Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.
Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1
"Asem lah...kerja capek-capek giliran numpuk buat kondangan. Mana gak kira-kira nih orang-orang, sekali ngasih undangan langsung lima, woi gaji gua harian cuma seratus ribu, kalau kondangan ada lima gini makan apa gua, ah elah bikin emosi aja" Keluh Bagus sambil menatap sebal tumpukan undangan orang nikah.
"Ini lagi baru kapan lalu lulus eh sekarang udah nikah, kerja woy kerja, lu pikir gampang ngidupin anak orang, ah elah bocil mah, cuma tahu enak aja, gak mikir nyari duit susah apa" Oceh Bagus lagi sambil membuka satu-satu undangan yang tergeletak di meja.
"Ni bocah-bocah pikirannya gimana ya? , kok bisa-bisanya udah mikir nikah, terus yang modal siapa lu ni pada nikah?"Geram juga si Bagus lama-lama, masih saja mengoceh tak tak jelas.
Oke kita kenalan dulu ya sama pemeran utama kita, namanya Bagus Kuncoro, laki-laki lajang usia 32 tahun. Perjaka ting-ting, belum pernah pacaran, apakah karena jual mahal? Jawabannya bukan. Lebih tepatnya banyak perempuan yang ngilang setelah berkenalan.
Apakah Bagus jelek? Jawabnya tidak juga. Dia manis, badannya juga bagus, tingginya saja hampir 180 cm dengan tonjolan otot-otot yang pas di tubuhnya. Bagus ini gagah kalau kata ibunya. Lantas apa yang membuat laki-laki ini masih juga menjomblo? Entah😁😁😁😁😁.
Apakah faktor pekerjaan? Jawabannya mungkin. Bagus ini bekerja sebagai tukang bangunan. Ingat ya tukang bukan buruh. Karena dalam dunia pembangunan kasta terendah itu adalah buruh bangunan dan ingat Bagus ini tukang ya jadi setingkat agak tinggi 😁😁😁😁😁😁.
Tapi sejujurnya Bagus orangnya tahu diri kok, setiap kenalan sama cewek juga gak milih yang neko- neko, asal perempuan dan cantik itu sudah cukup. Paling poll yang dia ajak kenalan juga karyawan toko atau rumah makan, tapi semua belum ada yang beruntung. Sering dia berpikir kalau dia jelek tapi kata ibunya dia ini anak paling tampan dari keempat saudaranya, dimana yang tiga adalah perempuan semua😁😁😁😁😁.
"Kayak orang kurang seons lu ngoceh sama undangan" Suara seseorang mengalihkan pandangannya pada laki-laki jangkung yang kini telah ikut duduk manis di kursi samping Bagus.
"Lagi sebel gua, pulang-pulang pengen istirahat eh malah di bom orang kondangan, mana masih bocil-bocil lagi" Keluhnya pada laki-laki yang bernama Guntoro, temannya yang senasib dan sependeritaan.
"Lihat bocil nikah bikin gua tambah yakin kalau gua bujang lapuk lo, iya gak sih? " Makin sebel Bagus dengar ucapan si Gun.
"Kok lu perjelas sih Gun, bikin gua tambah ngenes aja" Kesal Bagus membuat Gun ngakak.
"Gua lagi di tahap pasrah lah bro, mau dapat janda bonus satu juga gak papa" Pasrah si Gun pada nasib.
"Ih kalau gua ogah, hidup sekali masa gak ngrasain nembus perawan, ogah gua, gua aja masih perjaka" Songong si Bagus ini.
"Ngincer pelayan toko Mak Indah aja lu di tolak, sok-sokan pengen perawan, sadar diri kita kategori lapuk, ada yang mau juga syukur" Santap Gun.
"Gua pakai jalur langit" Ucap Bagus kesal juga lama-lama bukan dibikin semangat malah dibikin down.
"Ayo ke kebun ambil pohon pisang buat tuwuh (pohon pisang untuk acara pernikahan) " Ajak Gun.
"Siap yang mau nikah? "
"Netty anaknya pak Toni"
"Haaaa? Bukannya baru lulus SMA dia? Barengan si Abdul ponakan gua kan? " Kaget si Bagus.
"Iyee, lulus sekolah langsung sah, karena sudah ada anak burung yang bersarang indah" Gun tekekeh geli.
"Wah gila-gila ini mah" Bagus masih dengan keterkejutannya.
"Udah jangan heran, DP duluan itu hal biasa, dari pada hilang mending di DP kan? Emang lu gak mau DP, nganggur kan akhirnya" Ledek Gun membuat Bagus sebal.
"Yang ngomong juga sama, malah karatan" Balas Bagus.
"Setiap malam gua asah, jangan salah" Jawab Gun koplak.
Kedua sahabat senasib dan sependeritaan itu pun segera berjalan menuju kebun milik salah satu warga untuk mengambil dua buah pohon pisang yang ada buahnya. Lalu di bawa ke rumah orang yang punya hajatan.
.
.
"Waduh pulang juga nih bos kita, capek cari duit bos"? " Ucap Supri, teman Bagus dan Gun yang sedang duduk manis di teras rumah pak Toni sambil minum kopi dan momong anaknya yang masih berusia satu tahun.
"Sialan lu bukannya bantuin malah ngledek " ucap Gun sebal melihat temannya yang ongkang-ongkang kaki sambil minum kopi.
"Eits sembarangan lu pada, gak. Lihat nih lagi momong calon penerus bangsa" Kekeh Supri sambil mengangkat putrinya.
"Pindah profesi lu jadi bapak rumah tangga? " Ledek Bagus membuat Supri manyun.
"Tugas darurat ini, nanti lu juga pada ngrasain, eh tapi kayaknya masih lama deh, auranya masih gelap gulita" Ucap Supri membuat Bagus dan Gun menimpuknya dengan krupuk singkong yang ada di meja.
Supri terkekeh melihat kedua sohibnya yang masih saja adem ayem dengan status jomblonya di tengah gempuran kondangan yang merajalela.
"Nikah lu pada berdua, udah mau bangkotan juga gak malu lu sama ponakan gua ni"
"Kagak, jagoan menang belakangan" Sahut Gun asal dan diangguki Bagus.
"Sok-sokan jagoan, calon aja masih suram" Balas Supri.
"Gak papa suram sekarang penting dompet kita gak suram ya gus, dari pada udah nikah tiap bulan masih laporan sama kita buat nyambung nyawa" Ucap Gun menyindir keras Supri yang sering ngutang tiap akhir bulan.
"Sialan lu pada, nyindir gua" Dengus Supri sebal membuat Gun dan Bagus terkikik jahat.
"Lagian siapa suruh nyindir kita, kita mah santai tapi lihat nanti ya sekali dapat dan nikah lu cuma ngamplop lima puluh ribu sampai seratus doang gua gantung lu" Ancam Bagus.
"Bener gus, Sok-sokan nyuruh kita nikah kayak nyumbang banyak aja, mau nyumbang apa lu kalau kita nikah? " Tantang Gun pada Supri.
"Lu mau ape? Tapi harus tahun ini lu pada nikah awas kalau enggak" Supri sok yakin.
"Gak banyak kalau gua cuma satu macam aja" Bagus tersenyum jahat.
"Ape? " Sahut Supri cepat.
"Rokok SURYA TIGA PULUH SLOP, inget ya Surya, ntar lu ganti rokok Gudang Baru" ucap Bagus mantap dan diangguki Gun cepat.
"Wahhhhh betul tu" Teriak Gun keras. Senang dia melihat wajah keruh Supri.
"Sama gua juga minta itu aja, gak repot kan bawanya, cuma satu macam ini, ya gak gus? " Supri mayun mendengar permintaan kedua sahabatnya ini. Iya sih satu macam tapi kalau sebanyak itu bisa habis sapinya buat beli itu saja.
"Okey, lagian sok yakin amat lu bisa nikah tahun ini, ragu gua, tapi kalau sampai bulan Desember lu masih pada belum nikah, lu berdua siapin dana buat khitanan anak gua yang pertama, gua mau nanggap dangdut, lu pada yang bayar" Tantang balik Supri.
"Oke" Kompak Gun dan Bagus. Tapi jujur dalam hati keduanya ketar-ketir. Bisa ngak nikah tahun ini.
Ini masih bulan Maret setidaknya ada sembilan bulan lagi kedua bujang lapuk ini untuk mencari pasangan. Tapi..... Ampun dah nyari dimana? Sok-sokan juga mereka nerima tawaran si Supri. Kalau menang sih gak papa, lah kalau kalah bisa merongos keduanya.
"Tapi lu dengar ya pri, rokok itu cuma hadiah lho ya, kondangan gua ke lu juga harus lu balikin. Awas kalau enggak" Ancam Gun sok yakin menang.
Supri berdecak sebal tapi juga ketar-ketir kalau sampai kalah. Bisa habis dia kalau sampai kalah. Beli rokok surya enam puluh slop itu sama saja harga sapinya satu ekor, belum kondangan yang harus dia balikin ke kedua sohibnya, waduh bisa habis ternak dia di rumah. Istighfar buanyak lu pri😁😁😁😁😁😁😁.
.
.
slm kenao