Cinta memang gila, bahkan aku berani menikahi seorang wanita yang dianggap sebagai malaikat maut bagi setiap lelaki yang menikahinya, aku tak peduli karena aku percaya jika maut ada di tangan Tuhan. Menurut kalian apa aku akan mati setelah menikahi Marni sama seperti suami Marni sebelumnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Malam Pertama
Seorang wanita tampak duduk menyisir rambutnya di depan cermin. Sesekali ia menoleh kearah suaminya yang sedang berganti pakaian.
Meskipun ini bukan pernikahan pertamanya namun Marni masih saja merasakan kegugupan di malam pertamanya. Ia semakin gugup saat sang suami berjalan mendekatinya.
Seulas senyum terpancar dari wajah sang suami yang menatapnya penuh cinta.
"Sudah malam, apa kamu tidak mau tidur," ucap Amar memecah keheningan diantara mereka.
Marni pun segera beranjak dari duduknya dan tersenyum kearah sang suami. Amar menggandeng lengan wanita itu dan berjalan menuju peraduan mereka.
Wajah cantik Marni bersemu merah saat sang suami tak berkedip menatapnya. Memang tak dipungkiri jika kecantikan Marni mampu membuat kaum pria tergila-gila padanya. Mata Amar terus menelusuri wajah cantik Marni membuat wanita itu semakin salah tingkah dibuatnya.
"Mas,"
Tiba-tiba Amar terkesiap mendengar panggilan mesra sang istri.
"Iya sayang," jawabnya gugup
"Kamu mau berdiri saja di situ atau mau tidur di sampingku," ucap Marni membuat Amar seketika menelan ludahnya
*Glek!
Reflek pemuda 30 tahun itu langsung mengangguk setuju. Matanya tetap fokus menikmati senyuman manis yang disuguhkan oleh sang istri.
Amar, pria berusia 30 tahun itu, tak tahan untuk mencoba hal baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia begitu beringas menikmati setiap lekuk tubuh sintal sang istri. Orang-orang menyebutnya sebagai surga dunia, dan Amar sudah menantinya sejak lama. Jadi wajar saja jika pria itu begitu bersemangat untuk melakukannya.
Marni pun hanya pasrah dan menikmati setiap sentuhan lembut dari suaminya itu. Suara desah*n marni seolah menjadi pemacu adrenalin Amar untuk melakukan hal lain yang lebih menantang. Hingga ia berhenti saat melihat sesuatu yang mengerikan di bagian sensitif sang istri.
Tangan pria itu bergetar saat menyentuh gambar yang mirip seperti kulit terbakar.
Sebuah tanda lahir (toh) berwarna merah muda berbentuk Kalajengking terpahat di tubuh Marni. Ekornya menempel tepat di payud*ra sebelah kiri sedangkan kepalanya tepat berada di kemalu*nnya.
Toh itu hampir mirip seperti tato, bentukannya yang timbul dengan permukaan lebih tinggi dari kulit aslinya membuat gambar itu terlihat begitu nyata dan seolah hidup.
Ia pun memberanikan diri menyentuh gambar itu dari ekor sampai kepala. Sementara itu Marni hanya menggeliat menikmati sentuhan yang membuatnya semakin bergairah.
Tatapan mata Amar tak bergeming memperhatikan Kalajengking merah itu. Semakin lama ia memperhatikan tanda lahir itu ia seperti melihat kalajengking itu seolah hidup dan bergerak.
Melihat sang suami tiba-tiba terdiam Marni pun penasaran.
"Mas...Mas!"
"Hah!" Amar segera mengangkat tangannya
"Kamu lihat apa??" tanya Marni saat melihat wajah kaget sang suami
Amar hanya diam dengan ekspresi wajah ketakutan.
"Kamu takut lihat ini?" tanya Marni menyentuh tanda lahirnya
Amar masih belum berbicara. Ia masih shock dan terus menatap tajam kearah tanda lahir di tubuh sang istri. Amar tak habis pikir bagaimana wanita cantik dan kalem seperti Marni bisa memiliki tanda lahir yang begitu besar mengerikan. Sangat berbeda dengan kepribadian wanita itu yang begitu lembut dan manis.
"Aku tahu kamu pasti takut, normal sih...sama seperti mantan-mantan suamiku yang dulu. Mereka juga ketakutan sama seperti mu," ucap Marni.
Ia kemudian mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Maafkan aku dek," ucap Amar seketika melihat wajah kecewa sang istri
"Gak papa kok Mas, aku sudah biasa," jawab Marni semakin membuat Amar merasa iba padanya
Amar berpikir pasti Marni berat menerima semua itu. Apa toh itu juga yang membuatnya menjadi Janda. Pasti mantan suaminya meninggalkannya karena tanda lahir itu. Begitupun dengan teman-temannya, ia dikucilkan karena tanda lahir yang membuat ia terlihat aneh.
"Kalau Mas masih takut, sebaiknya tidur saja. Kita bisa melanjutkannya kalau mas sudah siap," ucap Marni kemudian membaringkan tubuhnya
Kali ini Amar benar-benar merasa bersalah kepada wanita itu. Ia pun segera membaringkan tubuhnya di sampingnya dan memeluknya erat.
"Maafkan aku yang sayang," ucap Amar menatap sendu wajah sang istri
Marni tersenyum dan mengangguk pelan.
"Iya Mas, gak papa,"
Marni pun menempelkan kepala di dada bidang sang suami.
Amar mengusap lembut rambut panjang Marni membuat wanita itu terlelap.
Saat tidur Marni terlihat lebih cantik dan menggoda. Tubuh seksi dengan bibir merah yang sedikit terbuka membuat dada Amar bergemuruh. Meskipun hatinya berkata tidak namun tidak dengan tubuhnya.
Rasa penasaran dan jiwa mudanya yang penuh gejolak membuatnya tak bisa menahan hasrat seks*alnya.
Ia pun mulai mengusap wajah sang istri yang sudah terlelap. Beruntung Marni pun terbangun saat merasakan sentuhan berbeda dari suaminya.
Ia tersenyum simpul membuat Amar semakin menggila dibuatnya.
"Aku sudah siap Mas," ucap Marni membuat lelaki itu seketika tergagap dan salah tingkah saat melihat istrinya yang sudah terlentang dengan selimut menutupi tubuhnya. Tak mau mengecewakan sang istri untuk kedua kalinya, ia pun mulai bersiap untuk melakukan kewajiban pertamanya sebagai seorang suami.
Wajah tegang Amar membuat Marni harus melakukan sesuatu. Ia tahu jika suaminya adalah seorang perjaka polos yang belum berpengalaman. Ia tahu Amar pasti grogi karena ini adalah pengalaman pertamanya
"Mau aku bantu Mas??" ucap Marni dengan suara lembut membuat Amar membelalak
Pemuda itu tampak malu saat mengetahui sang istri lebih berpengalaman darinya. Marni pun mulai bergerak seperti pemain ulung. Amar dibuat semakin terbakar oleh permainannya. Pemuda itu semakin tak bisa menahan gejolaknya hingga menarik tubuh Marni hingga wanita itu jatuh dibawah kungkungannya.
Sepertinya gejolak itu sudah di ubun-ubun hingga ia tak bisa menahannya lagi. Namun tiba-tiba adik kecilnya seketika menciut saat melihat kepala kalajengking dan dua capitnya yang seolah hendak mengatupnya. Sekali dua kali Amar berusaha mencoba lagi namun ia tetap tidak bisa. Adik kecilnya selalu tertidur saat ia hendak menggerakkannya.
"Ah sial!" gerutu Amar
"Gak papa Mas wajar saja, kamu itu baru pertama, jadi jangan terlalu dipaksakan," ucap Marni membuat Amar semakin malu padanya.
"Kita coba lagi besok, nanti biar aku saja yang pegang kendali, kamu cukup diam dan nikmati saja," ucap Marni berusaha membesarkan hati suaminya
Amar mengangguk setuju meskipun sebenarnya ia sangat malu pada wanita itu.
"Sekali lagi maaf ya dek," ucap Amar
"Iya Mas," jawab Marni
"Sebaiknya kamu tidur, kamu pasti capek," ucap Amar kemudian mengecup kening sang istri
Tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa sih malam-malam ganggu saja!" celetuk Amar
Ia buru-buru bangun dan membuka pintu kamarnya.
Ia terkejut saat melihat kedua orang tuanya berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ada apa toh Bapak dan Ibu, malam-malam ke sini, ganggu aja!" celetuk Amar
Parto dan Surti seketika mengamati penampilan Amar yang acak-acakan.
"Apa kamu sudah melakukannya Le?" tanya Surti dengan wajah ketakutan
"Apa toh Bu," jawab Amar
"Kamu sudah menggauli istrimu atau belum?" kali ini Surti benar-benar ketakutan hingga mengguncang tubuh Amar
"Emangnya kenapa Bu kalau sudah, kan wajar toh namanya suami istri,"
"Jagan Le, kamu gak boleh mati. Asal kamu tahu Marni itu jadi janda bukan ditinggalkan suaminya tapi semua suaminya itu mati setelah melakukan malam pertama dengannya!"