NovelToon NovelToon
Kemana Takdir Membawaku

Kemana Takdir Membawaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Irfansyah

Lidya dinda adalah seorang wanita yang mandiri, sedari kecil dia sudah banyak merasakan kepahitan hidup. Di usia yg baru menginjak remaja, dia mulai merasakan beban berat dalam hidupnya, dimulai dari bapak dan ibunya yang meninggal dunia karena kecelakaan, kemudian dia yang harus menghidupi kedua adiknya, kini dia tak melanjutkan lagi sekolahnya, dia pun harus membanting tulang untuk meneruskan hidupnya dan kedua adiknya, dia mencari nafkah untuk bisa menyekolahkan adik - adiknya. Bagaimana kisah hidup Lidya selanjutnya? di baca terus update bab terbarunya ya guys. Selamat membaca, tolong kasih like dan beri saran maupun kritik yang membangun ya, saya akan menerima semuanya dengan senang hati. Semoga sehat selalu, terima kasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Irfansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1.

"Kakak...kak Lidya dimana?" Panggil Laras, adik perempuan Lidya.

"Iya...kenapa dek? Kakak lagi di dapur nih..." Sahut Lidya.

"Lihat nih...sepatu dan tas ku udah sobek kak." Ujar Laras sembari memperlihatkan tas dan sepatunya kepada Lidya.

Tapi, sebelum Lidya menjawabnya, Lutfi, adik lelaki Lidya datang dan langsung mengambil tas dan juga sepatu milik Laras.

"Sepatunya hanya terlihat kusam dan terbuka sedikit bagian bawahnya, tp kan tinggal beli lem aja, masih bisa di pakai kok ini, trus tasnya juga, masih bisa di pakai kok, tinggal di jahit sedikit yang bagian sobeknya. Nggak perlu beli yang baru, pakai ini aja." Ucap Lutfi bijaksana.

"Tapi kan aku malu, sering di ledekin sama teman - teman di sekolah bang, beliin yang baru ya kak." Rengek Laras kepada Lutfi.

"Hem...iya dek, nanti kalau ada rezeki lebih, kakak beliin yang baru ya, do'ain kakak semoga sehat terus, kalian juga sehat terus ya, yang rajin belajarnya." Ucap Lidya.

"Si Laras jangan terlalu di manja kak, nanti dia minta jantung lho." Ujar Lutfi menyindir Laras.

"Apaan sih bang, kakak kan memang baik, penyayang, cantik lagi. Memangnya abang, udah emosian, pelit, jelek lagi, weekkk..." Ucap Laras menjulurkan lidahnya ke arah Lutfi dan langsung berlari keluar rumah untuk bermain bersama teman - temannya yang ada di sekitar rumahnya.

"Kamu yaa...Laras...mau kemana kamu?" Teriak Lutfi dan hendak mengejar Laras.

"Lutfi...udah...udah dek...biarkan adikmu, mungkin dia malu, nanti kalau kakak dapat rezeki lebih, kakak belikan yang baru." Ujar Lidya menenangkan Lutfi.

Lutfi pun berlalu dari hadapan Lidya dengan wajah cemberut. Dia menuju kamarnya dan langsung membuka tas dan mengeluarkan buku - buku pelajarannya. Karena ada tugas sekolah yang harus dia kerjakan.

Lutfi adalah salah satu murid berprestasi di sekolahnya. Dia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, bahkan dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, dia selalu mendapatkan peringkat pertama, dan kini hanya tersisa satu semester lagi, maka dia akan melanjutkan ke SMP.

"Uangku sisa segini, aku harus bekerja lebih keras lagi, walaupun Lutfi mendapatkan beasiswa, tapi tetap gak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, sepertinya aku harus mencari pekerjaan tambahan lagi." Gumam Lidya sembari melihat isi dompetnya. Di dompetnya hanya tersisa uang 200 ribu, dan uang segitu hanya bertahan 2 atau 3 hari saja.

Apalagi beras dan token listrik mereka sudah mau habis, belum lagi untuk membeli lauk pauk untuk di makan sehari - hari.

*******

Keesokan harinya,

Lidya sudah bangun sejak subuh, kemudian menunaikan kewajibannya di hadapan Tuhan, di lanjutkan dengan memasak, dan menjemur pakaian, setelah itu mandi.

Adik - adiknya pun sudah terlihat rapi memakai pakaian sekolahnya dan saat ini sudah berada di meja makan untuk bersiap sarapan.

"Kak...kok semingguan ini, sarapannya cuma ini? Hanya nasi goreng dan telur dadar terus sih? Memangnya nggak ada menu lain lagi?" Tanya Laras. cemberut.

"Hush...di depan makanan nggak boleh cemberut, lagian kamu tuh nggak boleh ngomong seperti itu, apapun yang kita makan harus di syukuri, daripada nggak punya makanan sama sekali, banyak lho pemulung atau anak - anak terlantar yang mencari sisa - sisa makanan di tempat sampah. Gini aja juga sudah kenyang kok, apalagi semua makanan yang di buat sama kakak, pasti enak. Kamunya aja tuh yang banyak banget maunya, kemarin minta beliin tas sama sepatu baru, trus hari ini pengen menu sarapan yang lain, dasar anak kecil manja." Ujar Lutfi sewot.

"Udah ngomongnya...lagian aku kan tadi ngomong sama kakak, bukan sama Abang. Dasar nyebelin, cerewet, sok bijaksana." Ucap Laras sembari mengerucutkan bibirnya.

"Udah dong...adik - adik kakak tersayang, jangan beradu mulut terus ya, di depan makanan gak boleh bertengkar, nanti makanannya kabur lho. Nanti ya sayang, kalau kakak punya rezeki lebih, kakak buatin menu sarapan yang lain ya. Untuk saat ini, makan seadanya dulu ya...sekarang kalian cepat selesaikan makannya, trus berangkat sekolah. Kakak juga mau cepat - cepat ke lampu merah untuk menjual koran." Tutur Utami.

Setelah beberapa menit kemudian, ketiganya pun sudah bersiap untuk menjalani aktifitas mereka masing - masing di sepanjang hari ini.

Setelah Lutfi dan Laras menyalami punggung tangan Lidya, mereka pun pergi ke sekolah dengan menunggangi sepeda, yang awalnya adalah sepeda milik Lidya waktu masih sekolah SMP. Lutfi membonceng Laras di belakangnya.

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di parkiran sekolah dan mereka memang belajar di sekolah yang sama.

Sedangkan Lidya, kini sudah berada di lampu merah untuk menjajakan koran.

Saat lampu merah menyala dan mobil - mobil berhenti, dia pun segera berjalan mengitari kendaraan yang ada disana, kemudian menawarkan koran yang di jualnya kepada para pengendara.

Ada seorang wanita yang berusia 40 tahunan, tapi wajah dan tubuhnya layaknya wanita berusia 30 tahun. Wanita itu memanggilnya dan Lidya pun datang menghampiri.

"Hai...kamu cantik, tubuhmu bagus, apa kamu mau ikut bersamaku? Aku akan memberimu pekerjaan dengan bayaran yang tinggi. Apa kamu berminat? Kalau berminat, langsung masuk ke dalam mobil, aku tak punya banyak waktu dan lagi pula karena sebentar lagi, akan berganti lampu hijau" Ujar wanita cantik tersebut.

Setelah Lidya berpikir sejenak, karena waktunya juga tak banyak untuk berpikir, dia pun langsung masuk ke dalam mobil itu dan wanita cantik itu mengembangkan senyumannya.

"Perkenalkan, namaku Angel Anderson, panggil saja mami G" Ucap wanita tersebut sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Ooh...ehm...na-nama saya Lidya Dinda." Sahut Lidya gugup dan menyambut uluran tangan dari wanita cantik itu.

"Usiamu berapa?" Tanya Angel

"15 tahun Bu" Jawab Lidya.

"Panggil mami aja ya" Ujar Angel.

"Eh...ehm...i-iya mami" Ucap Lidya.

"Bisa ceritakan tentang dirimu?" Tanya Angel.

"Maksudnya?" Lidya tak mengerti apa yang di maksud oleh Angel.

"Ya...ceritakan tentang dirimu, tentang kehidupanmu, tentang keluargamu, kamu berasal darimana, ya semua mengenai dirimu lah" Sahut Angel yang menjabarkan apa maksud dari pertanyaannya tadi.

"Ooh iya mami, ehm...saya tinggal di daerah Anggrek, bapak dan ibu sudah meninggal dunia karena kecelakaan waktu mengantar hasil panen ke pasar untuk di jual, jadi sekarang saya tinggal di rumah hanya bertiga dengan adik - adik saya, ehm...apa lagi ya mam?" Angel mulai menjelaskan mengenai dirinya.

"Apakah kamu dan adik - adikmu masih sekolah?" Tanya Angel.

"Adik - adik saya masih sekolah, yang cowok kelas 6 SD dan yang cewek kelas 4 SD, sedangkan saya hanya lulusan SMP dan nggak melanjutkan sekolah lagi, karena saya harus mencari uang untuk biaya sekolah adik - adik saya dan biaya kami sehari - hari mam" Jawab Lidya yang terlihat menahan kesedihannya.

Angel pun mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Lalu...apa pekerjaanmu selain menjual koran?" Tanya Angel lagi.

"Saya bantu cuci piring di warung dan terkadang di panggil ke rumah - rumah tetangga untuk bantu nyuci baju mam" Ujar Utami menjelaskan.

"Oke...apakah pendapatanmu cukup untuk membiayai kebutuhanmu dan adik - adikmu" Tanya Angel.

"Ehm...sebenarnya nggak cukup mam...saya harus punya lebih banyak uang lagi" Sahut Lidya.

"Kalau begitu, saya mau menawarimu pekerjaan yang pasti kamu akan di bayar tinggi, dan bisa mencukupi biaya kehidupanmu dan adik - adikmu" Ujar Angel.

"Ehm...pekerjaannya apa ya mam?" Tanya Lidya.

"Aku punya beberapa usaha, kamu tinggal pilih mau bergabung ke mana, tapi jika suatu saat aku membutuhkanmu untuk bergabung pada usahaku yang lain, kamu harus mau, setuju nggak?" Tutur Angel.

"Iya...mau mam...saya mau, semoga nanti bisa membelikan adik saya sepatu dan tas baru, dan juga nggak lama lagi adik saya yang cowok masuk SMP, pasti butuh biaya lagi mam" Sahut Lidya.

"Oke...kalau begitu, aku menerimamu untuk bergabung pada perusahaanku" Ucap Angel yakin. Karena Angel sangat yakin bahwa Lidya akan menjadi salah satu primadona di usahanya.

Pekerjaan apa yang akan di geluti oleh Lidya?

dan siapa kah wanita bernama Angel Anderson itu?

Baca terus kelanjutan kisah kehidupan Lidya dan adik - adiknya ya guys, terima kasih.

1
Liem Raliem
cinta seturu hanya untuk Lidya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!