Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Bagaimana perjalan cinta Azzura selanjutnya? Di saat pria masa lalu datang kembali mengusik ketenangannya ketika ia sudah memutuskan pilihan?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 1 Firasat
Bukan Sebatas Istri Status (1)
Brakkkk
" Aaaaaaaa!!!!!"
Suasana seketika mencekam. Suara benturan yang keras di sertai suara teriakan yang memekakkan telinga saling bersahutan.
Sesosok lemah tergolek tak berdaya di atas aspal. Kerudung dan gamisnya mulai berubah warna. Darah mulai menggenang.
"Bunda, Zura mau pulang," lirihnya di sertai lelehan air mata.
Ia lelah. Tak pernah mengusik orang lain pun, dirinya tetap di usik. Berusaha tidak menyakiti siapapun, dirinya sengaja di lukai.
Beberapa saat yang lalu, ia baru saja bertemu seseorang yang ia sukai sejak lama . Pertemuan yang tidak di sengaja.
Flashback on
" Jangan ganggu Fiza lagi!,"
Deg
Suara dingin nan penuh intimidasi itu begitu menusuk hati.
" Aku tidak pernah mengganggu Fiza," jawab Azzura tanpa berani mengangkat wajahnya melihat wajah sang pemuda.
"Munafik." Desisnya. "Aku kira kamu itu paham agama. Untuk apa kerudung di lebarkan jika hatimu tetap busuk. Atau mungkin untuk menutupi kebusukan hatimu?,"
Jlebbb
Di bawah meja, kedua tangan Azzura saling meremas. Ia tak mengerti kenapa pemuda di hadapannya ini selalu saja memfitnah dirinya. Kesalahan apa yang sudah ia perbuat?
" Maaf, Kak. Aku tidak tahu hal apa yang membuat kakak berpikir aku munafik. Juga perbuatan seperti apa yang kakak maksud mengganggu Fiza.
Aku merasa tidak melakukan apa yang kakak tuduhkan," Azzura merasa diamnya selama ini ternyata malah membuat fitnah itu semakin besar layaknya bola salju.
" Kamu bilang padanya agar dia jangan mendekati aku lagi karena aku sudah di jodohkan denganmu. Kalau bukan mengusik Fiza, lalu apa namanya?,"
Azzura tersenyum miris. Bagaimana bisa ada perempuan yang pandai memutarbalikkan fakta. Padahal, Hafiza sendiri yang mengancamnya untuk tidak mendekati Abizar.
" Aku tidak akan mengatakan apapun. Karena apapun yang aku katakan pastinya kakak tidak percaya. Tapi, satu hal yang insya allah akan aku janjikan. Aku tidak akan ada lagi di sekitar kakak ataupun Hafiza. Permisi. Assalamu'alaikum,"
Azzura langsung pergi dari sana. Hatinya sudah tak tahan. Matanya sudah memanas. Ia bertahan di kota ini karena terlanjur nyaman dengan dunia yang ia geluti.
Mengajar anak-anak usia dini.
Namun, jika adanya dia disini hanya malah membuat hidupnya semakin tak nyaman, lebih baik ia pergi saja.
Hingga langkahnya terhenti saat melihat Hafiza dari kejauhan.
Gadis yang cantik nan rupawan itu tampak berjalan di pinggir jalan. Kerudungnya berkibar-kibar.
Hati manusia memang tidak ada yang tahu. Ucap Azzura dalam hati.
Saat akan berbalik dan menjauh dari sana, tiba-tiba Azzura melihat sebuah mobil hilang kendali dan melaju kencang menuju Hafiza.
Hatinya tetap saja ingin menolong. Ia pun berlari mendorong Hafiza, namun naas malah tubuhnya yang tertabrak.
Flashback end
Di tempat yang lain, Anin masih tak bisa tenang. Foto sang putri tiba-tiba saja jatuh tanpa jelas penyebabnya.
"Zura, kamu baik-baik saja, sayang?,"
Ikatan batin seorang ibu sangatlah kuat. Ia merasa putrinya yang jauh disana sedang tidak baik-baik saja.
Merasa ada sesuatu yabg tidak beres, Anin mencoba menghubungi Azzura. Namun, tidak ada jawaban.
" Mas, tolong cari tahu dimana Zura. Aku menghubunginya tapi tidak di angkat," Anin menelpon Kenan.
"Memangnya ada apa?,"
" Perasaan ku tidak enak. Tiba-tiba foto Zura yang tergantung di dinding jatuh tanpa sebab," jelas Anin sambil meremas d@danya yang terasa sesak.
" Ya sudah,tunggu sebentar. Aku akan hubungi Hanif. Mungkin dia tahu keberadaan Zura,"
Hanif adalah kenalan mereka yang juga saudara dari pemilik pesantren tempat Zura dulu mondok.
" Iya, kabari aku secepatnya ya, Mas,"
" Iya sayang. Tidak usah khawatir ya. Insya Allah anak kita baik-baik saja,"
Kenan memutus panggilan setelah mengucapkan salam.
...******...
" Kenapa, Yah?," tanya Kaysan heran melihat ayahnya tegang.
" Bundamu tiba-tiba merasa khawatir pada kakakmu. Katanya tidak bisa di hubungi. Perasaannya tidak enak,"
" Kak Zura?," tebak Kaysan.
Kalau kakaknya yang satu lagi kan masih satu kota dengan mereka. Kalau mau tahu keadaannya tinggal hubungi istrinya saja. Atau datangi rumahnya.
" Iya. Katanya foto Zura tiba-tiba jatuh. Perasaan bundamu juga jadi tidak enak saat memikirkan kakakmu,"
" Ayah percaya hal seperti itu? Maksudnya hanya karena foto yang jatuh?," Kaysan tidak habis pikir dengan kedua orang tuanya.
Kenan melihat ke arah putranya. " Bukan masalah foto. Tapi firasat bundamu. Ikatan ibu dan anak itu kuat," jelas Kenan.
" Oh aku kira..." Kaysan menggaruk tengkuknya.
" Panjang umur..." ucap Kenan sambil mengangkat telpon.
Baru akan menelpon Hanif, ternyata Hanif sudah lebih dulu menelponnya.
...******...
Kenan dan Kaivan berlari di lorong rumah sakit. Hanif mengabarkan bahwa sang putri kecelakaan.
Tidak mau membuat istrinya khawatir dengan keadaan Azzura yang belum jelas, ia bersama Kaivan pergi ke kota tempat Azzura berada.
Sementara Kaysan diminta menunggu bundanya.
" Bagaimana kondisinya sekarang ?," tanya Kenan. Nafasnya masih tersengal-sengal.
" Alhamdulillah sudah di pindahkan ke ruang perawatan. Untuk lebih jelasnya, biar dokter Musa yang akan menjelaskan,"
Hanif tidak kuasa menjelaskan keadaan Azzura.
" Siapa yang menemani Zura?," tanya Kenan lagi. Ia bertemu Hanif di lorong rumah sakit.
" Ada istri dan putraku,"
" Biar ayah yang menemui dokter, kamu lihatlah keadaan Zura," Kenan menepuk pundak Kaivan.
Kaivan mengangguk dan berjalan ke arah ruang rawat Azzura berdasarkan petunjuk Hanif.
" Aku benar-benar minta maaf atas apa yang menimpa Zura," Hanif merasa sangat bersalah.
" Tidak apa-apa. Ini sudah menjadi takdir yang harus Zura lewati,"
Sementara Kaivan mengerutkan keningnya saat melihat seorang laki-laki yang ia tahu bernama Abizar sedang mencoba masuk ke ruang rawat Azzura namun dihalangi Ilham.
" Awas Ilham!! Aku harus memberi pelajaran perempuan itu. Gara-gara dia Fiza terluka," bentaknya tak terima di halangi oleh sepupunya.
" Zura juga sedang tidak baik-baik saja. Harusnya kamu berterima kasih ka...."
" Kenapa aku harus berterima kasih pada orang yang sudah melukai Fiza??," memotong ucapan Ilham.
" Kalau bukan karena dia, Fiza pasti..."
" Assalamu'alaikum,"
Perdebatan keduanya terhenti karena salam dari Kaivan.
"Wa'alaikumussalam,"
" Bang Ilham apa kabar?," sapa Kaivan ramah. ia pun menyalami Abizar dengan menunjukkan tatapan datar.
" Alhamdulillah. Iya silahkan masuk. Zura baru saja sadar," ucap Ilham tanpa melepaskan pegangan tangannya pada lengan Abizar.
" Adikku membuat masalah denganmu?," tanya Kaivan datar pada Abizar.
Ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, ingin tahu apa yang dipermasalahkan oleh Abizar.
" Katakan padanya agar jangan mengganggu Fiza lagi. Aku baru saja mengingatkannya. Tapi, sekarang malah sudah melukai Fiza lagi. Dia mendorong Fiza hingga kepalanya terluka,"
Kaivan terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
" Ya, aku akan mengatakan pada adikku agar jangan bersinggungan dengan kalian lagi. Bahkan jika wanita yang kamu cintai dalam bahaya, biarkan saja dia terluka," ketus Kaivan.
" apa maksudmu?," Tanya Abizar tak terima.
" Cari informasi dengan jelas. Jangan hanya mendengar ucapan sepihak saja,"
" Bang, aku masuk dulu ya. Tolong bawa dia pergi dari sini. Terimakasih," Kaivan berjalan masuk ke ruang rawat Azzura.
" Hei!! Apa maksud perkataanmu?," kesal Abizar karena tidak di gubris Kaivan.
" Aku bersyukur Zura tidak jadi bertunangan dengan mu. " ucap Kaivan sebelum akhirnya menutup pintu.
" Ayo, aku jelaskan. Tapi, tidak disini," Ilham menyeret sepupunya pergi dari sana.
TBC
olivia pst mlu krna klkuannya yg viral,prshaan bpknya bngkrut trs kthuan slingkuh sm istrinya....mna smp hmil,mskpn trnyta bkn anknya jonathan....dara otw jd gmbel dong...
😛😛😛....
Smga fathur cpt dtng y,biar baby jg cpt liat dnia....Smngttt...
nah Jonathan kamu serakah si dan sama kaya anaknya terobsesi jd sekarang sdh jatuh tertimpa tangga pula jd nikmatin aja
mungkin bayinya azzura nunggu fathur datang