Thomas dan Sarah pernah menikah selama 2 tahun sebelum akhirnya bercerai karena Thomas takut pekerjaan aslinya sebagai Intelijen membahayakan Sarah. 7 Tahun kemudian mereka di pertemukan kembali. Sarah menjadi manager event di hotel yang membantu persiapan pernikahan Thomas dan anak pemilik hotel luxury, Rachel. Pernikahan itu adalah misi dari Badan Intelijen tempat Thomas bekerja, yaitu untuk menangkap dan mengungkap bisnis internasional terkait obat terlarang oleh Ayah Rachel, Alex. Setelah menikah, Thomas menduduki jabatan sebagai General Manager di hotel Luxury. Pertemuan setiap hari dengan Sarah tidak bisa di hindari. Benih cinta kembali tumbuh di hati Thomas. Namun, Sarah masih membenci Thomas karena dulu seketika meninggalkan dan menceraikannya. Kehadiran Maxim sebagai Manager Humas baru di hotel luxury, membuat Thomas makin cemburu karena ternyata Maxim menyukai Sarah dan Sarah pun menyukai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chubby_Writter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Tok... Tok...
"Permisi Pak. Apakah bapak mencari saya?" Tanya Seorang wanita bertubuh mungil saat membuka sebuah ruangan.
Pria paruh baya yang sedang duduk di meja kerja itu kemudian tersenyum.
"Masuklah Sarah. Ada tugas yang ingin ku berikan padamu." Ucap pria yang ternyata merupakan pemilik hotel luxury,Pak Alex.
Sarah melangkah memasuki ruangan dan segera mengambil posisi duduk dihadapan pria paruh baya tersebut.
"Maaf Pak. Kalau boleh tau, tugas apa yang harus saya kerjakan? Sehingga bapak langsung yang menyampaikan pada saya."
"Saya ingin kamu mempersiapkan pesta pernikahan paling mewah dan berkesan untuk Rachel putri saya. Pastikan ini menjadi pesta pernikahan yang termegah di hotel ini. Saya rasa dengan pengalamanmu selama 5 tahun bekerja disini, maka sudah selayaknya saya mempercayakan acara penting ini padamu."
Sarah merasa senang dengan kesempatan yang diberikan padanya. Namun, Ia juga merasa gugup dan cemas apabila nantinya acara itu tidak bisa terselenggara sesuai kemauan dari pemilik hotel tersebut.
"Baik pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan acara pernikahan putri bapak. Sebelumnya saya mengucapkan selamat atas rencana pernikahan putri bapak."
"Terima kasih Sarah. Acaranya akan di gelar 2 minggu lagi. Jadi mulai hari ini, kamu sudah bisa mempersiapkan segala hal terkait pernikahan mulai hari ini. Dan juga sebentar lagi putri dan calon menantu saya akan datang ke sini. Kalian bisa berbincang mengenai konsep yang mereka inginkan.
Baru selesai Pak Alex berbicara. Tiba-tiba handle pintu ruangan itu terbuka.
"Daddy..." Ucap seorang wanita berambut bob pendek berwarna burgundy yang berlari memeluk Pak Alex.
"Halo Princess... Mana calon suamimu?"
"Dia akan menyusul ke sini 1 jam lagi. Jadi aku lebih dulu datang ke sini Daddy." Ucap Rachel sumringah.
Pandangan Sarah tidak lepas dari Rachel. Wajah imut dan cantik serta tubuh ramping ideal, menjadikan Rachel bak boneka hidup.
Pak Alex mengalihkan pandangannya pada Sarah yang masih kagum menatap Rachel.
"Oh iya. Perkenalkan ini Sarah. Dia manager event terbaik di hotel ini. Dia yang akan membantumu mengurus pernikahan kalian."
Rachel langsung melepas pelukannya pada Pak Alex. Ia mengulurkan tangannya pada Sarah.
"Halo aku Rachel. Mohon bantuannya untuk membuat pernikahan kami menjadi yang paling indah dan megah di tahun ini."
Sarah tersenyum mendengar ucapan Rachel. Ia meraih tangan Rachel untuk membalas salamnya.
"Daddy, kalau begitu aku ajak Sarah mengobrol di cafe hotel saja biar lebih nyaman."
"Silahkan Princess..."
"Ayo Sarah..."
"Baik Nona. Pak Alex saya permisi dulu."
Pak Alex hanya menganggukan kepalanya pelan.
Di Cafe Hotel
"Nona Rachel. Apa sudah terpikirkan konsep apa yang ingin anda gunakan dalam pernikahan anda?"
"hmm... Belum ada. Aku ikut saja dengan konsepmu Sarah. Lagian calon suamiku juga pasti setuju."
"Wah beruntung sekali Nona, bisa mendapat calon suami yang begitu pengertian."
Sarah kembali tersenyum.
"Ya dia memang pria yang baik. Makanya aku langsung setuju saat Daddy menjodohkanku dengan dia. Nanti kau akan lihat sendiri betapa tampan wajah calon suamiku itu."
Disaat bersamaan, seorang pria bertubuh atletis dan berwajah tampan menghampiri Rachel dan Sarah yang sedang berbincang.
"Hai Honey. Ayo duduk sini. Perkenalkan ini sarah yang akan mengurus pernikahan kita."
Sarah dan Thomas kaget saat saling bertatapan sambil mengulurkan tangan mereka.
Jantung keduanya serasa berhenti. Suasana berubah menjadi sangat canggung.
"Apa kalian berdua saling mengenal?" Tanya Rachel penasaran.
Sarah langsung berpura-pura tidak mengenal Thomas.
"Tidak Nona, saya tidak mengenalnya. Saya baru pertama melihatnya." Bantah Sarah.
"Halo Tuan, saya Sarah yang akan membantu mengurus semua keperluan untuk persiapan pernikahan kalian." Ucap Sarah sambil kembali mengulurkan tangan pada Thomas.
"Saya Thomas." Jawab Thomas sambil menyambut tangan Sarah.
Keduanya masih terdiam terpaku. Pandangan keduanya mengisyaratkan rindu yang sudah terpendam lama. Namun tidak bisa mereka lepaskan saat ini karena situasinya sudah berbeda.
Thomas memang sangat merindukan Sarah. Bahkan setiap akan tertidur, Ia selalu menangis dan memandangi potret Sarah yang menjadi wallpaper ponsel miliknya. Ia ingin bertemu Sarah, namun belum memiliki kesempatan.
Takdir dan waktu menuntun mereka bertemu kembali saat ini dengan kondisi berbeda. Penampilan Sarah kini berbeda jauh dengan saat terakhir bersama Thomas. Jika dulu rambut panjangnya dibiarkan lurus dan berwarna hitam alami. Kini Ia mengubah warna rambutnya menjadi coklat. Bahkan potongan rambutnya juga lebih fresh dan tampilan pakaian kerja yang membuatnya makin modis dan elegan. Membuat Thomas cukup lama mengagumi kecantikan Sarah.
Ia tak habis pikir jika Tuhan mengabulkan doanya agar bertemu Sarah, tapi dengan plot-twist yang rumit seperti ini. Pasti Sarah akan makin membencinya.
Sarah memandangi setiap inchi wajah Thomas. Belum ada yang berubah dengan wajah dan tubuh Thomas. Ia malah nampak lebih gagah dengan setelan jas yang sangat sesuai di tubuhnya.
Sentuhan tangan mereka saat bersalaman membuat jantung Sarah berdetak cepat.
"Benarkah ini kamu sayang? Suami yang aku rindukan dan aku cari hingga rasanya aku mau mati. Tapi kenapa kamu mau menikah dengan wanita lain? Inikah alasanmu meninggalkanku dulu?" Gumam Sarah dalam hati.
Rachel memisahkan tangan mereka dengan segera.
"Hei cukup. Kalian berdua bersalaman terlalu lama."
Sarah segera tersadar dan kembali duduk.
"Maafkan saya Nona. Saya tidak bermaksud apapun. Saya hanya rindu dengan mendiang suami saya yang meninggal 7 tahun lalu, karena wajahnya sangat mirip. Bahkan namanya juga sama."
Thomas hanya bisa menelan salivanya saat Sarah menganggap bahwa Ia telah meninggal.
"Apa dia betul-betul tidak tau kalau aku ini suaminya? Atau dia hanya berpura-pura di depan Rachel."Gumam Thomas dalam hati.
Sarah mendengkus kesal.
"Baiklah aku paham. Aku turut berduka untuk suamimu. Tapi jangan pernah bermimpi bisa merebut calon suamiku. Karena aku yang akan segera menikahinya. Paham?" Tegas Sarah.
"Cih... Apa maksud nona muda ini bilang aku tidak boleh merebutnya. Bahkan dia masih suamiku. Walaupun kami tidak mendaftarkan pernikahan kami. Namun di hadapan Tuhan, aku masih istrinya. Dan aku berhak atas dia. Tapi karena dia sudah meninggalkanku. Anggaplah jika kami sudah berpisah dan dia adalah mantan suamiku." Sarah hanya dapat meluapkan kekesalannya dalam hati.
Ia mengatur nafasnya perlahan agar dirinya kembali tenang.
"Saya paham Nona. Saya tidak mungkin berani mengambil milik Nona."
"Maafkan saya Nona Rachel dan Tuan Thomas." Ucap Sarah sambil menundukan wajahnya dihadapan Rachel dan Thomas.
Thomas menatap Sarah dengan tatapan yang penuh arti. Rasanya ingin sekali mendekap wanita itu dalam pelukannya. Ia ingin menumpahkan segala rindu yang sudah tertahan selama 7 Tahun ini.
"Maafkan aku Sarah. Andai kamu tau alasan aku meninggalkanmu dulu dan kenapa aku harus menikahi Rachel sekarang. Hanya kamu satu-satunya wanita yang aku cintai sejak dulu hingga saat ini. Semoga suatu saat kamu bisa mengerti kalau aku melakukan ink semua demi kebaikanmu sayang." Lirih Thomas dalam hati.
...----------------...
Bersambung ke Bab Selanjutnya