NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Poligami
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DOKTER PENGGANTI

Kisah ini meneruskan cerita kisah cinta Asri yang berjudul Jodoh Terakhir, penasaran dengan awal mula kisah cinta Asri silahkan baca di novel ku 😊.

Tinggal di Bandung membuat kehidupan Asri sedikit nyaman, seiringnya waktu berjalan Asri mulai terbiasa hidup tanpa bayangan Sam dan Chandra, saat ini kandungan Asri memasuki usia 6 bulan, Farhan selaku Kakak tiri Asri selalu menjaga Asri dan menjaga identitas Asri.

Usaha Bu Anita kini mulai meningkat, omset serta cabang toko organik miliknya pun sudah ada di beberapa tempat seperti di Jogja, Palembang, dan bandung.

Lia pun sahabat Asri yang telah sadar dari koma beberapa bulan yang lalu telah menjalani aktifitas seperti biasanya, walau akhirnya Ia harus berhenti bekerja, namun impian nya bersama sang suami satu persatu sudah terwujud, Mereka hanya tinggal menunggu momongan saja.

Begitu pun Chandra, hari demi hari Ia lewati tanpa hadirnya seorang Asri dalam hidupnya membuat Ia mulai terbiasa dan rasa cintanya terhadap Rahma sang istri kini semakin tumbuh.

Sedangkan Sam saat ini masih menyimpan rasa cinta yang besar untuk Asri, entah sampai kapan pernikahan tanpa cinta yang Ia jalani bisa berakhir, dan ini lah kisah Mereka di mulai ketika Sam mengetahui siapa Ayah yang di kandung Tini saat ini.

Suasana hening dan angin sepoi-sepoi di atas gedung rumah sakit Asri Medis menemani Asri yang sedang duduk di atas kursi roda sambil melamun, entah apa yang di pikirkan Asri saat ini, tak lama Dokter pribadi Asri datang menghampiri.

"Asri... Kamu sedang apa disini?"

Asri menoleh dan tersenyum lalu menjawab,

"Aku sedang menikmati suasana senja disini Dok"

"Ibu hamil tak baik di luar di waktu senja, kata orang pamali"

Asri tersenyum mendengar nasihat sang Dokter.

"Oh ya, Aku ingin mengatakan sesuatu"

Asri merasa penasaran sesuatu apa yang ingin di utarakan sang Dokter.

"Sesuatu apa Dokter"

"Aku harus pindah praktik di rumah sakit Jakarta"

"Pindah, kapak Dok? Dan Aku bagaimana?

Dokter tersenyum hangat pada Asri, kemudian menjelaskan sesuatu kepada Asri.

"Kamu tenang, akan ada Dokter yang menggantikan Aku disini, Dia dokter muda yang hebat, cekatan, terampil, dan baru saja dia mendapatkan penghargaan sebagai Dokter terbaik di Jakarta, padahal Ia baru saja memulai karirnya selama 5 bulan ini, tapi prestasinya hampir mengalahkan Aku"

Asri hanya terdiam bingung mendengar pujian yang di ucapkan Dokter Rozi untuk Dokter yang akan menggantikannya.

"Memang siapa yang akan menggantikan Dokter untuk menjadi Dokter pribadi ku"

"Saya lupa namanya, tapi nanti juga kamu pasti bertemu dengannya"

"Baik Dok.. kalau memang harus seperti itu, Aku hanya bisa mendoakan Dokter sukses selalu di manapun berada"

Dokter Rozi pun berterimakasih atas doa yang di ucapkan Asri, Dokter Rozi menjelaskan jika kepergiannya akan di lakukan besok, dan dokter pengganti dirinya akan datang siang hari.

"Aku harap Kamu akan cocok dengan pengganti ku, jaga selalu kesehatan Kamu Asri, jangan pernah lagi ingin mencoba menggugurkan kandungan Kamu ya"

Asri terdiam ketika sang Dokter mulai mengingatkan kesalahan yang hampir di lakukan Asri.

"Aku mengerti Dokter, Aku tidak akan sedikitpun mencoba membunuh bayi ini"

Asri bicara sambil mengelus-elus perutnya.

Setelah banyak berbincang Dokter Rozi pun menyuruh Asri untuk kembali ke Kamar rawatnya"

"Baik Dok..."

Dokter Rozi membantu Asri mendorong kursi roda yang di naiki Asri hingga masuk ke kamar rawat.

Mendengar bahwa Dokter Arif akan di pindah tugaskan di rumah sakit bandung, kini Arif menghubungi sang ibu dan kakaknya yang berada di Cirebon.

"Jadi Kamu pindah tugas besok?"

Tanya sang ibu.

"Iya Bu dan katanya Aku disana menjadi Dokter pribadi seorang wanita yang tengah mengandung"

"Oh begitu.. Kalau bisa sempat pulang lah dulu nak ke rumah, tengok ibu dan kakak mu disini"

Setelah wisuda, Arif memang jarang menemui sang ibu di rumah, terlebih jadwal prakteknya kini mulai banyak.

"Insyaallah ibu, nanti Aku sempatkan pulang ke Cirebon sebentar"

Padahal Bu Fatma sudah menjalani operasi cangkok jantung, namun saat ini kondisinya malah menurun, sepertinya tubuh Bu Fatma belum terbiasa menerima keadaan jantung barunya.

"Aku berangkat kerja dulu ya ibu"

Sam berpamitan pada ibunya.

"Hati-hati ya Nak..."

Tini hanya diam berdiri di pintu kamarnya sambil memandangi Sam, semenjak tahu Tini hamil, sifat Sam kini semakin acuh terhadap Tini, Sam masih belum bisa menerima kehamilan Tini.

Saat ini Bu Fatma sedang tidak enak badan, Ia meminta Tini untuk memijat pundaknya juga kepalanya.

"Ibu kenapa belum sembuh juga ya, padahal ibu sudah operasi jantung, tapi sekarang kok malah sakit-sakitan terus Bu"

"Ibu ga tahu, dada ibu masih sering sakit, apa mungkin jantung ini ga bisa menerima kondisi tubuh ibu?"

Bu Fatma bertanya kepada sang menantu.

"Sebaiknya ibu cek lagi ke dokter, tanyakan hal ini Bu"

Tiba-tiba Tini mendapatkan pesan dari Fahmi yang ingin meminta uang untuk biaya rumah sakit pak Faris.

"Aku butuh uang untuk biaya rumah sakit papah selama seminggu, karena dokter mengatakan kondisi Papah semakin memburuk"

Semenjak kehilangan perusahaan dan menjual sebagian saham Pak Faris papah dari Fahmi kini sering sakit-sakitan, sikap Fahmi pun saat ini sudah berubah tidak lagi mabuk-mabukan tidak lagi menghambur-hamburkan uang, Mereka hidup sederhana dan apa adanya.

Tini merasa terganggu dengan pesan tersebut Ia merasa Fahmi akhir-akhir ini sering sekali meminta uang dengan mengancamnya, lalu Tini pamit untuk ke kamarnya sebentar dengan dalih ingin menghubungi sang ibu karena rindu.

Setelah dirasa aman Tini pun menghubungi Fahmi untuk tidak meminta uang terus-menerus dan berhenti mengancamnya.

"Saya kan sudah memberi Kamu uang dua Minggu lalu, dan uang itu ga sedikit Fahmi"

"Saya tahu, tapi papah sy butuh uang untuk berobat, Tini ingat ya, handphone kamu masih berada pada Saya"

Bu Fatma merasa ada yang tidak beres dengan menantunya, sekarang ini menantunya sering sekali menerima telepon atau menelepon dengan sembunyi-sembunyi jauh dari Sam dan Bu Fatma.

Merasa curiga kini Bu Fatma berusaha menguping pembicaraan Tini dari luar pintu kamarnya

"Aduh.. Ga terdengar lagi, bicara apa sih Tini ini?"

Karena usahanya sia-sia Bu Fatma pun menyudahi dan kembali ke kamarnya.

Tak ingin berlama-lama berbicara dengan Fahmi akhirnya Tini mau tak mau memberikan uang yang di minta Fahmi.

"Baik.. saya akan transfer uang yang Kamu minta, setelah ini jangan pernah mengganggu rumah tangga Saya lagi"

Ucap Tini dengan nada menekan Fahmi, Fahmi hanya mengiyakan saja perkataan Tini untuk saat ini, padahal dalam hatinya Ia tidak akan pernah berhenti mengganggu kehidupan Tini, karena Ia menganggap Tini dan pak Herman adalah penyebab kebangkrutan yang di alami papahnya dan sakit-sakitan yang di alami papahnya saat ini.

Saat ini sedang ada perebutan tender proyek keramik yang di adakan di kantor Sam, banyak perusahaan yang datang dan akan bersaing memperebutkan tender tersebut, bahkan Retno pun ikut sebagai peserta.

Pak Herman menyuruh Chandra selaku marketing perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan proyek tersebut.

"Saya percayakan pekerjaan ini sama Kamu Chandra, saya tahu kualitas Kamu, ingat Saya tidak ingin menerima kegagalan"

"Pak bukankah PT Jaya abadi juga masih milik bapak, kenapa harus takut kalah, jikalau Kita Retno tidak dapat proyeknya bukankah Retro masih mendapatkan royalti dari proyek ini Pak"

"Chan.. Tapi saham di dalamnya bukan sepenuhnya milik Retro, masih ada saham setengahnya milik apk Faris"

Chandra hanya menggelengkan kepalanya melihat keserakahan Pak Herman yang tak mau kalah dari orang lain, tak berlama-lama Chandra langsung mendatang perusahaan PT. Jaya abadi di Cirebon.

Dan pertama kalinya Chandra menginjakkan kakinya di perusahaan bekas milik Pak Faris. Tepat jm 10 pagi semua wakil perusahaan datang bersaing memperebutkan tender proyek keramik, dan disinilah Chandra akhirnya bisa bertemu Sam hingga bertatap wajah.

1
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!