Sinopsis :
Mozea Cantika alias Zea, si hijaber sekolah yang galak dan tidak suka pelajaran matematika. Alzio Ray alias Zio, si kapten basket ganteng dengan tubuh jangkung, hidupnya sempurna nyaris tidak ada celah. Apa jadinya jika dua orang ini dipaksa menikah karena perjodohan orangtua mereka?.
Di sekolah mereka saling membenci, bahkan saling panggil dengan nama ledekan yaitu si keong dan si kodok. Di rumah mereka harus berakting menjadi pasangan suami istri muda yang romantis untuk menyenangkan hati orangtua mereka. Meski demikian Zea dan Zio sepakat merahasiakan pernikahan mereka dari teman-teman di sekolah.
Kata orang benci dan cinta adalah rasa yang sangat tipis perbedaannya. Mungkin karena terbiasa bertengkar dan bersama, tumbuhlah rasa cemburu dihati mereka, sebuah rasa tidak suka jika milik diri di ambil orang lain. Akankah Zea dan Zio menyadari rasa cinta mereka masing-masing? Dan memberikan cucu seperti yang diharapkan kedua orangtua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 01 : Kodok dan Keong
Tokoh Utama :
Mozea Cantika atau Zea (18 tahun)
Alzio Ray atau Zio (18 tahun)
***
"Zio, Zio, Zio ..."
"Ayo Zio ..."
"Semangat Zio ..."
Beberapa siswi centil dengan semangat meneriaki nama Zio tak kala pertandingan basket antara SMA 25 dan SMA 15 tengah berlangsung sengit di lapangan basket SMA 25.
"Zio pasti menang ..."
"Semangat tim basket SMA 25 ..."
Teriak cewek-cewek centil itu lagi. Di lihat dari skor sementara, tim basket SMA 25 yang diketuai oleh Alzio Ray memang lebih unggul, dan waktu tersisa 15 menit lagi.
"Tim basket SMA 25 pasti bisa ..."
Dari arah tribun, diantara para penonton pertandingan, terlihat seorang siswi berhijab tengah cemberut karena tim basket SMA 25 akan memenangkan pertandingan. Cewek ini bukan murid dari SMA lawan, hanya saja dia tidak suka melihat tim Zio menang. Namanya Mozea atau biasa dipanggil Zea. Dia dan Zio adalah musuh bebuyutan. Di sekolah mereka selalu bertengkar bagai tikus dan kucing.
"Astaga Zea, Zio ganteng banget. Tim basket sekolah kita pasti menang. Gue yakin," ucap Nina, teman baik Zea. Kalau bukan demi Nina, Zea tidak akan naik ke tribun melihat pertandingan basket ini.
"Aduh Nina, kuping gue kayanya sebentar lagi bakal budek karena dengerin tuh cewek-cewek centil teriak. Lagian apa sih kelebihan si kodok itu sampai tuh cewek-cewek kegatelan banget," kata Zea kesal.
"Hellow, Zea, Zio itu banyak kelebihannya. Dia ganteng, ketua OSIS, ketua tim basket, rengking 1 terus, kaya, kurang hebat apa coba?" puji Nina.
"Muka kaya kodok gitu Lo bilang ganteng?"
"Mending Lo ngaca deh, Lo panggil dia kodok, tapi muka Lo sendiri kaya keong. Pantas Zio and the gangs manggil Lo dengan sebutan keong," jawab Nina sambil tertawa.
"Nina, Lo bela mereka? Di hadapan gue? Gue temen Lo," kesal Zea.
"Aduh Zea. Bukan maksud gue gitu. Gue gak ngerti aja sama Lo, kok Lo bisa sebenci itu sama Zio? Kok kalian sejak masuk SMA gak pernah akur? Aneh," jawab Nina.
"Gue benci aja sama dia. Tuh kodok pantas untuk dibenci," jawab Zea dengan ketus. Jawaban itu membuat Nina geleng-geleng kepala.
Nina tidak tau bahwa Zea memiliki alasan kuat kenapa membenci Zio. Semua bermula sejak mereka kelas 1 SMP. Di pesta ulang tahun Zea ke-13, orangtua Zea dan orangtua Zio sepakat menjodohkan anak-anak mereka agar persahabatan mereka semakin erat. Zea senang di jodohkan dengan Zio, namun Zio menolak dengan alasan bahwa Zea jelek. Memang sih dulu Zea jelek, hitam, kurus, bau ketek, tak terawat dan oon. Namun, penghinaan Zio kepadanya membuat Zea berubah.
Zea berubah jadi cantik, langsing tapi berisi, putih, wangi dan yang terpenting menyaingi kecerdasan Zio. Sayangnya, Zio berpikir perubahan Zea hanya untuk menarik perhatiannya dan Zio meminta Zea untuk berhenti mengejarnya. Hal itulah yang membuat Zea semakin membenci Zio, padahal dia berubah bukan demi Zio tapi demi dirinya sendiri agar tidak di hina.
Sampai mereka masuk SMA, semua teman-teman mereka tidak tau kalau si musuh bebuyutan ini sudah dijodohkan sejak kecil. Mereka taunya Zea dan Zio tidak pernah akur setiap kali bertemu.
"Ye ... tim basket SMA 25 menang ..." teriak Nina.
"Zio ... Zio ... Zio ... Kamu hebat Zio ..." teriak Nina.
"Aduh Nina, bisa gak jangan teriak di sebelah kuping gue. Kuping gue sakit dengernya," titah Zea.
"Jangan marah-marah terus Zea, nanti cepat tua. Gue ke bawah dulu minta tanda tangan ayang Zio. Lo tunggu di sini kalau Lo gak mau ikut," kata Nina. Kemudian Nina langsung turun dari tribun. Sambil berjalan dia mengeluarkan pulpen dan sapu tangan dari tasnya untuk ditanda tangani Zio.
"Selamat Zio, Lo hebat banget, SMA kita Menang lagi dalam pertandingan persahabatan antar SMA se-kabupaten. Boleh gak gue minta tanda tangan?" tanya Nina.
"Boleh," jawab Zio.
Sambil menandatangani sapu tangan milik Nina, mata Zio tidak sengaja menangkap sosok Zea diatas tribun. Zio menatap Zea sambil tersenyum samar.
"Tuh cewek gak bosan apa ngejar-ngejar gue mulu? Malu dong, dimulut bilang benci, tapi dihati aslinya cinta. Susah jadi Alzio Ray. Banyak yang suka. Dia aja gak bisa move on dari gue. Pasti dia udah ngebayangin banget jadi istri gue. Dia aja selalu ada disaat gue tanding. Zea ... Zea ..." batin Zio.
"Ih, alay, lebay, jijik banget gue. Sok ngartis, sok ganteng. Kalau bukan dipaksa Nina, gak bakal gue ikut ke sini, mending gue di rumah hari Minggu gini. Tidur atau gak ngedrakor," batin Zea.
####
Untuk para pembaca tercinta, untuk mendukung karya Aku, biar Author semangat up cerita yang menarik, boleh dong Author minta karya ini di like setiap episode, di subscribe dan kalau bisa juga di komen🙏 Terima kasih untuk para pembaca semua atas pengertiannya🥰🙏
Lo itu udah kalaaaaaah jauuuh banget dari Zea...
udah la move on,kek gak laku aja jadi perawan...
putus satu ya cari lagi...
plong kan rasanya....