Apa yang kau harapkan dari seseorang yang pergi tanpa pamit?Tidak menyangka Naura bertemu kembali dengan sang mantan suami. Ardan,
saat anaknya menceritakan seorang pria baik yang ia kenal. Namun, di balik kemarahannya pada Ardan, ada perasaan yang sulit di mengerti oleh Naura.
memutuskan untuk menghilang tetapi takdir selalu mempertemukan. Meski masih tidak suka dengan kelakuan Ardan. Rasa bersalah yang di tunjukkan Ardan, membuat Naura mencoba memaafkan kembali.
Dan Ardan juga mencari tahu alasan pergi tanpa pamit yang di lakukan oleh Naura.
Ketika keduanya sudah mendapatkan jawabannya. Apakah dunia akan setuju bahwa itu adalah hal yang tepat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ylfrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau dan Pertemuan
Hai selamat datang..
Mari meninggalkan jejak disini dengan Like dan Komentar ya, semoga suka, selamat membaca
Langit sore tidak pernah gagal mempertontonkan keindahannya. Angin berhembus sepoi-sepoi menambah rasa tenang untuk sekedar menikmati suasananya. Taman, adalah tempat favorit bagi semua orang. Menghabiskan waktu bersama keluarga atau hanya bersenda gurau bersama teman. Atau yang paling menarik duduk sendirian menerima hal positif dari segala penjuru.
Di bawah pohon rindang, bangku kosong yang hanya di isi oleh dirinya sendiri. Di depan mata ada sebuah sungai yang airnya mengalir sangat jernih
Dia memangku kedua tangan di depan dada, mata memandangi tempat itu dengan teduh. Rambut terlihat rapi, dan jas hitam memperlengkap penampilannya. Dari samping sudah terlihat betapa tampannya dia. Hidung mancung berdiri kokoh, alis terukir tebal dengan pahatnya yang rapi, wajahnya begitu maskulin dengan rahang yang tegas.
Dua puluh tujuh tahun mengarungi hidup dengan rasa sepi. Penantian yang tidak kunjung menemukan jalan. Titik terendahnya ingin menyerah dengan segala takdir yang semesta berikan,
Tiba-tiba seorang anak kecil berlari ke arahnya, anak kecil berusia empat tahun kurang. Anak kecil yang berjenis kelamin perempuan. Anak kecil yang minta di gendong olehnya.
"Om gendong" pintanya dengan senyuman yang teramat manis
"Orang tua kamu mana?" tangan kekar pria itu mengangkat tubuh anak kecil tersebut dan mendudukannya di atas paha sebelah kanan
"Mama Alana beli ice cream!"
"Nama kamu Alana?"
"Iya Om, om namanya siapa?"
"Ardan"
Ardan Cakrawangsa, laki-laki berusia 27 tahun. Hidupnya sedikit rumit untuk beberapa hal.
"Alana" panggil seorang wanita yang terlihat khawatir. Ardan menurunkan Alana, Alana berlari ke arah wanita yang memanggilnya.
Kini Ardan kembali duduk termenung, dan entah kenapa dia tersenyum ketika Alana melihat kembali ke arahnya. Padahal sudah berapa lama Ardan tidak menampakkan senyumannya
"Alana jangan pergi sendirian"
"Iya sus maaf" ujar Alana
"Mama" panggil Alana ketika melihat mamanya membawa ice cream
"Alana kabur lagi sus?"
"Iya Non"
"Mama, tadi Alana ketemu om baik"
"Oh ya? Tetapi Alana tidak boleh seperti ini lagi, pergi tanpa pamit"
"Iya ma maaf"
"Ayo kita pulang sekalian menjemput Alan"
Naura Abicandra, seorang wanita cantik dengan status seorang janda beranak dua. Parasnya yang cantik menurun kepada kedua anaknya. Naura bahagia dengan kehidupan saat ini. Naura sangat bersyukur karena di berikan dua malaikat kecil yang membuat ia selalu berjuang keras untuk menjalani hidup. Ia tidak meminta apa lagi, hanya ingin menghabiskan sisa umur bersama anaknya.
Status jandanya sudah bertahan selama lima tahun kurang. Pernikahan karena di jodohkan membuat Naura menyerah dan kabur dari rumah suaminya. Kini, Naura memilih jalan hidup yang menyenangkan tanpa ada yang mengusiknya.
Di tempat les piano, Naura tersenyum ketika melihat anak laki-lakinya bersama seseorang yang selalu ada menemaninya.
"Alana tunggu di mobil ya"
"Iya ma"
Melihat Naura turun dari mobil, Alan berlari mengejar Naura.
"Mama ice cream buat Alan mana?"
"Ada di mobil" ucapnya sembari berjongkok
Naura mengedarkan pandangan "Bas tumben pulang cepat?"
Lelaki itu tersenyum "Iya, bos aku lagi ingin sendiri, mumet mikiran hidupnya"
"Jadi bela-belain jemput Alan kesini?"
Bastian kembali tersenyum sembari mengangguk, Bastian adalah teman Naura, dan Bastian bekerja sebagai sekretaris pribadi CEO.
"Mau mampir ke rumahku apa langsung pulang?" tanya Naura
"Sepertinya langsung pulang"
"Alan ucapkan terimakasih kepada om Bastian"
"Terimakasih om Bastian, Alan pulang dulu"
"Iya sayang hati-hati" ujar Bastian mencium pipi Alan
Bastian menunda kepulangannya, tiba-tiba saja ia mendapat pesan dari bosnya. Untuk menyuruh ia datang ke rumah pribadinya.
Pintu terbuka lebar, penjaga keamanan di rumah itu tidak terlihat. Bastian langsung masuk dan melihat Ardan sedang duduk di temani segelas kopi hangat.
"Ada apa?" Tanya Bastian bicara formal, karena nyatanya mereka berteman baik saat ini
"Duduk dulu, kalau mau minum ambil sendiri"
"Iya nanti, ada apa lagi?"
"Sepertinya perjalanan bisnis kali ini kau saja yang pergi"
Bastian menghela nafas, bukan hal yang baru lagi ia menggantikan Ardan
"Tapi sepertinya aku akan menolak kali ini"
"Kenapa?"
"Aku ingin menemani seseorang"
"Siapa? Kekasihmu?" tanya Ardan sembari menyeruput kopi
Bastian tersenyum tipis "Doakan saja"
"Batalkan dulu, perjalanan bisnis kali ini teramat penting"
Bastian terdiam menimbangi permintaan Ardan.
"Apa lagi yang kau lakukan?" Tanya Bastian
"Perjalanan bisnis besok bertepatan dengan acara lamaranku"
Bastian tertawa ejek
"Apa yang kau tertawakan?"
"Ardan, akhirnya kau menyerah juga dengan pilihan orang tuamu"
"Bukan pilihan, dia kekasihku"
"Ya, ya, kekasih yang di pilihkan orang tuamu"
Ardan tertawa kecil. Nyatanya memang begitu
Ponsel Bastian berdering dan tentu saja itu panggilan dari Naura,
"Hallo" jawab Bastian mendapatkan panggilan video call
"Hallo om Bastian" jawab Alan dan Alana. Mendengar suara anak kecil Ardan tersenyum, ternyata orang spesial sahabatnya adalah seorang janda
"Om Bastian, Alana mau ke rumah"
Alana? Gumam Ardan, mengingat anak kecil yang menghampirinya tadi
"Mama mana?"
"Bastian jangan kau hiraukan anakku, katanya tadi dia ketemu om baik, lalu sus nyaa bilang, om baikkan om Bastian, makanya dia mau ke rumahmu"
Mendengar celotehan Naura, Bastian terkekeh. Ardan terdiam. Suara yang ia dengar tidak asing di telinganya.
"Kalau tidak om ke rumah Alana ya?"
Naura merebut ponsel dari anaknya
"Tidak perlu Bas"
"Kenapa?"
"Aku ingin keluar sama Sus, mau ke supermarket. Kalau begitu aku tutup ya?"
"Ya, hati-hati"
Suara tidak terdengar lagi, Ardan semakin penasaran dengan suara itu? Ia menatap ke arah Bastian dengan tatapan tajam
"Kekasihmu?"
"Belum!" ucap Bastian menghela nafas
"Apa dia seorang janda?"
Bastian mengangguk
"Sejak kapan?" tanya Ardan kembali
"Aku tidak tahu pasti, aku baru bertemu dengannya satu tahun yang lalu"
"Namanya siapa?"
"Kenapa? Ingat kau akan menikah. Kalau begitu aku pamit" tutur Bastian
Baru saja tiba di pintu utama, Bastian melihat kedatangan kekasih Ardan.
"Hi" sapa Bastian
"Hi, ada Ardan"
"Ada"
Bilqis berjalan hati-hati, ia ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya. Ciuman lembut mendarat di pipi Ardan.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Bilqis melihat calon suaminya duduk melamun
"Eh, kapan datang" tanya Ardan sembari menatap Bilqis
"Baru saja, ada masalah?" tanya Bilqis
Ardan menggelengkan kepala
"Jadikan kitanya ke toko berlian?"
"Ngapain?"
"Kau lupa? Katanya mau mencari cincin untuk lamaran"
Ardan menghela nafas lalu melirik "Mana mungkin aku lupa soal itu"
Ardan meninggalkan Bilqis sendirian. Ia menuju kamar berganti pakain. Namun, pikirannya masih tertuju kepada seseorang bernama Naura?
"Sayang buruan" panggil Bilqis
Tidak menunggu waktu lama, mereka langsung mendarat ke sebuah Mall yang sudah mereka buat janji sebelumnya.
Saat tiba, Ardan kembali melihat Alana sedang bermain di pintu masuk mall. Dan tentu saja wanita itu tidak sama dengan Naura yang ia kenal.
"Mama" panggil Alana ketika melihat Mamanya datang dari arah toilet
Ardan membalikkan badannya dan betapa terkejutnya dia, ketika dia adalah Naura yang ia cari selama ini.
Naura, akhirnya! Gumam Ardan tersenyum haru.
siapa yg mo daftar lagi masih dibuka nih😌