NovelToon NovelToon
Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Bisakah Aku Mendapat Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Astri Reisya Utami

Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Naira yang percaya aku.

Siang ini aku harus menemui lagi Gilang karena dia menghubungi ku lagi dan meminta ku uang lagi. Aku datang ke sebuah kontrakan karena Gilang menyuruhku datang kesini. Sampainya di depan aku langsung menghubungi Gilang memberitahu jika aku sudah sampai.

"Ayo masuk" titah Gilang setelah dia keluar namun baru saja aku hendak masuk tiba-tiba tanganku di tarik seseorang dan saat aku berbalik ternyata itu "Abang" ucapku kaget.

"Ternyata lo masih berhubungan sama dia" ucapnya dan aku benar-benar merasa takut.

"Abang, bisa aku jelasin" ujar ku namun Renaldi dia malah menarik ku dan mendorong ku masuk ke dalam mobil. Renaldi masuk dan dia langsung menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi membuat aku aku takut. Sampainya di rumah lagi dan lagi dia menarik ku paksa aku masuk membuat tanganku sakit.

Sampainya di kamar dia langsung mendorongku ke tempat tidur membuat takut.

"Gue pikir lo udah berubah, tapi ternyata gue salah" ucapnya dengan nada tinggi dan itu membuat aku takut.

"Apa sekarang lo sudah menyerahkan tubuh lo sama dia setelah lo pernah merasakannya! " tuduhnya.

"Aku gak seperti yang abang ucapkan" balas ku setelah bangun dan berdiri di hadapannya.

"Alah gue gak percaya"

"Aku punya alasan kenapa aku menemuinya" ucapku.

"Apa alasannya? sudah jelas kalau lo masih gak bisa lupain dia" balasnya membuat aku terdiam karena percuma aku menjelaskannya.

"Gue sudah kirim semua bukti sama keluarga dan mereka pasti akan jemput lo maka mulai hari ini gue gak mau lihat lo lagi" ucap Renaldi membuat aku terpaku karena aku gak habis pikir jika dia akan melakukan itu.

Renaldi dia langsung pergi dan aku hanya bisa menangis dan aku kecewa sama dia karena dia tidak memberiku waktu untuk menjelaskan.

Pintu kamar ku terbuka dan saat aku melihat siapa yang datang aku langsung bangun lalu berdiri karena aku bahagia orang tua ku benar-benar datang namun bukan pelukan yang aku Terima tapi tamparan keras dari papa yang membuat wajahnya ku terasa panas.

"Papa kecewa sama kamu" bentak nya.

Aku tidak bicara karena hatiku terlanjur sakit mendapat perlakuan orang tuaku yang tidak mau mendengarkan alasan ku.

"Ayo pulang" ucapnya sambil menarik tanganku.

Tibanya di bawah aku melihat Renaldi sedang duduk lalu dia berdiri saat kami di hadapannya. Tak ada satu kata pun yang ke luar dari mulutnya bahkan dia hanya menatapku dengan tatapan yang penuh arti namun aku tidak tau apa yang ada dalam hati dan pikirannya.

"Papa bawa pulang dulu Maira, keputusan ada di tangan kamu" ucap papa pada Renaldi. Papa lalu menuntun ku ke luar dan kali ini tanpa ada paksakan karena aku melangkah mengikuti papa. Tak terasa air mataku menetes begitu saja melihat sikap Renaldi yang dingin.

Papa benar-benar membawa ku pulang dan sampai rumah aku langsung turun dan berlari menuju kamar ku. Aku menangis sepuasnya di kamar ku hingga aku ketiduran karena saat aku bangun hari sudah gelap. Aku bangun dan turun dari tempat tidurku hendak ke kamar mandi namun kepala ku terasa berat mungkin karena aku menangis terlalu lama.

Pintu kamar terbuka dan itu bibi yang masuk.

"Neng, makan dulu" ucap bibi.

"BI bisa bantu aku bangun gak? " tanya ku dan bibi langsung membantuku namun tiba-tiba perut ku sakit dan aku pun duduk kembali.

"Kenapa neng? " tanya bibi.

"Perut aku sakit bi" jawab ku sambil terus memegangi perut ku.

"Bentar bibi panggil bapak dulu" ucap bibi lalu ke luar memanggil papa dan mama.

Lagi dan lagi saat aku membuka mata aku berada di rumah sakit. Entah apa yang terjadi sehingga aku berakhir disini.

"Ma" panggil ku pada mama.

"Maira" ucap mama sambil berdiri.

"Aku kenapa ma? " tanya ku.

Mama duduk di atas tempat tidur lalu memegang tangan ku.

"Kamu hamil sayang" beritahu mama membuat aku terkejut.

"Anak siapa? " tantan papa tiba-tiba masuk.

"Maksud papa? " tanya ku balik karena aku tidak mengerti akan ucapan papa.

"Suami kamu memang Renaldi tapi papa gak yakin jika dia sudah menyentuh kamu" jawab papa.

"Jadi papa nuduh aku telah berbuat macam-macam dengan orang lain?" tanya ku dan papa tidka menjawab.

Aku melirik mama dan mama pun sepertinya sama. Akhirnya aku menganti posisi dengan membelakangi mereka.

Sakit, itu yang saat ini aku rasakan, aku merasa semua orang membenciku bahkan menyalahkan ku. Hingga akhirnya malam nya aku memutuskan untuk pergi dari rumah sakit, aku ingin mencari tempat yang bisa menerima ku. Namun nasib ku tidka seberuntung itu, aku malah bertemu Naira dan om Faiz saat di jalan.

"Kamu mau kemana? " tanya om Faiz.

"Aku" jawab ku bingung.

"Bang, suruh dia masuk dulu nanti bari minta dia cerita" ucap Naira dan akhirnya aku masuk ke dalam mobil mereka.

"Sekarang kamu cerita" titah om Faiz.

Aku menatap mereka satu-satu sebelum bicara.

"Maira" ucap Naira sambil memegang tangan ku.

"Aku hamil om" beritahu ku.

"Serius kami Maira? " tanya Naira terlihat bahagia.

Aku pun mengangguk lalu berkata "papa sama mama menuduh aku bermain di belakang Renaldi lalu mereka menuduh jika bayi ini bukan anak Renaldi".

Naira dan om Faiz terkejut dengan apa yang aku ucapkan.

"Apa alasan mereka menuduh kamu seperti itu? " tanya nya.

Aku menunduk karena aku yakin mereka juga akan berpikiran seperti itu.

"Aku ketahuan menemui Gilang" jawab ku.

"Ngapain lo nemuin dia lagi? " tanya Naira.

"Lo kan udah tay kalau dia itu cuman manfaatin lo" lanjutnya.

"Apa Renaldi pernah sentuh kamu? " tanya om Faiz dan aku mengangguk.

"Ya berti itu anak dia dong" ucap Naira.

"Kamu kenapa yakin jika itu anak dia? " tanya om Faiz pada Naira.

"Karena aku yakin dan tau jika Maira tidak akan melakukan itu" jawab Naira.

Om Faiz menatap Naira dengan tatapan minta penjelasan dan sebenarnya aku juga ingin tau kenapa Naira bisa percaya pada ku.

"Aku pacaran dengan Gilang bukan waktu yang sebentar dan selama itu Maira selalu dekati Gilang dan bahkan dia rela melakukan apa saja namun selama ini dia tidak hamil karena Gilang pernah memujinya " ucap Naira menjelaskan.

"Dia muji apa sama Maira? " tanya Om Faiz.

"Dia bilang jika Naira bisa menjaga dirinya karena setiap pria yang dekati dia hanya untuk bersenang-senang dia langsung menghajarnya habis-habisan"jawab Naira.

" Satu lagi Gilang pun pernah meminta tapi Maira menolak dan berkata walau dia mencintai Gilang dia tidak akan memberikan tubuhnya selain pada suaminya"lanjut Naira membuat Faiz percaya dan aku merasa lega.

1
Astrireynadiaz
masih banyak kurang nya... maaf.
Nita Kurniawati
banyak typo nama2 nya thor, jadi bingung bacanya..tolobg diperbaiki ya
Astrireynadiaz: makasih kak sudah mengingatkan.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!