NovelToon NovelToon
Istri Ku Penghianat

Istri Ku Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

**"Siapa sangka perempuan yang begitu anggun, patuh, dan manis di depan Arga, sang suami, ternyata menyimpan sisi gelap yang tak pernah ia duga. Di balik senyumnya yang lembut, istrinya adalah sosok yang liar, licik, dan manipulatif. Arga, yang begitu percaya dan mencintainya, perlahan mulai membuka tabir rahasia sang istri.
Akankah Arga bertahan ketika semua topeng itu jatuh? Ataukah ia akan menghancurkan rumah tangganya sendiri demi mencari kebenaran?"**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Sore itu, suasana hati Kayla mulai membaik setelah berbicara dengan Arga, meskipun perasaan tidak tenang masih mengganggu. Namun, saat mereka berjalan di sekitar resor, Arga tiba-tiba melihat Mentari tertawa riang bersama Wijaya, suaminya. Senyum mereka tampak begitu natural, namun ada sesuatu dalam hati Arga yang membuatnya merasa tak bisa tinggal diam. Perasaan cemas dan kecewa kembali menghantui dirinya. Tanpa pikir panjang, dia langsung melangkah ke arah mereka.

"Mentari, apa maksudmu? Kenapa kamu berbicara seperti itu kepada Kayla?" tanya Arga langsung, dengan nada yang penuh ketegasan. Pertanyaan itu mengejutkan Mentari dan Wijaya, membuat keduanya terdiam sejenak.

"Ada apa ini?" tanya Wijaya, dengan ekspresi bingung. Lalu, ia menatap Arga dan berkata, "Siapa kamu?"

Arga menatap Wijaya dengan tenang, meskipun dalam hatinya ada ketegangan yang cukup besar. "Tunggu, kamu pria yang selalu menghampiri karyawan istri saya, kan?" tanya Wijaya, sedikit mencurigakan.

Arga menatap Wijaya dengan pandangan yang lebih dalam. "Sudahlah, saya tahu kamu pasti mengenal saya, dan kamu pasti sudah tahu masa lalu istri Anda dan saya," jawab Arga dengan pelan namun tegas, menekankan kata-kata terakhirnya.

Mentari melotot mendengar perkataan Arga, seolah tidak terima. Matanya beralih menatap suaminya, yang sekarang terlihat semakin serius.

"Masa lalu? Apa maksudmu?" lirih Mentari, merasa gelisah dan malu.

Wijaya mengangguk perlahan, kemudian menatap Mentari dengan tatapan yang lebih dalam. "Iya, aku diam-diam memperhatikanmu dan mencari tahu semuanya, Mentari," jawab Wijaya dengan suara tenang, meskipun ada kesan tegas di balik kata-katanya.

Mentari terkejut. "Apa, Mas? Tapi kenapa kamu tidak marah kepadaku?" tanya Mentari, masih merasa bingung dan bersalah. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan situasi ini, dan merasa sangat malu karena semuanya sudah terbongkar.

Wijaya menghela napas panjang, lalu menatapnya dengan lembut. "Aku ingin melihat seberapa jauh kamu mempertahankan rumah tangga kita, sedangkan hati kamu masih berisi dia," ujar Wijaya, sambil menunjuk ke arah Arga.

Mentari terdiam, merasa sangat malu sekaligus kaget. Ternyata, suaminya sudah mengetahui segalanya. Bahkan, dia merasa tak bisa lagi menyangkal perasaannya yang tersembunyi selama ini. Perasaan cemas dan malu semakin menguasai dirinya, namun ada perasaan lega karena akhirnya semuanya terungkap, meskipun dengan cara yang sulit.

Arga hanya diam, menahan diri, sementara Wijaya tetap memandang Mentari dengan kesabaran yang luar biasa. Sementara itu, Mentari merasa seolah ada beban besar yang tiba-tiba harus ia hadapi.

Mentari menunduk, hatinya penuh dengan rasa bersalah yang begitu mendalam. Air mata hampir mengalir, namun dia menahannya. "Maafkan aku, Mas," ucapnya lirih kepada Wijaya, suaminya yang selama ini setia. Suara Mentari bergetar, menyadari betapa dalam luka yang telah ia buat dalam kehidupan orang yang paling mencintainya.

Namun, sebelum Wijaya bisa merespons, Arga yang berdiri di sana menyela, suaranya terdengar penuh ketegasan. "Lupakan aku, Mentari," katanya, dengan nada yang serius dan hampir seperti peringatan. "Jalan kita berbeda. Bahkan kamu sudah memiliki pria yang luar biasa hebat. Jika kamu melepaskannya demi aku, kamu akan salah besar. Kamu akan menyesal seumur hidup," lanjut Arga, dengan mata yang tajam, menyiratkan kejujuran yang keras.

Mentari terdiam, kata-kata Arga menusuk jauh ke dalam hatinya. Rasanya seperti ada dua dunia yang saling bertentangan—cinta yang masih ada untuk Arga dan rasa tanggung jawabnya terhadap rumah tangga yang telah ia bangun bersama Wijaya. Arga tahu betul perasaan Mentari, namun dia juga tidak ingin Mentari merusak masa depannya dengan keputusan yang didorong oleh penyesalan.

Wijaya memandang Arga, lalu menoleh ke Mentari, yang sekarang terlihat bingung dan terperangkap dalam dilema besar. "Aku tidak ingin kamu menyesal, Mentari," ujar Wijaya, mengalihkan perhatian Mentari padanya. "Tapi keputusan ada di tanganmu. Aku hanya ingin kamu bahagia."

Mentari terisak pelan. Dia merasa hancur, namun dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dalam hatinya, dia menyadari bahwa dia tidak bisa terus terjebak dalam perasaan yang tak pasti. Keputusan yang harus diambil bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang sudah menyayanginya. Namun, keteguhan hati Arga dan kehangatan yang dia dapatkan dari Wijaya membuatnya semakin sulit untuk memilih.

Kayla, yang sejak tadi hanya diam dan menyaksikan perbincangan tegang antara Mentari, Arga, dan Wijaya, akhirnya membuka suara. Suaranya lembut, namun penuh dengan keberanian. "Mbak, lihat betapa sabarnya suami Mbak," ucapnya dengan tulus, menatap Wijaya yang dengan tenang menanggapi semuanya. "Mbak boleh memecat saya, tapi jangan merusak rumah tangga sendiri. Jalan kalian berbeda. Lepaskan Arga, ikhlaskan dia bersama saya," tambah Kayla dengan lirih, penuh hati-hati.

Kata-kata Kayla menyentuh hati Mentari. Sungguh, tak pernah terbayangkan oleh Mentari bahwa seorang Kayla yang dulu ia anggap sebagai orang luar bisa memberikan nasihat yang begitu bijak dan penuh empati. Hatinya terasa berat, seolah ada sesuatu yang sangat dalam yang sedang dipertaruhkan. Ia merasa bingung dan terpecah antara perasaan lama terhadap Arga, tanggung jawabnya terhadap Wijaya, dan nasihat yang datang dari Kayla, gadis muda yang tampaknya begitu tulus.

Kayla menatap Mentari dengan mata yang penuh perhatian, berharap agar kata-katanya bisa menembus kebingungan dan keraguan di hati Mentari. "Mbak, jangan biarkan penyesalan menguasai hidupmu. Kamu pantas bahagia, bersama orang yang benar-benar menghargaimu," lanjut Kayla, dengan suara yang semakin lembut.

Mentari terdiam, mencoba menenangkan diri di tengah gejolak perasaannya. Dia menoleh ke Wijaya, yang tetap memandangnya dengan kesabaran yang luar biasa, dan kemudian ke Arga yang tampak penuh dengan perasaan yang sulit diungkapkan. Akhirnya, ia mengangguk perlahan, seakan menerima kenyataan bahwa jalan hidupnya tidak bisa terus terombang-ambing antara dua pria yang sangat berbeda.

Perasaan berat, cemas, dan bingung masih menguasai dirinya, tetapi nasihat Kayla dan sikap Wijaya yang penuh pengertian membuatnya sadar bahwa dia harus melangkah maju, apapun keputusannya.

Malam harinya.arga dan kayla sedang rebahan di dalam hotel kamar kayla

Kayla menghela nafas panjang dan berkata "ya ampun arga kamu banyak di rebut in sana sini ya?" ucap nya polos

Arga menoleh lalu tertawa kecil

"Semoga mbak mentari lebih fokus kepada suami nya" ya ucap nya.lagi sambil menatap arga dari samping.

Arga menatap lekat manik mata kayla dan kayla pun begitu beberapa detik mereka bertatapan, hingga bibir mereka menyatu tanpa sengaja merka.melakukan , suara syahdu kayla menggema di seluruh ruangan arga begitu.menikmati semuanya rintihan senyuman imut milik kayla membuat arga semakin terbang melayang

Arga meremas buah dada kayla yang cukup besar membuat kayla merintih dan mendesah hebat,arga terus bermain di buah dada kayla yang masih begitu kencang dan bulat,sungguh mereka melakukan nya tanpa sengaja dan membuat gejolak nafsu mereka tersalurkan bersama sama,

Arga terkulai lemas di samping Kayla, matanya menatap langit-langit kamar, tapi hatinya penuh dengan kekalutan. Sementara itu, Kayla, yang terbaring di sampingnya, tak bisa menahan tangisnya. Air matanya jatuh deras, seperti sungai yang tak bisa dibendung. "Aku… aku sudah melakukannya," isaknya, suaranya tersendat-sendat. "Sebelum semuanya, sebelum menikah, sebelum segalanya jadi lebih rumit… Aku sudah melangkah terlalu jauh."

Kayla merasa terperangkap dalam penyesalan. Momen yang seharusnya menjadi pilihan yang bijaksana malah berubah menjadi sebuah beban yang berat di hatinya. Dia merasa telah membuat kesalahan yang tak bisa diperbaiki, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang-orang yang terlibat dalam kehidupannya.

Arga yang mendengar tangisannya menghela napas berat. Tanpa berpikir panjang, dia mengulurkan tangannya, menepuk lembut punggung Kayla, mencoba menenangkan kekhawatirannya. "Kayla, tenanglah," ucap Arga dengan suara lembut, meskipun hatinya pun diliputi perasaan yang sama. "Apa yang terjadi, sudah terjadi. Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Aku akan bertanggung jawab atas semuanya."

Kayla menatapnya dengan mata yang masih basah oleh air mata. "Tanggung jawab?" tanyanya dengan lirih, terisak. "Bagaimana? Apa yang bisa kita lakukan sekarang?"

Arga menghela napas panjang. "Aku tahu ini bukan situasi yang mudah, dan aku tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Tapi yang bisa kita lakukan sekarang adalah menghadapi semuanya dengan keberanian. Aku di sini, Kayla. Aku akan bertanggung jawab dan kita akan menyelesaikan ini bersama-sama."

Kayla merasa sedikit lega mendengar kata-kata Arga, meskipun rasa takut dan cemas tetap ada. Namun, dengan adanya dukungan Arga, sedikit banyak dia merasa lebih kuat. Mungkin ini bukan jalan yang mudah, dan mungkin ada banyak konsekuensi yang harus dihadapi, tetapi untuk pertama kalinya dalam beberapa saat terakhir, dia merasa ada harapan.

"Kita akan hadapi semuanya bersama," lanjut Arga, menggenggam tangan Kayla dengan lembut. "Apa pun yang terjadi, kamu tidak sendiri."

Kayla menatap Arga, mencoba merasakan kenyamanan dalam kata-kata tersebut. Meskipun dia tahu perjalanan ini tak akan mudah, untuk pertama kalinya dia merasa sedikit lebih tenang. Namun, pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan tetap menggantung, dan tak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi. Tapi satu hal yang jelas, mereka akan menjalani semuanya bersama.

1
Talnis Marsy
/Good/
Irma
semangat Thor semangat
Irma
udah di kasih suami pengertian nggak kasar mapan pula masih saja kau selingkuh manusia sekarang kurang bersyukur banget

semangat Thor
ayusw: terimakasih sudah mampir,terus ikuti ceritanya ya kak like dan komen biar aouthor semangat buat update nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!