Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak
Hmm......
Arsy membuka mata perlahan, menyapu keseluruh ruang yang nampak asing baginya. Dinginnya AC menyadarkan nya kalau saat ini Ia tidak sedang berada di kamar kost yang sudah Ia tempati tiga bulan belakangan ini.
"Astaghfirullah, dimana aku sekarang. " Gumamnya dengan wajah beo.
Bibirnya merintih saat merasakan nyeri di hampir sekujur tubuhnya, Ia singkap selimut tebal yang menutup sebagian tubuhnya. Jantung nya berdegub kencang manakala mendapati keadaan nya yang tanpa menggunakan sehelai benar pun, beberapa tanda merah pun tercetak jelas di kedua bongkahan kembar miliknya.
Tidak.......!!
Kebingungan melanda jiwanya, kilas balik kejadian semalam berputar di memorinya. Tiba-tiba terdengar sebuah pintu terbuka, Arsy sontak mengarahkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka itu. Seorang pria berwajah tampan bak pangeran dongeng keluar dari pintu itu dengan rambut basah dan hanya mengenakan handuk sebagai penutup bagian bawah tubuhnya, sedangkan bagian atas bisa terekspos dengan jelas.
Bibirnya menyeringai menatap wanita yang tengah kebingungan itu yang nyatanya baru saja berbagi peluh dengan nya dan tentu sangat memuaskan hasratnya.
" Ka - kamu siapa ? " Tanya Arsy sedikit ada keraguan.
Karena Ia sudah mengingat kejadian yang baru saja mereka lalui beberapa jam yang lalu, Arsy menarik selimut dan menggenggam nya dengan erat. Ia mengerutkan punggungnya ke arah dasbor ranjang yang luas itu.
Bu Vero....!!
Kilas balik peristiwa semalam kembali berputar di memorinya.
" Bu, saya ingin mengajukan cuti selama seminggu. Saya ingin pulang kampung karena ada acara mendadak. "
Arsy terus memohon agar Bos tempat nya bekerja itu bisa mengijinkannya mengambil cuti, karena Ia harus segera pulang. Sejak kemarin ponsel nya tidak pernah sepi notifikasi dari orang-orang di kampung halaman nya.
Arsy memang harus kembali karena dua hari kedepan Ia akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih hatinya yang sudah menjalin kasih dengan nya selama tiga tahun terakhir.
Mereka akan melangsungkan pernikahan sederhana, sesuai keinginan Arsy sendiri.
" Baiklah, kamu boleh ambil cuti sebanyak waktu yang kamu perlukan. Tapi sebelum itu kamu harus menyelesaikan tugas terakhir mu terlebih dahulu. Oh ya, coba lihat ini. Tolong kamu cicipi dulu bagaimana rasanya, kalau enak kamu bisa bawakan nampan ini ke atas. Di ruang VIP ada tamu penting kita. "
Arsy tidak menaruh curiga sama sekali, apalagi Ia akhirnya bisa di ijinkan mengambil cuti setelah berulang kali usaha nya memohon pada pemilik cafe tempat nya bekerja, tanpa pikir panjang Ia langsung meneguk minuman di dalam gelas yang di berikan Vero tanpa tersisa.
Enak, itulah yang di rasakan Arsy. Air yang mengalir di tenggorokan nya seolah bisa menghilangkan dahaganya setelah hampir seharian mondar- mandir di tempat itu.
Nampak seringai tipis tersirat di bibir merah wanita dengan penampilan modis itu. Arsy pun bergegas menyelesaikan pekerjaan terakhir nya itu, berharap bisa segera pulang untuk menyiapkan semua keperluan nya untuk pulang kampung besok.
" Hei, kenapa malah melamun. Apa kamu mengigau, jangan bilang ini kebiasaan mu tidur sambil duduk. "
Lamunan Arsy buyar saat mendengar suara bariton dari Pria yang kini sudah berdiri tidak jauh darinya, pria itu melambai- lambaikan tangannya di depan wajah Arsy.
Melihat kondisi mereka saat ini, Arsy tentu sudah bisa menduga apa yang kemungkinan telah terjadi. Namun gadis cantik dengan kulit putih mulus itu berusaha mengingkarinya.
" Kamu, katakan kalau kita tidak melakukan apapun semalam. Bahwa tidak terjadi apapun dengan ku, benarkan ? "
Pria itu tertawa sarkas ketika mendengar ucapan yang keluar dari bibir mungil yang sudah Ia sesap berulang kali.
Ia melangkah menggitari ranjang dan meraih jas miliknya, lalu mengeluarkan semua isi uang berwarna merah yang Ia miliki.
" Aku rasa ini cukup untuk mu. Sebenarnya aku tidak perlu harus memberi mu tips lagi, karena aku sudah mengeluarkan dana yang cukup fantastik untuk semua pekerjaan mu ini. Hanya saja karena aku merasa puas, jadi tidak ada salahnya kalau aku berbaik hati memberi lebih pada mu. "
Saat itu air mata Arsy luruh tak mampu Ia tahan lagi, lembaran kertas berwarna merah yang berhamburan di hadapannya sudah mampu menjelaskan bahwa saat ini dirinya sudah kehilangan kesuciannya yang telah Ia jaga dengan hati-hati selama ini dan akan Ia persembahkan untuk Pria yang menjadi pasangan hidupnya kelak.
Pria itu menatap heran pada wanita yang baru saja memberi kepuasan padanya, air mata yang jatuh di pipi mulus itu semakin membuatnya bingung.
" Kenapa, bukannya kamu juga menikmatinya. Bahkan kamu juga sangat luar biasa tadi malam, sudahlah. Cepat ambil semua uang mu dan kenakan pakaian mu atau kita bisa menghabiskan waktu pagi ini. Jujur saja aku masih menginginkan mu. "
Pria itu menyentuh tangan Arsy namun Arsy segera menepis nya dengan kasar.
" Jangan sentuh aku. "
" O- oke. "
Dengan santai nya Pria itu meraih boxer nya yang tergeletak di lantai dan memakainya di hadapan Arsy, Arsy memalingkan wajah dan turun dari ranjang. Bibirnya kembali mengeluarkan suara yang sialnya terdengar merdu di telinga Pria itu.
" Ah...... "
Arsy memunguti pakaiannya dan bergegas masuk ke dalam bilik untuk mengenakan pakaiannya kembali, meskipun dalamannya sudah tak layak di gunakan karena sobek.
Senyum smirk penuh kepuasan tercentang jelas di wajah Pria tampan itu, apalagi ekor matanya menatap sesuatu yang tercetak jelas di atas seprai yang baru saja mereka gunakan.
" Hm.... "
Lagi-lagi senyum penuh kepuasan kembali terbit sebelum Ia meninggalkan tempat itu.
**********
" Kenapa Ibu melakukan ini padaku ? "
Arsy langsung menemui Bos cafe tempat Ia bekerja, dengan dada kembang kempis dan nafas tersengal karena rasa yang bercampur aduk. Rasanya Arsy ingin meluapkan semua rasa yang Ia rasakan saat ini pada wanita cantik di depannya itu.
" Apa maksud mu, kenapa kamu masih disini, bukankah seharusnya kamu sudah cuti. "
Arsy menghapus air mata yang jatuh begitu deras, menatap wanita di depan nya yang nampak santai seolah tidak merasa melakukan kesalahan.
"Cukup Bu, Ibu tidak perlu berpura-pura. Bukan kah ini adalah perbuatan Ibu. Ibu sudah menjebak ku kan. "
" Menjebak apa, kamu ini pagi- pagi sudah buat keributan. Apalagi dengan penampilan seperti ini. "
Vero masih berpura-pura seakan Ia tidak mengerti apa yang di maksud Arsy, memang layak di sebut bintang drama karena aktingnya cukup memukau siapa saja yang melihat.
" Apa yang sudah Ibu masukkan kedalam minuman yang sudah aku minum semalam, Ibu pasti sudah faham dengan apa yang aku maksud kan. "
Akhirnya Vero pun berhenti berpura-pura, lagipula Ia yakin kalau karyawan nya itu juga menikmatinya. Siapa sih yang nggak akan tertarik menyerahkan diri pada Pria tampan dan kaya raya seperti pelanggan nya malam tadi. Ia sendiri saja pun tergoda, namun sayangnya keberuntungan tidak berada di pihak nya. Itu di karenakan pengusaha kaya raya itu yang tidak melirik nya sama sekali, meskipun Ia heran, apa yang kurang darinya.
Ia cantik, kaya raya l, tubuhnya juga terawat dan tidak mengecewakan. Tentu dengan semua yang Ia punya akan mampu memberikan kepuasan pada pengusaha kaya raya itu.
***
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke