" Mau gimanapun kamu istriku Jea," ucap Leandra
Seorang gadis berusia 22 tahun itu hanya bisa memberengut. Ucapan yang terdengar asal dan mengandung rasa kesal itu memang sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Jeanica Anisffa Reswoyo, saat ini dirinya sudah berstatus sebagai istri. Dan suaminya adalah dosen dimana tempatnya berkuliah.
Meksipun begitu, tidak ada satu orang pun yang tahu dengan status mereka.
Jadi bagaimana Jea bisa menjadi istri rahasia dari sang dosen?
Lalu bagaimana lika-liku pernikahan rahasia yang dijalani Jea dan dosennya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Rahasia 01
Rahang seorang pria mengeras ketika dia melihat seseorang yang sangan familiar baginya. Tepatnya wanita yang ia lihat itu adalah orang yang sangat ia kenal. Dimana wanita itu saat ini sedang tertawa bersama teman-temannya yang notabene adalah pria.
Jaket hijau menjadi identitas mereka yang tersebar seantero negri termasuk Jakarta. Tanpa pikir panjang, pria itu langsung menghampiri si wanita dan menarik tangannya dengan sedikit kasar.
" Si~ aaah Pak Lean. Ada apa sih?"
" Apa yang kamu lakukan di sini? Bukannya seharusnya kamu udah ada di rumah."
Wanita berusia 22 tahun itu berdecak kesal. Ia selalu tidak suka jika pria itu memperlakukan dirinya demikian.
" Aku tahu kamu nggak suka, tapi Jea gimanapun kamu istriku. Aku bertanggungjawab penuh sama kamu."
Wanita yang memiliki nama Jea pun terdiam. Apa yang dikatakan oleh pria yang berstatus sebagai suaminya itu memang benar adanya. Saat ini dia merupakan istri dari pria yang bernama Lean. Jika Lean tidak menyukai apa yang ia lakukan sekarang, seharusnya dia juga berhenti melakukannya.
" Maaf Pak, saya hanya ingin melakukan apa yang sudah saya lakukan sebelumnya."
" Haah, aku tahu itu. Sebenernya aku nggak nglarang kamu ngelakuin pekerjaan ini. Ojek online, memang nggak masalah. Hanya saja aku ngerasa itu bahaya. Coba kamu cari kegiatan sampingan lain."
" Baik Pak."
Hanya itu yang Jea katakan. Kehidupannya berubah drastis setelah menikah dengan Lean. Pun sama, Lean juga merasa seperti itu. Pernikahan yang terjadi bukan atas cinta itu terjadi beberapa bulan yang lalu.
Sebuah takdir membawa Jeanica Anisffa Reswoyo dan Leandra Ranza Dwilaga menjadi pasangan suami istri
... ******************...
" Dek, mau kemana malam-malam gini bawa tas gede gitu?"
" Ini Mbak Za, besok aku ngisi seminar di Semarang. Tapi tadi aku ada jadwal bimbingan skripsi yang lumayan full. Jadi aku berangkat agak malem. Acaranya sih jam 8 pagi. Aman lah ."
Zara membuang nafasnya kasar, adiknya itu selalu meremehkan apa yang dikerjakan. Sebenarnya bukan meremehkan tapi dia menganggap semuanya bisa dikerjakan dengan cepat.
Zara merupakan kakak perempuan dari Lean. Mereka dua bersaudara dari keturunan Dwilaga.
Jika Zara berprofesi sebagai seorang dokter mengikuti jejak pamannya yang kedua, maka Lean mengikuti jejak pamannya yang pertama menjadi seorang dosen. Diusianya yang baru 27 tahun, Lean sudah menyelesaikan gelar profesornya. Dan saat ini dia telah menjadi salah seorang dosen yang diperhitungkan di Universitas Nusantara, dimana Universitas itu didirikan oleh kakek nya dari pihak ayah.
Bukan hanya itu, Leandra Ranza Dwilaga juga sering dipanggil untuk mengisi seminar di berbagai universitas dan sekolah tinggi lainnya.
Seperti halnya sekarang ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, Lean yang baru kembali dari luar sudah harus berangkat lagi. Dan kali ini tujuannya lumayan jauh yakni semarang.
Karena saking sibuknya Lean, sehingga membuatnya bahkan lupa memesan tiket pesawat. Mau tidak mau Lean harus mengemudikan mobil untuk menuju ke Semarang.
" Mbak, Papa sama Mama udah tidur kan, aku tolong dipamitin aja ya. Nggak enak ganggu kalau udah pada tidur."
" Oke, hati-hati. Tapi besok telpon Papa atau Mama, biar nggak khawatir sama kamu."
" Siip."
Lean memeluk Zara, dan berpamitan untuk segera berangkat. Sebenarnya kedua orang tuanya sudah tahu tentang jadwal Lean, tapi mereka tidak tahu kapan waktu tepatnya Lean berangkat.
" Pasti besok Mama ngomel abis-abisan ini. Tapi mau gimana lagi, haaaah."
Bruuuum
Mobil pajero hitam melaju meninggalkan kediaman Lean. Sebenarnya Lean juga memiliki apartemen sendiri, dimana kadang dia tinggal di sana kalau sedang sangat lelah atau butuh waktu bekerja lebih dari waktu normal.
Tapi Lean lebih senang berada di rumah bersama dengan kakak dan kedua orangtuanya.
Perjalanan ke Semarang menjadi lebih lama dari waktu normal karena Lean sering berhenti di rest area. Tidak bisa dipungkiri, matanya menjadi berat ketika mengemudi sendiri. Apalagi dia sejak dini hari tadi sudah bangun dan sama sekali belum tidur.
Di rest area, Lean mengambil kesempatan untuk tidur setidaknya satu sampai dua jam. Hal ini akan sedikit membantu matanya sedikit lebih segar ketika perjalanan. Apalagi dia mengemudi lewat jalan bebas hambatan, yang mana memiiki laju kendaraan yang cepat dan berbagai macam kendaraan di sana. Lean harus ekstra hati-hati ketika berkendara.
" Semoga sampai dengan aman dan tepat waktu." Doa Lean ketika dia kembali melajukan mobilnya menuju lokasi tujuan.
Sedangkan itu di kediaman orang tua Lean, pasangan suami istri yang terbangun di tengah malam dan melihat putri sulungnya masih terjaga langsung menanyakan keberadaan anak kedua mereka.
Hembusan nafas kasar keluar dari mulut keduanya ketika Zara mengatakan dimana keberadaan sang adik.
" Maaf Pa, Ma, aku nggak bangunin Papa dan Mama. Soalnya Lean bilang nggak usah bangunin Papa dan Mama."
" Nggak apa-apa sayang. Adik mu tuh kadang kebangeten kok. Tahu sih dia tuh kayak lagi sibuk-sibuknya, tapi kadang suka nggak kontrol diri gitu," ucap Zanita. Ibu dua anak itu nampak sedikit kesal.
" Udah, besok biar aku yang coba ngomong ke dia. Perasaan dia anak kita ya Za, tapi kadang gila kerjanya kayak Kak Yasa."
Andra berkelakar, tapi apa yang dikatakan Andra itu memang benar. Dalam keluarga Dwilaga dulu, Andra yang merupakan anak ketiga memang lebih santai. Bahkan saking kelewat santainya, Andra lebih banyak bermain. Dia baru mulai serius bekerja setelah menikah dengan istrinya.
Rafandra Suma Dwilaga, anak ketiga dari keturunan Dwilaga sangat jauh berbeda dengan kedua kakak lelakinya yang serius. Mungkin dia bisa dikatakan 11-12 sama sang adik perempuan yakni anak keempat Dwilaga. ( Cerita klan Dwilaga udah ada semua ya guys, kalian bisa baca.)
Kakak pertama yang seroang profesor muda, dan kakak kedua yang merupakan dokter terbaik pada masanya, memang begitu sangat sibuk. Dan Andra adalah bagian yang membuat keributan. Termasuk pernikahannya dengan Zanita Yuffarani yang tidak diketahui oleh keluarganya.
" Papa bener, Lean beneran kayak Paman Radi. Kerjaaa mulu. Za aja yang dokter nggak segitunya. Ya kecuali kalau ada pasien darurat."
" Haish apaan, kamu mah sama kayak Uncle mu. Uncle Dika, sama-sama gila kerja. Yang beneran santai tuh cuma Papa tahu. Huh anak-anakku kenapa nggak ada yang mirip sama aku ya?"
Zanita hanya menggelengkan kepalanya. Sikap absurd suaminya sama sekali tidak berkurang meskipun usianya sudah lebih dari setengah abad. Bahkan malah semakin menjadi. Bagaimana bisa ada orang membanggakan dirinya yang paling santai dalam bekerja selain sang suami.
" Ya udah sekarang kamu tidur ya sayang, udah malem ini."
" Iya Ma."
Zanita juga mendorong suaminya untuk kembali ke kamar. Tapi sebenarnya ada perasaan yang tidak nyaman di hatinya. Padahal bukan pertama kali ini Lean pergi, tapi entah mengapa Zanita memiliki kekhawatiran yang berlebih.
" Tenang sayang, Lean akan baik-baik aja."
" Iya Bang, semoga nggak terjadi apa-apa."
TBC