Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Awal kehidupan di Ruosang
Ru Jian membawa Xin Yue ke pusat utama Ruoshang, sebuah aula besar yang memancarkan kemewahan luar biasa. Di sana, mereka disambut oleh seorang wanita cantik dengan sikap lembut, yang memperkenalkan dirinya sebagai Madam Hua, pengelola utama Ruoshang. Namun, pengalaman hidup Xin Yue memberi tahu bahwa wanita ini jauh dari sederhana. Di balik senyumnya yang menenangkan, ada aura tajam yang membuat Xin Yue tetap waspada.
Madam Hua memandang Xin Yue dengan tatapan yang menilai, lalu tersenyum tipis. "Ru Jian, kau membawa tamu yang sangat menarik. Selamat datang di Ruoshang, Nona Xin Yue. Di sini, semua tergantung pada kemampuanmu sendiri untuk bertahan."
Setelah perkenalan singkat, Xin Yue diterima dengan baik. Seperti yang dijanjikan Ru Jian, ia diberi makanan hangat dan pakaian baru. Tak lama kemudian, Ru Jian membawanya berkeliling untuk mengenalkan tempat itu.
Xin Yue mengenakan hanfu sutra berwarna merah muda lembut dengan bordir bunga peony emas yang menghiasi bagian lengan dan pinggangnya. Pakaian itu melilit tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan sosoknya yang anggun. Rambut cokelat bergelombangnya ditata rapi dengan sanggul setengah, dihiasi jepit rambut berbentuk burung phoenix dari giok putih dan manik-manik mutiara kecil. Sebuah kalung tipis dari emas dengan liontin giok menggantung di lehernya, memberikan kesan elegan.
Penampilannya begitu memukau, apalagi dengan bola mata biru yang berbeda dari orang-orang di dunia itu. Kombinasi kecantikannya yang langka, sikap lembut, dan pembawaannya yang tampak tidak berbahaya membuat semua orang yang melihatnya langsung terpikat. Para tamu pria—pejabat tinggi dan saudagar kaya—tidak bisa menahan diri untuk mencuri pandang. Beberapa bahkan mulai berbisik, bertanya-tanya siapa gadis misterius ini.
Xin Yue menyadari perhatian yang ia dapatkan, tetapi ia tetap tenang. Dengan sikap lembut seperti lotus putih, ia berbicara sopan pada siapa pun yang mendekatinya, membuat mereka semakin terpesona.
***
Pemikiran Ru Jian
Ru Jian, yang mengamati Xin Yue dari kejauhan, merasa hampir kehilangan kata-kata. Gadis yang ia temui di hutan, basah kuyup dan tampak seperti seseorang yang melarikan diri dari masalah besar, kini berubah menjadi sosok yang begitu memukau dan memikat.
"Ini... gadis ini benar-benar seperti bunglon," pikir Ru Jian sambil memandangnya dengan tatapan bingung. "Saat pertama kali bertemu, dia terlihat seperti orang yang hampir mati kelaparan. Sekarang? Lihatlah dia! Seperti dewi turun dari langit."
Ru Jian mengusap dagunya, mencoba menganalisis situasi. "Tunggu, tunggu... Apa ini? Sikap lembut? Senyuman polos? Dia bahkan menundukkan kepala seperti gadis pemalu. Ini jelas akting! Aku tahu itu! Tapi... kenapa aku juga hampir percaya?"
Ia menggelengkan kepala dengan putus asa. "Tidak mungkin dia sederhana. Dengan kecantikan seperti itu dan kemampuan aktingnya, dia pasti akan melesat naik di Ruoshang. Tapi... ini akan jadi menarik. Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya direncanakan gadis ini?"
Ru Jian mendesah pelan, lalu tersenyum kecil. "Baiklah, Xin Yue. Kalau kau mau bermain, aku akan menonton. Tapi jangan lupa, di Ruoshang, semua orang punya rahasia. Termasuk aku."
Mereka terus berjalan ke area lain, Ru Jian mengajak Xin Yue pergi ke area hiburan dibawah.
Ru Jian memperhatikan Xin Yue yang berjalan di sebelahnya dengan anggun, mengenakan pakaian mewah yang memancarkan aura kecantikan luar biasa. Tapi ketika ia berkomentar dengan nada menggoda, “Jadi, bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian?” Xin Yue menundukkan kepala dengan malu-malu, pipinya memerah.
“Kakak Ru Jian,” panggilnya dengan suara lembut, matanya sedikit berair seperti kelopak bunga yang basah oleh embun pagi. “Jangan menggoda aku seperti itu…”
Nada manisnya, ditambah dengan senyum kecil yang polos, membuat Ru Jian langsung merinding. Ia hampir tersedak napasnya sendiri.
“Gadis barbar ini…?!” pikir Ru Jian, matanya membelalak. “Di hutan, dia seperti harimau kelaparan, siap mencabik siapa saja. Tapi sekarang? Lihat dia! Seperti bunga lotus putih yang lembut ditiup angin. Apa ini akting tingkat dewa? Atau aku yang sudah gila?”
Ia berdeham pelan, mencoba menenangkan diri. “Baiklah, baiklah, jangan terlalu manis begitu, nanti aku diabetes.” Tapi dalam hati, Ru Jian hanya bisa memutar mata. “Kalau dia terus begini, aku yakin semua pria di sini akan jatuh berlutut dalam waktu seminggu.”
Saat mereka melanjutkan tur di Ruoshang, beberapa penghuni tempat itu mulai mendekati Xin Yue, penasaran dengan pendatang baru yang langsung mencuri perhatian.
Yang pertama adalah seorang wanita bernama Mei Lian, salah satu entertainer terbaik di Ruoshang. Dengan senyum ramah, ia memperkenalkan dirinya. “Selamat datang, Nona Xin Yue. Aku Mei Lian. Jika kau butuh bantuan apa pun, jangan ragu untuk bertanya padaku.”
Xin Yue tersenyum lembut dan menundukkan kepala. “Terima kasih, Kak Mei Lian. Aku beruntung bisa bertemu orang sebaik dirimu.”
Mei Lian tertawa kecil, tetapi matanya mengamati Xin Yue dengan penuh rasa ingin tahu. “Gadis ini punya aura berbeda,” pikirnya. “Tapi dia tampaknya sopan. Kita lihat saja seberapa jauh dia bisa melangkah.”
Kemudian, seorang pria tampan bernama Zhao Wen mendekat. Ia adalah salah satu penyanyi terbaik di Ruoshang, terkenal dengan suaranya yang memikat. “Ah, jadi ini gadis yang membuat semua orang ribut. Xin Yue, bukan? Aku Zhao Wen. Jika kau ingin belajar cara memikat tamu dengan suara, aku bisa mengajarimu.”
“Terima kasih, Kakak Zhao Wen,” jawab Xin Yue dengan nada lembut, membuat Zhao Wen tersenyum lebar. “Aku akan sangat senang belajar darimu.”
Namun, tidak semua orang menyambut Xin Yue dengan tangan terbuka. Beberapa wanita di sudut ruangan saling berbisik, menatap Xin Yue dengan tatapan penuh iri.
“Baru saja datang, sudah menarik perhatian semua orang,” bisik salah satu dari mereka.
“Lihat saja dia. Dengan wajah seperti itu, dia pasti akan menjadi favorit tamu. Kita harus hati-hati,” tambah yang lain.
Xin Yue, yang sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, berpura-pura tidak menyadarinya. Ia tetap tersenyum lembut, membuat dirinya tampak tidak berbahaya.
Ru Jian, yang mengamati semua ini dari dekat, hampir tertawa terbahak-bahak. “Dia benar-benar memainkan peran lotus putih dengan sempurna. Lihat mereka! Semua orang sudah terpesona. Bahkan Mei Lian dan Zhao Wen, yang biasanya sulit didekati, langsung menyukai dia. Dan yang iri? Ah, mereka pasti tidak tahu siapa yang sedang mereka hadapi.”
Ia menyandarkan diri ke dinding, memandang Xin Yue dengan mata menyipit. “Kalau aku tidak tahu lebih baik, aku sendiri mungkin sudah jatuh ke perangkapnya. Tapi tidak, aku tahu kebenarannya. Gadis ini seperti harimau berbulu domba. Tunggu saja, dia pasti akan mendominasi tempat ini dalam waktu singkat.”
Namun, meski pikirannya penuh dengan komentar lucu, Ru Jian juga merasa kagum. “Kalau dia bisa menjaga hubungan baik dengan orang-orang seperti Mei Lian dan Zhao Wen, dia akan memiliki sekutu kuat di sini. Itu langkah yang pintar. Dan dengan semua perhatian ini, aku yakin Madam Hua akan segera memberinya tugas pertama.”
Saat hari mulai malam, Ru Jian membawa Xin Yue ke sebuah ruangan pribadi untuk memberinya saran. “Kau tahu, Xin Yue, tempat ini bukan hanya tentang kecantikan atau hiburan. Setiap orang di sini punya peran yang lebih besar. Kalau kau ingin bertahan, kau harus pandai membaca situasi dan memainkan peranmu.”
Xin Yue menatapnya dengan mata biru besarnya, tampak bingung. “Apa maksud Kakak Ru Jian?”
Ru Jian menghela napas panjang. “Jangan berpura-pura tidak tahu. Kau tahu persis apa yang aku maksud. Aku hanya ingin melihat seberapa jauh kau akan melangkah. Dan percayalah, aku akan menikmati setiap momennya.”
Xin Yue tersenyum tipis, lalu berkata dengan nada manis, “Terima kasih atas nasihatmu, Kakak Ru Jian. Aku akan melakukan yang terbaik.”
Ru Jian memutar matanya lagi. “Dia benar-benar tidak sederhana…” pikirnya sambil menggeleng.
Namun, di balik lelucon dan pemikirannya, Ru Jian merasa yakin bahwa Xin Yue akan menjadi bintang di Ruoshang—dan ia tidak sabar untuk melihat bagaimana gadis ini akan menghadapi tantangan pertamanya.