Fardhana eka yudistira 18 tahun yg baru akan naik ke kelas 12, putra seorang pengusaha properti terbesar di asia... diungsikan orang tuanya ke rumah neneknya di sebuah desa
di jawa karena kenakalanya yang sering menghambur hamburkan uang di club malam dan balapan liar. orang tuanya begitu khawatir dengan pergaulan fardhan yang semakin menjadi jadi.
Lovina andreani 18 tahun putri seorang guru SD . Dia tinggal bertiga bersama nenek dari ayahnya. Ayahnya meninggal saat lovina berusia 15 tahun.... dia seorang siswi di sekolah menengah atas didaerahnya, sepulang sekolah dia bekerja membantu pamannya adik dari ayahnya di toko alat alat tulis dan fotokopi.
lovina dan fardhana bertemu dalam suatu insiden yang membuat mereka semakin dekat, mereka harus memilih antara persahabatan atau percintaan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CURUT
Aaaaa......
" Mas kamu curang... !!! " teriak faris dari dalam kamarnya.
Hua... hua... hua... Faris melempar ponselnya ke tempat tidurnya.
" Mama... " teriak Faris lagi, Mama sasti yang ada didapur bersama Bi Asri terkejut dan langsung berlari ke lantai dua dan menghampiri kamar putranya itu, di depan kamarnya ia bertemu dengan suaminya yang juga barusan keluar dari kamarnya.
" Pa, Faris kenapa " Papa Angga hanya mengangkat bahunya dan berjalan Ke kamar Faris dan langsung membuka pintunya. Di dalam kamar Faris terlihat masih memakai handuk di perutnya.
" Ada apa nak? " tanya mama Sasti dengan lembut.
" Mas Fardan Maa... " tunjuk Faris ke arah ponselnya yang berada di atas tempat tidurnya. Papa Angga mendekat dan mengambil ponsel itu dan menyalakan ponsel itu, Papa Angga menatap ponselnya dan dahinya berkerut , kemudian menoleh ke Faris dan mama sasti, kemudian kembali menatap ponsel dan menscroll ke atas.
" Pa.... ada apa dengan Fardan? Apa dia baik baik saja ? " tanya mama Sasti, Suaminya hanya menghela nafas panjang dan mendekati Faris dan langsung memukul kepala Faris pelan.
" Cepat ganti baju, sebelum burung perkutut mu terbang, " spontan Faris menutupi pangkal pahanya, ia tersadar masih menggunakan handuk untuk menutupi perkutut nya, dan kemudian langsung berlari ke kamar mandi. Mama sasti terkekeh melihat kelakuan anak bontotnya.
" Ada apa dengan Fardan Pa? " tanya mama sasti lagi.
Papa Angga menunjukkan gambar di room chat Fardan dan Faris. Mama sasti melihat foto gadis manis didepan warung dan satu lagi foto Fardan duduk berdampingan dengan gadis itu. Dengan pesan dibawanya
" My Lovi 😍"
" Siapa cepat dia dapat 😉"
Mama sasti tersenyum dan menggelengkan kepalanya, ia tahu siapa gadis itu, putri dari temanya Hasna.
" Ayo kita turun Pa, sarapan sudah siap, " ajak mama sasti dan meletakkan ponselnya di atas meja, dan meraih tangan suaminya digandengnya untuk turun ke bawah.
" Nak, lekas ganti baju dan turun untuk sarapan, " kata mama sasti.
" Asiiaapp... Ma, " teriak Faris dari dalam kamar mandi.
Papa Angga sebenarnya sudah mengetahui hal itu, karna semalam Fardhan menceritakan kejadian siang itu, dan meminta motornya dikirim ke desa.
" Pa.. Ayo lah, Fardan janji akan belajar dengan rajin, tolong kirim motor Fardan ya...." rengek Fardan.
" Kita lihat nanti " jawab papa Fardan.
" Pa... Ayo lah " kata fardan kembali.
" Sudah malam papa mau istirahat. " kata papa Angga dan langsung menutup teleponnya.
" Pa... " tak ada jawaban, Fardan langsung melihat ponselnya, ternyata papa Angga sudah menutup panggilannya . Fardan frustasi dan mengacak acak rambutnya.
Sebenarnya di rumah kakeknya ada dua kendaraan roda dua dan satu mobil, tapi karena perintah Papanya Fardan harus nurut menggunakan motor lama Papanya. kakek pun tak bisa berbuat apa apa dan uang saku pun dibatasi oleh Papanya.
Papa Angga berharap dengan demikian Fardan bisa berubah dan menghargai segala hal, dan tidak lagi menghamburkan uangnya lagi, berpesta dan berfoya foya. Karna Papa Angga berharap nantinya fardan akan mengatikan posisinya.
Terlihat Hiruk pikuk para pelajar yang berhamburan keluar kelas, karena baru saja bell istirahat terdengar .
Empat remaja yang duduk di bangku belakang tak terusik.
" Bro, kata lovi kemarin motor kamu mogok ?" kata Raka dan Fardan mengangguk.
" Biasa motor lama, " kata Fardan sambil memasukkan buku ke dalam tas.
" Tapi motor kamu itu sekarang banyak peminatnya lho, merk motor kamu itu sedang naik daun ," kata Raka.
"Oh iya... " Raka mengangguk,
" Lovi bilang kamu bisa benerin motor? " tanya Raka dan diangguki oleh Fardan dan Fardan menatap punggung Lovi yang duduk di depannya.
" Cerita apa saja ini anak sama Raka" batin Fardan dan matanya tak lepas dari punggung Lobi.
" Apa kamu anak motor? " tebak Raka, Fardan menoleh dan Raka tersenyum.
" Aku punya bengkel kecil - kecilan, datanglah kesana jika ada waktu. " kata Raka.
" Serius kamu punya bengkel ?"
" Punya Bapak sih, kalau sepulang sekolah gantian aku yang kerjain, " jawab Raka.
" Gaiis ke kantin nggak? " kata Aliya menoleh kebelakang dan diikuti Lovina
" Aku belum lapar " kata Raka .
" Sama , tapi aku bawa bekal, Apa kalian mau? " tawar Fardhan dan menyodorkan kotak bekalnya. Lovina melihat kearah kotak bekal Fardan.
" Lovi kamu mau? " Lovina menggeleng.
" Pingin jajan didepan " kata Lovi dan melihat kearah Fardan.
Buk... Aliya memukul bahu Lobi.
" Jangan mulai mode curut, Kamu mau palak anak baru " Lobi hanya nyengir kuda. ( curut adalah tikus kecil yang suka menggrogoti barang barang yang ada dirumah.)
" enggak juga , anggap saja balas budi " kata Lovi dan melihat kembali ke arah Fardan. Raka tertawa lepas, yang membuat Fardan semakin heran, dan ia melihat kearah lovina.
" Kemarin dia menghabiskan air minumku, anggap saja timbal balik, " Fardan semakin mengerutkan dahi tidak tau apa yang di maksud Lovi.
" Sudah...pakai uang aku saja, dasar curut kampung, "kata Raka tersenyum dan mengambil uang dari sakunya, sedangkan Lovina yang dikatai curut tak marah, malah senyam senyum.
Saat melihat Raka mengambil uang dari sakunya , Fardan tersadar apa yang dimaksud Lovi, dan ia malah tersenyum. Kemudian mengambil uang dari sakunya.
" Gak usah ka, pakai uangku saja " kata Fardan sambi menyenangkan uang 100 ribuan kepada Lovina, mata gadis itu langsung berbinar, tanpa ba bi bu , Lovi langsung mengambil uang dari tangan Fardan.
" Ayo...kita borong jajan di depan Al, rezeki nomplok nih Al, kita jajan sepuasnya " kata Lovi beranjak dari duduknya dan menarik tangan Aliyah keluar dari kelasnya. Mereka berdua berjalan dengan Riangnya.
Raka tersenyum melihat kelakuan kedua sahabatnya dan untuk Fardan tentu saja dia shock.
" Maaf dan, kelakuan lovi emang kayak gitu, jangan dimasukin hati ya, sebenarnya dia anak baik, hanya saja sedikit agak menyebalkan kalau mode curut nya datang " kata Raka sambil terkekeh.
" Curut..??? " kata Fardan tak paham.
" Aku sama Aliyah memanggilnya curut kalau Lovina dalam mode menyebalkan kayak tadi, "
" Apa itu curut?? " tanya Fardan, Raka menarik nafas panjang.
" Dasar anak kota curut aja gak tahu " batin Raja.
" Curut itu sebangsa tikut tapi badannya kecil, dia suka menggerogoti apapun " jelas Raka.
" Terus apa hubungannya dengan Lovina " tanya fardan kembali.
"lovi itu kalau tahu aku sama Aliyah punya uang, pasti dia nempel terus, dan minta dijajanin, dasar memang si Lovi nggak ada akhlak.....apalagi kalau dengar kata gratisan dia paling semangat " kata raka dengan senyum lebar nya.
" Tapi kami menyayangi nya, dia seperti itu hanya kepada kami, dia akan menjadi gadis dingin jika dengan yang lainnya.
" Kenapa? " tanya Fardan, Raka hanya mengangkat bahunya.
" Sepertinya kamu akan menjadi orang ke 3 yang akan digrogoti Lovi, siap - siap saja dengan kelakuan absurd nya, seperti nya dia merasa nyaman dengan mu" Fardan tersenyum.
"Tidak apa , akan ku berikan apapun asal bisa melihat senyum nya " batin Fardan.
" Hai... " sapa dua orang gadis cantik yang memakai rok diatas lututnya. Raka dan Fardan menoleh ke arah gadis yang menyapanya.
" Kamu murid baru ya? " tanya gadis itu, Fardan mengangguk.
" Namaku lalita aku wakil ketua kelas, dan ini hani, "
" kemarin aku tidak masuk, makanya aku tidak tahu jika ada anak baru, " kata lalita dan mengulurkan tangannya.
" Fardan " jawab Fardan dan menerima uluran tangan Lolita.
" Boleh gabung disini ? " tanya Lolita.
" Tidak boleh!!! " bukan Fardan atau Raka yang menjawab, tapi Aliyah yang berdiri di belakang Lolita.
" Minggir... " ucap Aliyah dengan menggeser tubuh Lolita dan Hani. Lovina mengikuti Aliyah dan duduk dibangku mereka.
" kenapa masih berdiri disini, sudah kenalan khan.." kata Aliyah ketus.
"Haiss menyebalkan " geram Lolita. kemudian pergi dengan menghentakkan kakinya.
" Awas kalian..beraninya kalau ada Raka, " kata Lolita sebelum meninggalkan mereka.
Setelah Lolita pergi Aliyah dan Lovina meletakkan semua jajananya di atas meja.
" Kalian kesurupan apa kalap, ini kenapa banyak sekali beli makanannya" Aliyah dan Lovina tersenyum bahagia.
" Jangan sia sia kan kesempatan yang ada, " ucap Lovina dengan senyum bahagianya. kemudian ia mengembalikan uang yang masih tersisa Kepada Fardan. Fardan terkejut, begitu banyak beli makanannya dan masih ada sisa kembaliannya.
" Apa ini kenapa semua saosnya warnanya merah , apa aman dimakan , apa gak sakit perut, itu sepertinya pedas " tunjuk fardan pada semua makan yang ada di hadapannya.
" Aman.. " jawab Lovina sambil menyodorkan satu tusuk telur gulung ke arah mulut Fardan.
" Ayo coba, " Fardan menggeleng .
" Buka mulut nya, aaa.... " paksa Lovina menyuapkan telur gulung kearah mulut Fardan. dengan terpaksa Fardan membuka mulut nya dan menggigit telur gulung dan merasakannya . ia mengunyah lagi dan lagi. Lovina tersenyum.
"Enak? " tanya lovina dan fardan mengangguk.
" cie.. cie.. sudah suap suapan nih, romantis sekali" ledek Aliyah.
" Aliyah sayang abang Raka juga mau dong disuapin." kata Raka sambil mencolek bahu Aliyah.
" Ih... najis, makan sendiri aja tanganmu kan lagi nganggur. " ucap Aliyah yang membuat Raka cemberut, dan mengambil makanan yang ada ditangan Aliyah.
" Raka.... mau mati kamu!! " Raka hanya terkekeh.
" Enak bro? " saat Raka melihat Fardan mau mengambil baso bakar yang ada didepan Raka dan Fardan mengangguk. kemudian ke empat nya itu tertawa bersamaan.
" Memang di kantin sekolahmu yang dulu jualan apa saja, " tanya Lovina.
" Banyak " jawab Fardan dan masih mengunyah baksonya.
" Apa saja, Nasi pecel ada nggak? " Fardan menggeleng.
" Disana kebanyakan yang dijual makanan western, sushi, salmon " mereka bertiga saling memandang.
" Makanan orang kaya semua itu " batin Lovina.
" Memang setiap hari uang saku mu berapa ?" tanya Lovina lagi.
" Sekitar 300 sampai 500 ribu sehari " jawab santai Fardan.
uhuk... uhuk... uhuk....
****//****