Morgan & Emily,
Perjanjian bisnis orang tua Morgan, memmbuat Morgan & Emily harus menikah.
"Walaupun pernikahan kita atas dasar org lain, tapi aku tidak ingin ada org lain dalam rumah tangga ini ketika nanti kita sah menjadi pasangan suami istri". ucap Emily
Menjadi seorang Wanita karir sekaligus seorang istri, Emily selalu berusaha membuat suaminya bahagia dan menjaga rumah tangganya ditengah-tengah kesibukannya mengejar target menjadi kepala rumah sakit dan menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit miliknya sendiri.
"Aku hanya ingin kau fokus dengan Rumah tanggal & kandunganmu Emily, aku tidak meminta kau berhenti bekerja setidaknya kurangi beban pekerjaanmu". ucap Morgan frustasi sambil mengacak-ngacak wajahnya dengan telapak tangannya
Disaat Hubungan dengan Suaminya mulai terbangun sebuah peristiwa mengubah segalanya & membuat Emily keluar dari rumah dan meninggalkan segalanya dalam keadaan mengandung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GRACIA SYLIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GELAGAT ANEH MORGAN
POV EMILY
Hari ini adalah hari terakhir aku berada dijerman. Sejujurnya selama aku menginjakkan kaki dikota Berlyn, aku merasa banyak sekali hal yang mengganggu dalam pikiran aku, itu semua tentang gelagat Morgan.
Aku tidak cukup bukti untuk mempertanyakan semuanya, apalgi sampai menuduhnya yang tidak-tidak. Lebih tepatnya aku hanya ingin menghindari perdebatan-perdebatan dengan suamiku.
Aku merasa belum siap dengan semua itu!
aku baru saja merasakan bahagia atas kedekatanku bersama Morgan yang mulai terjalin setelah melalui kejadian keguguran di 4 bulan pernikahan, belum lagi kejadian pil kb 6 bulan yang lalu.
...******...
Disclaimer..
usia pernikahan mereka saat ini tepat memasuki 2 tahun.
Di dua bulan pernikahannya dan Morgan bertepatan dengan ia mengambil proyek pembangunan rumah sakit. Mimpinya yang begitu besar bisa memiliki yayasan rumah sakit sendiri seolah membuatnya buta dengan ambisi.
Emily adalah perempuan yang selalu mempunyai pemikiran jauh kedepan, hanya dengan membayangkan ia sudah punya kerangka-kerangka planning.
Dibalik semua ambisinya. Emily hanya ingin setelah mewujudkan mimpinya, ia tidak perlu lagi menghabiskan waktunya untuk bekerja.
Jauh Sebelum Pernikahannya bersama Morgan, Rencana ini sudah ia persiapkan. Namun tentu mengejar semua hal itu tidak semulus hanya dengan berkhayal, proyeknya sempat mangkrak satu sebelum pernikahannya bersama Morgan.
Setelah melewati semua itu...
Emily yang sekarang hanya ingin fokus pada runah tangganya, setelah berhasil mendapatkan jabatan sebagai Direktur Utama disalah satu rumah sakit ternama di Indonesia, ditambah lagi rumah sakit miliknya kini sudah mulai beroperasi.
Ia hanya ingin menjalani hari-hari menjadi seperti perempuan-perempuan yang sudah menikah diluar sana, memiliki anak dan melayani suami. Seperti Impian Wanita-wanita pada umumnya, mimpi memiliki finansial yang tanpa ketergantungan pada orang lain terutama pada suami dan menjadi juga ibu yang baik dalam keluarganya.
Di usia 31 Tahun, dengan usia pernikahannya yang baru menginjak 2 tahun ia menjadikan semua yang telah ia lewati sebagai pelajaran dan selalu berdoa akan bisa membina rumah tangga bersama Morgan hingg ajal mau memisahkan.
...*********...
Lanjut Pov Emily
Awalnya aku hanya ingin menikmati cutiku 1 satu minggu bersama Bianca, setelahnya kembali dirumah menikmati waktu luang. Aku ingin merasakan menjadi wanita yang mengantar & menunggu suaminya setiap kerja.
Namun karena melihat gelagat aneh Morgan, sejak kejadian di Bassement ditambah lagi selama di jerman ia sering sekali keluar tanpa izin untuk bertemu temannya. Entah teman siapa yang dia temui, namun dalam pikiranku lebih condong mengarah pada perempuan Bassement itu.
Akhirnya aku memutuskan merubah kegiatan dalam jadwal cutiku. 3 hari di Aussie & 4 hari bersama Bianca di Swiss, semingunya lagi aku tetap akan menggunakannya hanya dirumah saja.
Aku beruntung memiliki sahabat seperti Bianca, ia sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Apapun yang berkaitan dengan Morgan ia akan selalu mendukungnya.
.
.
Selama 3 hari di Aussie, aku memanfaatkan betul waktu intinmku bersama Morgan, walaupun sejujurnya aku ingin sekali dia ikut ke Swis setidaknya meluangkan waktunya untukku namun disisi lain aku tidak ingin Egois dengan memaksanya. Aku ingin dia melakukan atas dasar keinginannya sendiri.
...Pov end...
...*****...
Saat ini Emily dan Bianca menikmati liburannya di swiss, ini pertama kalinya mereka travelling bersama setelah Emily menikah.
Emily memiliki 2 sahabat lagi, Namanya Deandra yang kini menetap di Korea bersama suaminya sedangkan yang satu lagi Felishya yang menetap di Malaysia bersama suami.
Diantara mereka berempat, sisa Bianca lah yang belum menikah, setidaknya ia sudah berstatus tunangan tinggal satu langkah lagi.
Selama berlibur di jepang, pikiran Emily terbagi-bagi. Ia menikmati setiap sudut kota swiss, disisi lain tidak henti-hentinya ia melakukan panggilan video bersama suaminya.
Tanpa merasa terganggu, Morgan selalu berusaha mengangkat setiap panggilan dan juga membalas pesan masuk dari Emily meskipun perbedaan waktu antara jakarta dan swiss.
Drrrttt.....Drtttt..
Dering ponsel, tanda panggilan masuk. Kali ini Morgan yang memanggil.
Di Jakarta jam 13.00 - di Swiss jam 07.00
"Baru bangun?" Tanya Morgan saat Emily muncul dilayar kaca.
"Dari tadi, cuma lagi nunggu Bianca ke bawah bentar. Jam 8 kita mau jalan lagi." ucap Emily sambil rebahan dikasur.
"Kamu lagi ngapain?" Tanya sambil melirik jam tangannya
"Kamu ga makan siang Mas?" Lanjutnya
"Lagi nyelesain tanda tangan berkas dikit lagi, habis itu makan. Makan siangnya aku tadi minta dibuatin bekal sama Bi Hana." ucap Morgan berhenti dari aktivitasnya dan menunjukkan kota bekal makan siangnya
Melihat hal itu, Emily tersenyum dalam panggilan vidio sambil mengacungkan jempolnya.
"Kalo masih banyak nanti aja dilanjutin kamu makan aja dulu Mas." ucap Emily pada suaminya
1 jam menemani suaminya mengobrol sekali makan siang lewat panggilan video, Emily izin mengakhiri panggilan karena harus turun ke Lobby menemui Bianca.
....
Tidak terasa Travelling diswiss 2 sahabat itu telah selesai, masing-masing dari mereka telah berpisah kembali ke negaranya.
Mansion Morgan & Emily, 19.30 WIB
"Mas aku baru ingat, besok aku jam 09.00 ada undangan dirumah sakit Kasih Esa! (Emily pramesta, rumah sakit miliki Emily)...Bisa luangin waktu ga?" Ucap Emily.
Mendengar itu, Morgan mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rudi sekeretarisnya.
"Halo Rud, tolong ubah jadwal bertemu client kita undur sampai jam 11 ya." ucap Morgan
"Aku ada urusan penting besok pagi." lanjut Morgan memberi pengarahan pada Sekeretarisnya.
"......."
Panggilan itu berakhir, tanda Morgan menyetujui untuk hadir menemani istrinya besok pagi.
"Makasih ya Mas." ucap Emily yang berada disamping Morgan
Saat ini mereka sedang Quality time diruang tengah, menonton film sambil menikmati cemilan yang dibuat oleh Emily. Kini dimansion mewah itu sampai 5 hari kedepan hanya tinggal mereka berdua.
Sehari sebelum Emily kembali ke Indonesia, Bi Hana izin untuk kembali ke kampungnya, Bogor.
Mereka sengaja memilih film thailand genre Komedi horor, pada dasarnya Emily bukanlah orang yang Hobby meluangkan waktu untuk nonton.
Mereka duduk tanpa sedikitpun jarak, dengan posisi tangan Morgan merangku pundak Emily. Sesekali Morgan meremas, mengusap punggung istrinya.
kini layar televisi yang sedang mereka tatap menampilkan scene 18+, tak ada yang tau tentang alur film ini bahkan Emily sekalipun.
Melihat itu pipi Emily terasa panas, ia merasakan salah tingkah karena adegan para aktor.
Tanpa sadar, satu tangan Emily tepat berada diatas Paha Morgan dan meremasnya setiap melihat setiap adegan tersebut.
Morgan yang melihat perubahan tingkah istrinya merasa gemas dan senang, cukup membuat libidonya naik.
(Emang Pak Morgan ya ges yaa, ngambil kesempatan banget).
Sampai entah bagaimana awal mulanya kini mereka sudah larut dalam cumbuan.
.
.
.
...*****...