NovelToon NovelToon
Ruang Hati Sang Kekasih

Ruang Hati Sang Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:624
Nilai: 5
Nama Author: Yarasary

Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.

Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.

Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.


bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Pandangan Arsenal bergeser pada jayden yang sejak tadi terdiam, pikiran kedua pria itu bekerja untuk mencari cara supaya bisa mengalihkan topik yang Hanian bahas. Tapi sepertinya itu tak akan mudah, melihat seberapa besar rasa ingin tahu gadis itu tentang sosok yang berdiri cantik di samping Krittin dalam bingkai yang tergantung indah di ruang tengah.

" Apa aku tidak boleh mengingat masa lalu ku dokter? " Suara Hanian lirih, kentara akan kesedihan karena berpikir ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari nya.

" Kenapa kamu berpikir begitu Zi? "

" Kalian menyembunyikan sesuatu dari ku, aku pikir itu menyangkut masalah sebelum aku hilang ingatan. "

" Kami tak berniat menyembunyikan apapun dari mu... "

" Lalu kenapa tidak ada yang menjawab pertanyaan ku!" Sembur Hanian dengan mata mulai berkaca-kaca dan tarikan nafas kasar untuk menahan diri agar tak menangis.

" Zizi... " Arsenal meraih telapak tangan Hanian, namun gadis itu kini menunduk dengan wajah yang sudah basah oleh air mata, " Jangan menangis, aku akan memberitahu mu, berhentilah menangis oke. "

Hanian berdehem, mengusap kasar pipi nya dengan punggung tangan, lalu menatap pria tampan yang duduk di sebelah nya dengan guratan khawatir yang terpancar di wajah Pria itu, " Siapa wanita yang berfoto dengan kak Tin? Aku melihat pakaian mereka terlihat formal, apa dia orang istimewa? "

" Iya, dia orang yang memiliki hubungan istimewa dengan kakak mu, wanita yang kamu lihat dalam foto itu adalah istri dari Krittin dan juga pemilik taman ini. "

Hanian terperanjat, apa dia tak salah dengar "Istri? "

" Jadi kak Tin sudah menikah? "

Arsenal mengangguk.

" Lalu kemana dia? Kenapa aku tidak melihat nya?"

" Dia sedang ada urusan saat ini, suatu saat kamu pasti bertemu dengan nya. Apakah jawaban nya sudah cukup? Tak ada yang mengganggu pikiran mu lagi kan nona? "

" Iya. Aku hanya sedang berpikir, kenapa kak Tin tak pernah membahas jika dia sudah beristri? "

" Mungkin tuan Krittin terlalu sibuk dengan urusan kantor nya hingga lupa memberitahu mu tentang itu, tapi jika kau mau bertanya pasti akan di jawab oleh tuan Krittin. Dia sangat menyayangi mu, mana mungkin dia tega menutupi hal apapun, dia berusaha membuat mu pulih secepatnya, makanya dia mengirim ku untuk terus memperhatikan kondisi mu. "

" Dia memang kakak yang baik, pasti kehidupan rumah tangga nya sangat indah. Wanita itu terlihat penyabar dan penuh kasih sayang, apa mereka bahagia selama ini dokter? "

" Tentu saja, mereka bahagia menjalani kehidupan mereka. " Jawaban Arsenal terdengar begitu lancar meski rasa bersalah menggerogoti hati nya karena sudah berbohong banyak pada gadis polos itu.

" Aku ingin secepatnya sembuh, supaya bisa mengingat bagaimana kedekatan kakak ipar dan kak Tin. " Ujar Hanian di hiasi senyum merekah lebar dan suara penuh harap yang semakin memperparah rasa bersalah di hati Arsenal.

" Maka menurutlah pada ku, dan jangan terlalu banyak membantah. "

" Iya dokter tampan...."

" Arsenal. " Suara Krittin hadir memusatkan perhatian tiga orang di sana.

" Kau lama sudah sampai? "

" Hmm, hampir setengah jam. "

Tatapan Krittin beralih pada Hanian, " Ikut aku, ada yang ingin aku bahas dengan mu. "

" Kak Tin masih lama? "

" Iya, apa Kau sudah mulai bosan sayang. " Krittin mengecup singkat puncuk kepala Hanian yang sekarang memeluknya erat.

" No, aku suka tempat ini, jadi aku berpikir bisa tinggal lebih lama sambil menunggu urusan kakak selesai. "

" Nikmatilah, aku akan menyusul mu nanti! "

" Iya kak, jangan lupa kak Tin punya janji makan malam di luar. restoran terbaru dan cheesecake strawberry. " Hanian berseru riang, melambai pada Krittin dan Arsenal yang berpaling ke belakang di sela langkah mereka yang berjalan menuju pintu masuk ke mansion.

" Ah... aku lupa menanyakan siapa nama istri kak Tin, apa paman mau mengatakan nya untuk ku? "

" Velora," Sahut jayden pada akhirnya, mengelak juga tidak ada gunanya. jadi biarlah Hanian tahu lebih banyak lagi.

" Sudah ku duga namanya pasti lebih cantik, lalu nama panjang nya siapa paman? "

" Velora Astaria Sylvester. "

" Paman..."

" Iya nona? "

" Aku ingin lekas menemui kakak ipar, apakah bisa aku saja yang berkunjung ke tempat nya? "

Sudah ku duga.... Aku lebih pusing sekarang, nyonya Velora saja tidak ada yang tahu ada di mana, lalu bagaimana cara nya aku membawa mu nona. Apa sudah terlambat kalau mengajukan resign sekarang?

.

.

******

Ruang kerja Krittin.

Arsenal mengamati setiap lembar yang ada di atas meja, terlalu banyak, hingga hendak menjulurkan tangan untuk menggapai nya terasa berat karena semua dokumen itu bertumpuk-tumpuk membentuk gunung kertas.

ini gila, apa dia mencoba membunuhku.

" Semua ini? " Gumam Arsenal masih tak bergerak.

Krittin yang tengah mengobrak-abrik beberapa dokumen di lemari menghentikan aktifitas nya, " Ada apa dengan tatapan mu? "

" Memang tatapan ku kenapa?"

" Seperti orang papyrophobia. "

" Kalau aku mengakui terjangkit penyakit itu, apa kau tak akan menyuruhku membaca nya? "

" Tidak, " Krittin kembali fokus " Selama kau tidak sekarat aku tidak percaya. "

" Benar! sampai kapan pun manusia batu seperti mu tak akan memiliki belas kasih, sial saja aku harus bersahabat dengan mu selama belasan tahun, sedikit pun kau tak menunjukkan kasih sayang pada ku. " Omelan Arsenal bercampur dengan suara kertas yang di buka dengan kasar.

" Kau membuat ku merinding," Krittin berbalik, kembali meletakkan setumpuk dokumen di meja depan sofa yang Arsenal duduki, tak peduli pria berlensa coklat terang itu yang melotot tak percaya.

" Aku lebih baik terkurung di ruang oprasi dua jam dari pada melakukan ini. " Arsenal menyandarkan tubuhnya, mengangkat satu dokumen dan mulai membaca dengan malas.

"' kau bisa kembali ke habitat mu jika berhasil membantu ku menemukan dokumen tentang alokasi tanah di Verona bagian selatan. "

" Kenapa tidak menyuruh jayden? "

" Dia punya pekerjaan nya sendiri. " Jawab Krittin, ikut duduk di sofa dengan netra yang tak berpindah dari dokumen dalam genggaman nya.

" Bisakah aku bertukar tempat, aku akan menjaga... "

" Tidak. "

Arsenal mendengus kesal, " Baiklah, kurasa aku juga perlu mempertajam penglihatan ku dengan banyak membaca huruf latin. Semoga aku tidak langsung buta nanti. "

.

.

******

Next:

Jangan lupa komen, like dan subscribe. Bintang lima nya juga ya....

Terimakasih, lop yuu....

1
Nur Rohimah
emosi banget ni orang, 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!