuk lagi ke dealer lain. Aku juga pasang iklan di grup kampus. Dari tiap dealer yang aku kunjungi tidak ada yang memberiku harga yang sepantasnya, mereka hanya berani mengambil harga 30% dari harga beli. Disaat aku frustasi, ponselku berbunyi.
"Hallo"
"Mit..katanya Lo mau jual mobil CR-V? Nih ada sodara gue yang minat. Mau jual berapa?" Suara Bella di sebrang sana
"Iya gue mau jual 500 juta bel, lagi butuh duit buat operasi mama gue "
"Oke ketemuan deh"
"Ya Tuhan..terima kasih" Jeritku dalam hati, semua dipermudah.
∆∆∆∆∆∆