maheer yang seorang pria yang sudah lama menduda jatuh cinta pada seorang gadis yang datang melamar pekerjaan ke perusahaan nya, yang ternyata adalah teman dari putra tunggal nya yang juga ternyata di cintai secara diam-diam oleh sang putra nya.
Syifa gadis cantik yang hanya hidup berdua saja dengan sang ibu yang sering sakit-sakitan jatuh cinta pada seorang pria paruh baya yang adalah Daddy dari teman nya, yang ternyata juga mencintai nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indra Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
" nona saya pesan capuccino nya, satu Tampa gula karna yang membuat nya menurut saya sudah cukup manis ok. "
Malik bicara pada seorang gadis cantik yang menjadi pelayan di kafe tersebut.
Syifa menggembung kan pipi nya, saat mendengar permintaan dari teman nya, Malik yang selalu datang ke kafe tempat nya, bekerja tidak ayal teman nya, tersebut terkadang duduk di kafe tempat nya, bekerja sampai malam hari agar bisa mengantarkan nya, pulang ke rumah' yang sering kali harus pulang larut malam agar bisa mendapatkan uang lebih dari sang pemilik kafe agar bisa membeli obat untuk ibu nya.
" kapan kamu kembali dari liburan mu kenapa baru datang ke mari lagi hari ini. "
Syifa bertanya pada Malik yang terlihat senyam-senyum pada nya, sedari tadi.
" kenapa bertanya apa kamu tidak bisa tidur karna tidak melihat ku beberapa hari ini kamu merindukanku Syifa. "
Malik menaik-turunkan alis nya, untuk menggoda Syifa.
" iis... Apaan sih sok imut. "
" hahaha.... "
Mendengar jawaban dari Syifa Malik tertawa terbahak-bahak saat melihat pipi Syifa yang menjadi memerah karna merasa malu saat di goda oleh nya.
Syifa yang merasa malu saat Malik bertanya seperti itu membalik tubuh nya, berencana untuk pergi dari sana mengambil kan pesanan Malik yang tadi di pesan.
Malik yang melihat Syifa yang ingin pergi dari sana segera menarik tangan Syifa agar tidak pergi dari sana.
" Malik lepas ih.. aku mau mengambil kan pesanan mu gak enak tau di lihat yang lain. "
Syifa mencoba menegur Malik yang menarik tangan nya, di depan semua orang.
Malik yang mendengar hal tersebut tidak memperdulikan ucapan dari Syifa dia langsung berdiri dari duduknya memegang kedua bahu Syifa menekan nya, pelan menandakan diri nya, meminta Syifa untuk duduk.
Syifa yang mengetahui hal tersebut mau tidak mau terpaksa duduk sambil melihat ke kiri dan kanan nya, karna merasa tidak enak pada teman-teman nya, yang lain' namun apalah daya nya, karna sang pemilik kafe adalah teman dekat Malik yang tidak akan memecat nya, walaupun dia cuma datang ke kafe untuk bersantai saja.
" duduk lah dan lihat apa yang aku bawa kan untuk mu. "
Malik bicara sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam paperbag yang di bawanya.
" nanti saja Malik' waktu aku pulang kamu bisa kembali ke sini untuk menjemput ku pulang ok' karna aku saat ini sedang bekerja aku merasa tidak enak pada teman-teman yang lain Malik' mereka pikir aku ini memanfaatkan mu untuk bisa bekerja di sini Tampa di pecat walaupun aku cuma malas-malasan Malik. "
Syifa bicara dengan suara nya, yang begitu pelan sambil memasukkan kembali hadiah yang di bawa Malik untuk nya, ke dalam paperbag yang sedang di pegang Malik Tampa melihat terlebih dahulu hadiah tersebut.
" siapa yang mengatakan itu katakan pada ku. "
Malik bertanya dengan suara tegas nya, pada Syifa.
Syifa yang mendengar hal tersebut menelan ludah nya, kasar karna tidak mungkin dia mengatakan nya, pada Malik karna Malik pasti akan langsung membuat orang tersebut di pecat oleh teman nya, Syifa tidak mau membuat orang lain dalam kesulitan' karna dia tau sulit nya, mencari pekerjaan di jaman sekarang dirinya saja kalau bukan karna atas bantuan Malik yang mencari kan nya, pekerjaan mungkin entah sudah jadi apa dirinya sekarang yang harus terus membelikan ibu nya, obat-obatan agar sang ibu bisa terus bertahan hidup.
" tidak ada Malik jangan terlalu dipikirkan aku hanya merasa tidak enak saja pada teman-teman ku Malik. "
Malik melihat pada Syifa dengan penuh selidik.
" aku serius Malik percaya lah pada ku! Mana hadiah ku. "
Syifa mengalihkan pembicaraan dengan meminta hadiah nya, agar Malik tidak lagi bertanya pada nya.
" aku harap itu benar Syifa. "
Malik bicara sambil menyerahkan paperbag yang ada di tangan nya, pada Syifa.
mata Syifa berkaca-kaca saat melihat sepasang sepatu cantik yang di berikan oleh Malik untuk nya, yang mungkin harga nya, begitu mahal untuk seorang Syifa.
" kamu suka. "
Malik bertanya pada Syifa yang terlihat hanya diam saja.
" ini cantik sekali Malik' pasti ini sangat mahal Malik seharusnya. "
Syifa yang ingin berkata seharusnya kamu tidak membeli nya, untuk ku menghentikan ucapan nya, saat melihat Malik bangkit dari duduk nya.
Malik yang mendengar Syifa berkata sepatu yang di beli nya, sangat cantik langsung berdiri dari duduknya meraih sepatu yang sedang di pegang oleh Syifa Tampa memperdulikan orang yang ada di sekeliling mereka Malik langsung meng jongkok kan tubuh nya, di depan Syifa memakai kan sepatu yang ada di tangan nya, pada kaki Syifa bak pangeran yang sedang memakai kan sepatu pada Cinderella nya.
" ma... Malik apa yang kamu lakukan. "
Syifa bertanya dengan terbata-bata pada Malik yang terlihat sedang memakaikan sepatu untuk nya.
" pas sesuai dengan yang ku pikirkan. "
Malik berdiri dari berjongkok nya Tampa memperdulikan pertanyaan dari Syifa.
pipi Syifa menjadi memerah karna merasa malu mendapatkan perlakuan begitu manis dari Malik di depan semua orang.
" kamu membuat ku malu Malik lihat semua orang melihat ke arah kita mereka pasti berpikir kita sedang berpacaran Malik. "
" aku tidak keberatan sama sekali aku suka dengan apa yang mereka pikirkan. "
mendengar jawaban dari Malik rasa nya, pipi Syifa terasa semakin memerah karna merasa malu.
" baiklah aku pulang dulu aku akan istirahat sebentar nanti aku akan kembali ke sini untuk menjemput mu ok. "
" Malik kamu benar-benar baru sampai ya?. "
Syifa bertanya pada Malik dengan panik.
" itu mobil yang menjemput ku dari bandara masih di depan kafe ini menunggu ku. "
Malik menunjuk pada salah satu mobil mewah milik nya, yang sedang berdiri di depan kafe milik teman nya, tempat Syifa bekerja saat ini.