NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Suami Posesif

Belenggu Cinta Suami Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Erma Sulistia Ningsih Damopolii

Menjadi aktris baru, nyatanya membuat kehidupan Launa Elliza Arkana jungkir balik. Menjadi pemeran utama dalam project series kesukaannya, ternyata membuat Launa justru bertemu pria gila yang hendak melec*hkannya.

Untung saja Launa diselamatkan oleh Barra Malik Utama, sutradara yang merupakan pria yang diam-diam terobsesi padanya, karena dirinya mirip mantan pacar sang sutradara.

Alih-alih diselamatkan dan aman seutuhnya, Launa justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Barra, hingga ia terperosok ke dalam jurang penyesalan.

Bukan karena Barra menyebalkan, tapi karena ia masih terikat cinta dengan sahabat lamanya yaitu Danu.

“Lebih baik kau lupakan kejadian semalam, anggap tidak pernah terjadi dan berhenti mengejarku, karena aku bukan dia!” ~Launa Elliza

“Jangan coba-coba lari dariku jika ingin hidupmu baik-baik saja.” ~ Barra Malik Utama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erma Sulistia Ningsih Damopolii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 25 Menjauh

“Kalau kamu tidak mau, saya bisa saja menunjukkan rekaman cctv di mobil dan juga di kamarku kepada orang tuamu.”

Ucapan Bara semakin membuat Launa sakit kepala, namun wanita itu tidak ingin diam saja dan tidak membalas ucapan pemilik wajah tampan itu. Bagaimana pun Launa tidak ingin menikah dengannya sekalipun dirinya benar hamil. Kekayaan orang tuanya serta profesi yang saat ini ia geluti membuat Launa yakin bisa menghidupi anaknya seorang diri.

“Bapak bisanya cuma ngancam saya ya, bapak pikir saya takut dengan ancaman bapak. Ayah saya bukan tipe orang tua yang suka memaksakan kehendak, andai mereka tau, mereka tidak akan memaksa saya menikah dengan bapak kalaupun saya menolak. Jadi tolong, mulai hari ini, bapak jangan ganggu saya lagi. Saya sama sekali tidak mencintai bapak, setitik pun tidak ada rasa cinta saya untuk bapak, yang ada justru saya sangat membenci bapak!” Tegas Launa seraya menatap nyalang ke arah Bara, seakan menunjukkan kebenciannya yang sudah mendarah daging itu agar Bara tahu diri sedikit.

Siapa sangka penegasan Launa berhasil membungkam Bara. Pria tampan itu terdiam sepanjang Launa berkicau. Tatapannya tak terbaca, dan tanpa terduga ia pamit dan berlalu dari hadapan Launa.

Anehnya, sepeninggal Bara, Launa yang tadinya berapi-api mendadak tak enak hati. Pasalnya, Bara pergi dengan wajah yang tampak sendu.

“Apa aku keterlaluan?” Tanya Launa dalam hati melihat punggung Bara yang semakin menjauh.

Begitu Bara hendak membuka pintu mobilnya, kaki Launa tergerak untuk kembali menghampiri, namun pria itu sudah terlanjur masuk ke mobil dan langsung menancap gas meninggalkan tempat itu.

Tanpa Launa sadari, penghuni mobil itu mengukir senyum tipis seraya melirik spion mobilnya yang menampakkan Launa saat tengah berdiri di tempat ia memarkir mobil tadi, dia tahu tadi Launa sempat mengejar mobilnya. Terbukti dari posisinya yang sudah berpindah tempat dengan raut wajah rasa bersalah.

Ternyata, Bara pergi bukan karena kecewa atas omongan Launa, namun karena ini merupakan taktik Bara untuk membuat Launa tak enak hati padanya dan berakhir meminta maaf.

Sedikit banyak pria itu sudah mengetahui perangai Launa. Wanita itu kerap tak enak hati apabila menyinggung perasaan orang yang sudah berjasa dalam hidupnya. Baik itu jasa dalam bentuk bantuan materi atau bantuan pertolongan seperti yang ia lakukan beberapa jam lalu.

Sepeninggal Bara, Launa masih betah berdiri di sana dan memandangi mobil Bara yang sudah hilang dari pandangan.

“Ya Tuhan, sepertinya aku benar-benar sudah keterlaluan. Mungkin Bara tidak akan tersinggung karena dia juga tidak mencintaiku, tapi pasti dia tersinggung karena aku melontarkan kata benci padanya.” Batin Launa yang tanpa sadar tertangkap mata orang tuanya.

Tindakkan Launa yang mengejar mobil Bara tadi terlihat manis di mata mereka. Menurut mereka, Launa seperti itu karena ingin terus bersama Bara dan belum ingin berpisah.

“Yah lihat deh, sepertinya putri kita tipe wanita yang gampang rindu. Lihat mobil Bara sampai dikejar begitu, bunda jadi kasihan lihatnya yah, dia terlihat sangat mencintai pria itu.”

“Iya, ayah semakin yakin untuk bicara dengan mbak Andira perihal pembatalan perjodohan anak-anak kita.” Jawab Kevin seraya terus mengawasi Launa dari dalam.

“Betul yah, kita sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan kehendak. Kalau anak kita tidak suka, jangan dipaksa, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri. Asalkan pria itu baik, bunda setuju-setuju saja. Dan sepertinya, Bara itu lelaki yang baik.” Tutur Salsa panjang lebar.

“Iya, besok kita harus bertemu mbak Andira, kita ke rumahnya dan membahas hal ini sekaligus menyampaikan permintaan maaf padanya.”

“Iya yah, semoga mbak Andira bisa mengerti.”

“Pasti itu, aku yakin mbak Andira pasti akan mengerti.” Panjang sudah perkaranya, omongan Bara sudah mereka telan mentah-mentah. Sebentar lagi, Launa akan terjebak dalam perangkap yang sengaja Bara buat.

“Eh yah, itu dia menuju ke sini, ayo pura-pura duduk.” Ajak Salsa kemudian pura-pura duduk seakan tengah menunggunya di ruang tamu.

Begitu masuk, wajah Launa yang tadinya murung berubah jadi biasa saja saat di depan kedua orang tuanya.

“Bunda sama ayah belum tidur?”

“Bunda sama ayah nungguin Launa.”

Launa tak menjawab lagi, ia menghela napas panjang lalu mengembuskannya perlahan sembari menyandarkan diri di sofa.

“Nak, tidur gih, sudah larut malam.”

“Iya bun, bunda sama ayah tidur aja duluan, Launa masih mau di sini.” Jawab Launa tampak lesu, dan hal itu jelas tertangkap mata orang tuanya.

“Na, kamu kenapa? Kok kelihatan galau begitu.”

“Nggak apa-apa kok bun, Launa cuma capek aja.” Jawab Launa namun orang tuanya tidak semudah itu percaya.

Kegalauan Launa mereka artikan berbeda, Launa pasti tengah memikirkan cara memutuskan perjodohannya karena sudah terikat hubungan dengan pria lain. Begitu tutur batin keduanya.

Alhasil, mereka memilih masuk meninggalkan Launa yang masih betah menyendiri di ruang tamu.

Drrt drrrttt drrtt

Sebuah panggilan dari kontak yang ia namai Danu itu muncul di layar gawainya. Dengan malas Launa menjawab telepon tersebut.

“Ya?”

“Aku di luar.” Ujar Danu hingga Launa beranjak mengintip keluar jendela dan benar saja, pria tampan itu berdiri dengan tubuh tegapnya di samping mobil sport yang ia miliki.

Bergegas Launa keluar untuk menemuinya, begitu berada dekat di depan Danu, pria itu menjitak pelan dahi Launa hingga wanita itu mencebikkan bibir yang sukses membuat gemas Danu.

“Anak nakal!”

“Maaf.”

“Kamu dari mana saja sih? Nggak langsung pulang? Ayah kamu sampai panik ngajak aku keluar untuk cari kamu.” Tanya Danu yang memaksa datang untuk memastikan keadaan Launa meski ayah Kevin sudah mencegahnya untuk datang.

“Maaf.” Hanya kata itu yang keluar dari bibir Launa. Pasalnya, ia tidak tahu lagi harus bicara apa, tidak mungkin dia jujur mengenai alasannya ke taman itu.

“Lagian kenapa harus ke taman itu sih? Taman itu banyak premannya.” Cetus Danu hingga Launa beralih menatapnya.

“Masa sih? Pantas.” Celetuk Launa berhasil mengundang perhatian Danu.

“Pantas kenapa? Jangan bilang kalau_”

“Iya, tadi aku hampir saja ditikam preman_”

“Apa?” Belum usai kalimat Launa, Danu langsung memotongnya karena kaget dan refleks memegang kedua pundak wanita itu untuk memastikan tidak ada yang luka di badan Launa.

“Di mana lukanya? Kamu nggak apa-apa kan?” Cecar Danu dengan berbagai pertanyaan. Betapa paniknya Danu saat ini, ia yang tidak bisa mendengar Launa mengalami tindak kejahatan sedikit saja, sontak dibuat cemas dan khawatir akan keadaan wanita itu.

“Aku nggak apa-apa Dan, ada yang nolongin.” Jawab Lana yang membuat Danu sejenak terpaku.

“Siapa?”

“Bara.” Jawabnya singkat hingga Danu bernapas lega bersamaan dengan perasaan jealous di hatinya.

Sepertinya akhir-akhir ini Bara sering muncul dalam kehidupan Launa. Bahkan, sempat ada di pikiran Danu rasa curiga tentang hubungan mereka yang sebenarnya bahwa ada sesuatu di antara mereka. Ingin Danu bertanya, tapi ia merasa tidak punya hak.

1
Melia Gusnetty
judul sm jln cerita nya gk sesui..jd malas baca nya..
sorry tak skip..
Melia Gusnetty
aahh..jd greget..tokoh utama nya begok bin tolol...lemah lg...gk sreek jd nya...😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!