Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Pagi sekali Amara sudah bangun dari tidurnya. Dia pergi melihat Radit yang tidur di ruang kerja. Mereka sudah sepakat tidak akan tidur di ranjang yang sama. Sebab status suami istri hanyalah sebuah status Belaka Tanpa adanya rasa cinta. Radit tak ingin menyentuh Amara jika mereka belum memiliki perasaan untuk saling mencintai.
Amara berjalan perlahan dan membuka knop pintu kamar. Dilihatnya Radit masih tertidur pulas. Amara segera pergi meninggalkan kamar Radit menuju dapur. Amara ingin membuatkan sarapan untuk Radit sebagai balasan Karena Radit telah membuatkan sarapan untuknya.
Di dapur Amara berkutat dengan bahan dan peralatan dapur. Amara ingin membuatkan nasi goreng yang biasa Amara buat untuk Ayahnya.
"Non Amara sedang apa? " Tanya bi Mira.
"Aku lagi buatin sarapan buat mas Radit bi. "
"Aduh non biar bibi saja, ini sudah tugas bi Mira. "
"Gak papa bi, bibi ngerjain yang lain aja biar aku yang buat sarapan. "
Setelah semua beres Amara juga menyiapkan segelas susu untuk Radit. Tak lama Radit turun dan menuju ke dapur. Radit melihat Amara tengah duduk menunggunya di meja makan.
"Mas Radit mau sarapan? " Ucap Amara sambil menyiapkan piring.
"Iya, kenapa sepagi ini kamu sudah di dapur?"
"Aku sengaja ingin buat sarapan. "
"Jadi nasi goreng ini buatanmu?" Sambil mengambil piring yang di siapkan Amara.
"Iya cobain mas, enak apa engak tapi mungkin tak se enak masakanmu. " Kata Amara sambil nyengir ke arah Radit.
Radit melahap makanan "Hmm... Ini enak kok setidaknya bisa di makan ,"Ledek Radit.
"Apa iya seburuk itu mas? "Amara penasaran.
"Cobain Makanya biar kamu tau rasanya. " Radit menyodorkan satu sendok nasi goreng ke mulut Amara.
"Ah enak kok mas ,aku sudah sering masakin buat ayah jadi rasanya pasti enak. "
"Mas cuma bergurau." Radit tersenyum ke arah Amara.
"Gitu dong mas, banyakin tersenyum jangan cemberut aja nanti cepat tua ," Ledek Amara.
Radit langsung menghentikan senyumannya dia merasa malu karena teguran Amara . Tiba tiba ponsel Amara berdering. Amara melihat layar ponsel ternyata mama Sintha yang menghubunginya.
"Halo sayang apa kabar? " Kata Sintha " Mama kangen banget sama kamu. "
"Halo ma, kabar Amara baik ma. Amara juga kangen sama mama. "
"Radit gak jahat kan sama kamu sayang,bilang sama mama kalo dia jahat sama kamu. "
"Ada apa ma? Radit gak jahat loh sama menantu kesayangan mama ini.Radit baik kok ya kan. " Radit menoleh ke arah Amara.
Radit mendekat ke arah Amara untuk berbicara dengan ibunya. Karena dekatnya, pipi mereka nyaris bersentuhan. Amara di buat salah tingkah karena ulah Radit.Melihat kedekatan mereka di ponsel membuat mama Sintha sedikit lega. Akhirnya keputusan untuk menikahkan Radit dan Amara adalah keputusan yang tepat.
Pasalnya setelah kejadian yang menyakitkan itu Radit menutup diri dari perempuan, sikapnya jadi sedingin es. padahal dulu dia orang yang penyayang dan penuh perhatian. Sudah 5 tahun lebih Radit tak seceria ini. Namun saat dengan Amara kini hatinya sedikit berubah.
"Sayang kalo ada waktu luang ajak Amara jalan jalan kesini ya," Pinta Sintha.
Radit mengangguk "Iya ma Radit pasti akan membawa Amara kesana. "
Mama Sintha menutup Teflon. Amara segera membereskan piring tempat mereka makan.
"Apa kamu ada jadwal kuliah hari ini, "Ucap Radit.
"Iya, hari ini kampus akan mengumumkan tempat kami magang. "
"Oh ,jadi kamu akan mulai magang sekarang? " Kata Radit penasaran. "Kenapa gak magang di kantorku saja, "
"Aku ingin sih, tapi aku harus tunggu hasil pengumunan dari kampus, "Ucap Amara.
"Aku bisa mengaturnya untukmu, "
"Jangan mas , aku ingin melakukannya sendiri.Aku ingin sukses dengan usaha ku sendiri. "
"Terserahlah kalo memang itu yang kamu mau. "Ucap Radit berjalan menuju kamar. "Mau ku antar? "
"Benarkah mas Radit bisa mengantarku ?"Tanya Amara.
"Iya tentu bisa, "
"Ya sudah, kalo mas Radit mau mengantarku. Oh iya mas baju buat ke kantor sudah aku siapkan, aku taroh di atas ranjang. "
Radit menggaruk kepala "Sejak kapan dia menyiapkan perlengkapan kantorku. "Gumam Radit.
Amara juga menyusul Radit ke dalam kamar. Terlihat Radit tengah mengenakan baju, membaut perut kotaknya kelihatan. Amara menutup wajah dengan jari jarinya.
"Tak bisakah mas berganti di kamar mandi?" Ucap Amara.
"Kenapa? aku kan suamimu kamu boleh melihatnya. " Radit menyeringai
Radit malah mengerjai Amara dengan membuka semua bajunya.
"Mas jangan aneh aneh deh, kok malah di buka sih. "Amara membalikan badan.
Radit mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping milik Amara.
"Kamu yakin tak ingin menyentuhnya," Goda Radit.
Amara merasa semua bulu kudunya berdiri, baru kali ini ada lelaki yang menyentuhnya hingga sedekat ini. Amara tak menolak sentuhan Radit sebab Radit juga suaminya. Seharusnya sah saja jika Radit meminta lebih dari ini.
Radit berbisik di telinga Amara " Kamu suka kan dengan tubuhku? "Ucap Radit lirih.
Amara menyodok perut Radit menggunakan sikunya. "Apaan sih mas. "
Amara berlari keluar menghindari Radit.
Radit tersenyum puas telah mengerjai istrinya itu.
Rasa jantung Amara mau meledak ,Amara terus memegangi dadanya. Entah perasaan apa yang sedang dia rasakan. Rasanya dia menginginkan lebih dari sekedar sentuhan.Namun Amara teringat akan janji yang pernah ia ucapkan.Hal itu membuat Amara merasa menyesal telah mengatakannya.Dia bingung bolehkan dirinya memiliki perasaan lebih kepada Radit.
Dukung Author dengan Like, Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa