🔥🔥🔥
Harap bijak dalam membaca!
Its real my karya, jika ada unsur kesamaan nama, tokoh atau kejadian yang sama itu diluar dugaan saya. dengan ini saya menyatakan, bahwa saya telah berfikir keras dalam memberikan cerita khayalan ini. terimakasih!
***
*
Bulan Aleena Zahrani, gadis muslimah bercadar yang sangat cantik, dia terlahir dari keluarga Sederhana. tapi nasibnya tidak secantik parasnya. Bulan dinikahi oleh pria berdarah dingin tentunya dari keturunan mafia kejam sama seperti nasib yang ia alami saat ini.
Stevan Jafer Dirgantara, anak dari Moundy Dirgantara. Dia adalah mafia yang terkenal paling kejam di kotanya. Stevan menikahi Bulan karena ingin membalas dendam pada Ayah gadis bercadar tersebut.
Lalu bagaimana dengan nasib Bulan?
Apa dia akan tetap bertahan menerima kekejaman dari suaminya atau justru dia akan pergi?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Kekejaman Suamiku
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Sepuluh hari sudah berlalu, Bulan pagi ini baru saja menyelesaikan mandi setelah menstruasi usai. Dia berjalan perlahan menuju meja rias untuk memakai hijab juga cadarnya di depan cermin.
Selama sepuluh hari dia mengalami menstruasi itu tak pernah sekalipun melihat suami kejamnya datang menemuinya. Selama dua minggu ini dia tak disentuh oleh Stevan membuatnya sedikit bahagia, karena tidak menerima penyiksaan darinya.
"Kenapa dia tidak menemuiku?" gumam nya lirih sembari memakai cadarnya. "Ah kenapa aku menunggu nya? Harusnya aku senang dia tidak mencariku!" gumamnya lagi.
Bulan merasakan gelisah di dalam hatinya, dia merindukan sosok pria yang selama ini menyiksanya. Kebencian di dalam hatinya seakan berubah menjadi sebuah cinta untuk seorang Stevan.
Bulan akhirnya memilih untuk bersantai di balkon kamarnya, sembari membawa buku di tangannya, seolah dia ingin mengalihkan pikirannya agar tidak lagi memikirkan Stevan. Dia berjalan menatap ke arah luar dan melihat ke bawah.
Di halaman tepatnya di depan gerbang, dia mengenali seseorang yang sedang bicara dengan penjaga gerbang sekaligus pengawal Stevan yang ditugaskan untuk menjaga Bulan agar tidak lagi berusaha untuk kabur.
"Kak Raihan!" lirih Bulan mengenali pria yang berani datang kerumah Stevan.
Maulana Raihan Billah, dia adalah pria yang dekat dengan Bulan saat masih kuliah. Bulan yang belum menyelesaikan pendidikan nya sebagai calon Dokter, membuat Raihan penasaran.
Dia terus mencari tentang Bulan selama wanita itu tidak lagi menginjak universitas negeri bersamanya. Setelah mendapatkan informasi, Raihan dengan beraninya datang menemui Bulan dirumah mafia yang terkenal kejam itu.
Bulan yang melihat pria yang sangat ia kagumi dan cintai itu datang segera keluar dari kamar dan berlari menuruni tangga menuju pintu utama. Para pelayan yang melihat Bulan berlarian pun ikut berlari mengejar majikannya itu karena mereka mengira Bulan akan kembali kabur.
Setelah pintu utama terbuka, Bulan berteriak memanggil namanya dengan lantang.
"Kak Raihan!" teriak Bulan membuat semua yang ada disana menoleh ke arahnya begitu juga dengan Raihan.
"Bulan!" sahut Raihan antusias setelah melihat seorang wanita yang sudah sangat ia rindukan.
Bulan melangkah cepat dengan setengah berlari menghampiri Raihan di halaman rumah itu.
"Ternyata benar kau tinggal disini?" sambung Raihan setelah Bulan berdiri dihadapannya dan Bulan pun mengangguk.
Para pelayan dan para pengawal pun menyingkir melangkah mundur saat melihat Bulan menemui pria gagah dan tampan yang sudah berhasil mengambil hati Bulan.
"Kak Raihan apa kabar?" tanya Bulan senang namun begitu gugup bertemu dengan pria yang ia kagumi selama ini.
"Alhamdulillah aku baik. Sejak kapan kau pindah kemari? Mana Ayah dan Ibu?"
Raihan melangkah semakin dekat memberanikan diri menatap mata Bulan karena wajahnya tertutup cadar.
"Aku disini... Em aku..."
Bulan semakin gugup, dia tidak ingin status pernikahannya diketahui oleh Raihan. Karena dia sedang mengatur rencana untuk kembali kabur suatu saat nanti dan mengajukan gugatan cerai pada Stevan.
Tapi hanya rencana, bagaimana bisa dia bisa kabur? Karena dirumah mewah itu di penuhi pelayan dan pengawal yang menjaga Bulan juga di lengkapi cctv di setiap sudut rumah itu.
Pertemuan keduanya diketahui oleh Stevan. Karena sejak Raihan menginjak halaman rumahnya, Stevan sedang dalam perjalanan dan mengetahui kedatangannya melalui laptop yang selalu ia bawa kemanapun.
Bulan baru saja akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Raihan, suara bariton yang begitu dia kenali menyapa telinga wanita itu.
"Bulan!" teriak Stevan memanggil istrinya.
Degh
Bulan dan Raihan menoleh ke arahnya, Bulan begitu sangat terkejut saat melihat sosok Stevan dengan langkah tegas menghampirinya dari luar gerbang.
Dengan wajah dinginnya, Stevan mendekat pada mereka yang sedang menatapnya. Ekspresi Stevan membuatnya takut, dia sudah memastikan akan kembali mendapat siksaan yang menyakitkan setelah ini.
"Sedang apa kamu di luar!" tanya Stevan.
"Aku, a-aku menemui teman kuliahku!" sahut Bulan gemetar.
"Masuk!" Stevan menarik lengan Bulan tapi dengan segera di tahan oleh Raihan.
"Maaf, anda siapa? Seseorang yang bukan muhrimnya di larang bersentuhan." tanya Raihan berusaha menahan Stevan agar bersikap lebih lembut pada wanita yang dikaguminya.
Raihan tidak tahu bahwa pria di hadapannya itu adalah ketua geng Mafia yang sangat kejam di kota itu. Jadi Raihan juga tidak tahu status Stevan dengan Bulan saat ini.
"Saya suaminya! Jika kau masih ingin hidup, pergilah dari rumahku! Dan jangan pernah berani menemuinya lagi!"
Raihan yang mendengar itu membulatkan matanya terkejut. Dia melepas tangan nya dari lengan Stevan. Raihan hanya bisa diam terpaku saat ini, dia beralih menatap Bulan seakan meminta penjelasan dengan statusnya itu. Namun Bulan menggeleng pelan dengan air mata yang sudah membasahi cadarnya.
Bulan ingin menjelaskan status apa yang ia jalani saat ini. Tapi tidak bisa, seakan lidah nya kaku dan tersekat ditenggorokannya. Hanya tangisan dan bibir gemetar seakan telah menjelaskan semuanya.
"Kak Raihan, maafin aku !" gumam Bulan dalam hati.
"Bulan, apa ini ? Kau sudah berjanji untuk menungguku, tapi kau...?" tanya Raihan dalam hati.
Keduanya seakan sama-sama bicara dalam hati. Bersamaan dengan itu, Stevan kembali menarik lengan Bulan dengan kasar. Membuat lamunan keduanya buyar.
"Masuk!"
Stevan menyeret Bulan dengan kasar, meski langkah nya mengikuti Stevan, tapi wajahnya masih menatap Raihan yang masih diam terpaku ditempatnya membiarkan Bulan di seret oleh Stevan. Dan Raihan juga melihat ekspresi mata Bulan yang seperti nya dinikahi secara paksa dengan pria kejam itu.
Kemarahan Stevan meluap karena melihat Bulan bicara dengan jarak begitu dekat bersama pria lain. Jadi tanpa basa-basi di hadapan Raihan, dia menyeret Bulan karena sudah berani keluar dan menemui seorang pria tanpa ijin darinya.
"Masuk!" pekik Stevan dengan suara dinginnya.
Bulan hanya bisa menuruti perintah Stevan. Bulan terus mengikuti setiap langkah Stevan dan membuat langkahnya sedikit berlari karena pria kejam itu terus menariknya.
Para pelayan yang melihat Nona mudanya di seret seperti itu tentu merasa kahwatir. Mereka ingin sekali menolongnya tapi tidak bisa.
Sedangkan Raihan melangkah pergi dengan langkah gontai seakan dunainya hancur setelah mendengar dan melihat sendiri pujaan hatinya telah dinikahi oleh pria lain.
Braaak...
Pintu kamar tertutup kencang membuat para pelayan yang bertugas terjungkat kaget karena perlakuan Stevan yang kebiasaannya membanting pintu jika sedang marah.
Stevan terus menyeret Bulan dan menjatuhkannya di atas kasur dengan kasar. Dia menindih tubuh istrinya sembari menopang kedua tangannya di atas tubuh wanita itu.
"Siapa yang menyuruhmu keluar tanpa ijin dariku!" ujar Stevan dengan suara pelan namun dingin membuat Bulan semakin bergetar.
"A-aku... Ak-aku..."
"Siapa pria yang kau temui itu! Kenapa dia bisa tahu kau ada disini! Hah!" teriak Stevan membuat telinga Bulan melengking kesakitan.
"Dia... Dia hanya.. dia hanya teman kuliahku." sahut Bulan gemetar ketakutan menatap kedua manik hitam milik pria kejam yang berada di atasnya.
"Kenapa dia bisa tahu kau tinggal disini?" tanya Stevan lagi berusaha meredam emosinya.
"Aku... A-aku tidak tahu."
Stevan mendekatkan wajahnya pada wajah Bulan yang masih tertutup cadar. Dia terus menatap kedua mata wanita yang selalu di siksa nya selama ini. Alih-alih kembali bertanya, justru jantung Stevan semakin berdetak kencang saat melihat kedua mata indah itu dengan intens.
"Aaargh..."
Braaak...Prang...
Stevan menghantam cermin yang ada di lemari kamar Bulan. Cermin di lemari itu terpecah berserakan di lantai setelah dihantam keras oleh kepal lan tangan Stevan yang kuat.
"Kenapa aku tidak bisa menatap matanya ? Tidak ! Aku tidak boleh jatuh cinta dengannya ! Seorang Stevan tidak akan bisa mempunyai rasa cinta !"
...****************...
istrinya yang habil stevan yang ngidam😁
semangat berkarya..
aku yakin saat ini Stevan jafier dirgantara sedang menikmati indahnya penyesalan
semoga Bulan terus kuat menjalani kehidupannya
Steven dan Bulan benar2 berpisah nih