Tuan, Nyonya Kabur Lagi!

Skandal yang tengah marak diperbincangkan di dunia maya memang membuat Xingxu marah, tetapi dia lebih murka begitu mendapat kabar bahwa Tuan Xu menarik kembali dana yang sudah diinvestasikan ke Jiang Corporation.

Tuan Xu melakukan itu karena tidak terima perbuatannya diliput oleh berbagai media, bahkan sampai dilihat oleh istrinya.

Sementara itu, Shuyi juga tidak berniat membujuk Tuan Xu karena kehadiran wartawan diluar rencananya. Jadi, salahkan saja Zhiyi dan Mengxi yang terlalu bersemangat.

"Beraninya kamu mengkhianatiku!" Nafas Xingxu tampak turun naik, dia berusaha meredam emosinya dengan bantuan Zhiyi yang meng*lus lembut lengannya. "Lihat saja, aku akan menceraikanmu!"

Mendengar itu, Mengxi bergegas bangun dan memegang lengan Xingxu, dia mencoba menjelaskan pada pria itu. "Suamiku, kamu harus mendengarkan penjelasanku!"

Tidak peduli apakah Xingxu bersedia mendengarkannya atau tidak, Mengxi tetap bersikeras menjelaskannya. "Aku mendapatkan telepon dari Shuyi, dia bilang Tuan Xu terluka. Jadi aku pergi ke sana untuk memeriksa, tidak disangka ...."

Mengxi berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Suamiku, aku juga k*rban."

"Cu*h!" Xingxu mel*dah, dia juga menghempaskan tangan Mengxi dari tangannya dengan keras hingga wanita itu terhuyung ke belakang.

"Ayah, ini pasti rencana wanita j*l*ng itu! Dia ingin menj*bak kita!" Zhiyi angkat bicara, dia mencoba menenangkan amarah sang ayah. "Kita tidak bisa menyalahkan ibu."

Meski skandal Mengxi sangat memalukan dan pasti akan menyeret namanya juga, Zhiyi tidak bisa langsung menghardik wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.

Terlebih, dia masih membutuhkan ibunya!

"Bagaimana mungkin ini menjadi rencanaku?" Suara Shuyi tiba-tiba terdengar, dia berjalan mendekati ketiga orang yang ada di ruang tengah. "Bukankah kalian yang menyusun banyak rencana untuk menj*bakku?"

Saat ini, Shuyi hanya sendirian, sementara Zhiming masih di tempat mereka bertempur sambil mengutak-atik ponselnya.

Entah apa yang disibukkan oleh Zhiming, Shuyi tampak tak peduli dan segera keluar untuk menyaksikan pertunjukan bagus.

Seperti yang sudah dia duga, Zhiyi dan Mengxi masih saja berusaha melemparkan air kot*r ke kepalanya.

"Benar, itu pasti kamu! Kamu wanita j*l*ng yang sudah menj*bakku dan Tuan Xu!" Mengxi langsung meraung marah pada Shuyi.

Sebelum Shuyi bereaksi, Xingxu sudah lebih dulu membentak sambil melemparkan gelas yang dia ambil dari atas meja. "Diam!"

Pecahan kaca yang berderai dan berserakan membuat Mengxi dan Zhiyi tersentak kaget.

"Jangan lemparkan kesalahan dan kegagalanmu kepada orang lain!" hardik Xingxu sembari mengacungkan jari telunjuknya pada Zhiyi yang tak berani berkutik.

"Benar, Ayah kamu benar!" Untuk pertama kalinya, Shuyi mengangguk dan dengan antusias menyetujui kata-kata Xingxu.

Dia pun segera mengeluarkan ponselnya dan memberikannya kepada Xingxu. "Ayah, coba lihat ini dulu, maka kamu akan tahu apakah aku bersalah atau tidak."

Xingxu memutar video yang ditunjuk oleh Shuyi, rahangnya langsung mengeras saat melihat adegan-adegan di sana.

Dari ekspresi yang ditunjukkan oleh Mengxi dan suara 'm*njanya', siapa pun bisa melihat bahwa wanita itu bukanlah seorang k*rban.

K*rban tidak akan men*kmati setiap s*ntuh*n yang diberikan oleh sang pelaku!

Wajah Mengxi memerah, tidak tahu entah marah atau perasaan malu yang lebih mendominasi.

Awalnya, dia merasa s*ntuh*n Tuan Xu sangat menj*jikkan.

Namun, entah bagaimana sentuhan-sentuhaan itu justru membuatnya seperti tersengat hingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menikmatinya.

Setelah selesai menonton, Xingxu mengembalikan handphone Shuyi dan menatap Mengxi dengan tatapan membun*h.

"Aku akan membuat surat perceraian untukmu!" Xingxu menggertakkan giginya, dia berbicara dengan suara pelan yang dipenuhi dengan ketegasan. "Sebaiknya kamu segera keluar dari Kediaman Jiang!"

Selain mencintai Mengxi yang merupakan cinta pertamanya saat di sekolah menengah, menikahinya juga bisa memberikan keuntungan berlipat bagi Xingxu.

Tentu saja, itu karena status Mengxi yang merupakan harta karun di Keluarga Xu.

Dengan skandal memalukan ini, bahkan Keluarga Xu tidak berani menginginkan harta karun yang telah tercemar lumpur.

"Suamiku, percayalah padaku." Mengxi dengan cepat menggenggam tangan Xingxu, mencoba merayunya.

"Percaya padamu?!" Xingxu menghempaskan tangan Mengxi, dia benar-benar merasa j*jik dan ingin segera pergi dari sana. "Daripada percaya padamu, lebih baik aku mempercayai anj*ng!"

"Suamiku, tolong dengarkan aku ... Xingxu!"

"Ja lang sialan!" Zhiyi menatap Shuyi dengan penuh kebencian, tangannya sudah terangkat tinggi-tinggi hendak memukul wajah wanita itu.

Shuyi hendak menepis tangan Zhiyi, tetapi sudah didahului oleh Zhiming yang tiba tepat waktu di sisinya.

"Jangan gunakan tangan kotormu untuk menyakitinya!" Zhiming melayangkan tatapan haus darah kepada Zhiyi, dia juga menggenggam tangan wanita itu dengan keras seolah-olah hendak meremukkan tulangnya.

"Tu-Tuan Lu ...." Zhiyi membelalakkan matanya dengan terkejut seolah-olah tengah melihat hantu, ekspresi yang sama juga menghiasi wajah Xingxu dan Mengxi.

"Jika kau menyentuhnya lagi, aku akan membuatmu cacat seumur hidup!"

Xingxu, Mengxi dan Zhiyi terlihat pucat, mereka tidak menduga Zhiming akan berada di sana.

Pria dengan kemeja putih bersih dan celana panjang hitam itu terlihat tinggi dan menawan, gerakannya juga tajam dan tepat. Bahkan, aura kejam dan tanpa ampun memancar dari dirinya.

"Tuan ... Tuan Lu, kenapa Anda di sini?" Xingxu adalah orang pertama yang beraksi, dia segera berdiri hanya untuk menghampiri Zhiming yang memiliki tempramen sempurna.

"Kenapa? Apa aku tidak boleh ada di sini?" Saat bicara, Zhiming telah menghempaskan tangan Zhiyi dengan kasar hingga wanita itu tersungkur ke lantai.

Detik selanjutnya, Zhiming mengambil sapu tangan dari sakunya dan membersihkan tangannya seolah-olah ingin memusnahkan najis yang menempel akibat menyentuh Zhiyi.

Xingxu dan Mengxi tercengang melihat tindakan Zhiming, bahkan Zhiyi yang tersungkur di lantai menatapnya dengan tak percaya.

Selama ini, Zhiyi memiliki keyakinan bahwa pria yang mengantri untuk menjadi kekasihnya bisa diperkirakan sepanjang Tembok China, bahkan Zhiming pasti akan menjadi salah satunya.

Jika Zhiming tidak menggenggam lengannya dengan keras dan membuatnya tersungkur memalukan, Zhiyi pasti sudah melonjak kegirangan karena mengira pria penguasa itu benar-benar tertarik padanya dan ada di sana demi dirinya.

Melihat amarah yang melintas di mata Zhiming, Zhiyi hanya bisa menahan getaran di hatinya.

Jangankan melawan, Zhiyi bahkan tidak punya keberanian untuk melangitkan angan-angannya dan mendambakan Zhiming lagi.

"Bukan ... bukan begitu," sahut Xingxu cepat, dia pun segera menghalau perasaan tidak enak hati atas sikap Zhiming. "Anda bisa datang kapan saja, tapi jika Anda memberitahu ketika akan datang, saya bisa mempersiapkan segalanya untuk menyambut kedatangan Anda."

Bagi Xingxu, kehadiran Zhiming yang terlihat sangat mendominasi di rumahnya adalah sebuah keberkahan yang belum tentu orang lain juga mendapatkannya.

Saat ini, Mengxi diam-diam menatap Zhiming, dia pun langsung teringat pada cerita Zhiyi beberapa saat lalu.

Shuyi datang bersama kekasih gelapnya.

'Mungkinkah dia?'

Mengxi melirik Shuyi , lalu kembali menatap Zhiming dengan alis yang terangkat sebelah. "Tuan Lu, apakah kamu menjadi kekasih gelap Shuyi?"