Pernikahan Serena dan Sabir terjalin karena keduanya sepakat untuk pulih bersama setelah dikhianati kekasih masing-masing. Terbiasa berteman selama ini membuat perasaan cinta tumbuh serta-merta. Namun, di saat semua nyaris sempurna, Tuhan memberikan Sabir cobaan dalam urusan kerja. Di mulai dari sini, akan mereka temukan arti cinta, pertemanan dan keluarga yang sebenarnya.
Mari, ikuti lika-liku perjalanan Bapak Masinis dan Ibu Baker yang ingin menjadi pasutri apa adanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redchoco, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Konon katanya, mau makan angin
"Maaf ya, Mbak Eren. Enggak bermaksud mengganggu privasi Mbak beberapa hari ini. Cuma, Mas Sabir juga mohon-mohon gitu ke saya. Kasihan jadinya. Makanya saya kasih info."
Serena masih membisu. Memikirkan kesalahannya sendiri. Ia tidak bisa menyalahkan Ningsih, itu sama saja seperti menutupi perbuatannya dari sang suami. Karena biar bagaimanapun, Serena menyadari telah salah tindak. Tidak seharusnya ia membalas pelukan Janu; tidak seharusnya berduaan dengan Janu di dapur; bahkan mengobrol berlama-lama tanpa memberitahu suami sendiri, hal itu tidak seharusnya ia lakukan. Setidaknya, Serena perlu cerita. Setidaknya, Sabir tahu dari mulutnya sendiri. Setidaknya lagi, kesalahpahaman bisa dihindari.
"Saya enggak naksir sama Mas Sabir," cetus Ningsih tanpa tedeng aling-aling. "Cuma memang... saya suka sama Mas Sabir."
"Hah?!"
Kontan saja Serena tersentak sampai tidak sengaja menepuk meja. Papan dan kaki kursi yang didudukinya bergetar serta-merta.
"Eh, Mbak, bukan, bukan! Jangan berpikiran negatif dulu. Saya suka dalam tanda kutip 'menganggapnya Abang',ya, demi Tuhan, saya enggak bohong. Saya suka sama Mas Sabir karena ngerasain sikapnya yang kakak-able banget. Itu aja. Bukan dalam situasi romantis. Kan, Mbak sendiri tahu saya naksir pria yang ternyata sudah beristri. Dan itu bukan suami Mbak, kok."
Sekonyong-konyong, Serena mengelus dada, hampir jantungan saat mendengar celetukan Ningsih sebelumnya.
"Jadi intinya kamu enggak naksir suami saya, dan perbuatan kamu yang ambil foto diam-diam ini karena perintah suami saya sendiri?"
Ningsih mengangguk mantap.
"Betul, ya? Enggak ada maksud lain?"
"Beneran, Mbak! Sumpah!"
Serena menyipitkan mata. Lamat-lamat ucapan Janu perihal Ningsih yang familiar di matanya, merasuk di kepala. Apa benar Ningsih bukan dari keluarga biasa?
"Saya enggak bisa percaya kamu sepenuhnya."
Samar-samar, Ningsih beristighfar. Biar bentukannya begini, masih ingat Tuhan juga.
"Apa yang bisa saya lakuin supaya Mbak Eren percaya?"
"Ceritain secara detail, siapa kamu sebenarnya, Ningsih? Saya rasa kamu enggak bener-bener butuh pekerjaaan selama ini?"
Yang ditanya, praktis tercenung. Tangannya yang semula memangku dagu, turun ke meja, tanpa semangat, nampak tidak bersahaja. Binar matanya perlahan redup. Dengan begitu, Serena mendadak bingung. Ada apa? Salahkah ia bertanya?
Selagi menunggu jawaban, salah satu dari dua ponsel di meja berdering nyaring. Menampilkan sebuah caller-id bertuliskan: My Eren dilengkapi emoticon hati warna putih.
Tentu saja yang menelpon adalah suaminya, dengan menggunakan ponsel Serena.
"Iya, kenapa?" tanyanya, begitu panggilan terhubung.
"Ada apa gerangan sampai toko tutup siang bolong begini, Bu? Aku di depan ini. Mau masuk tapi dikunci."
"Oh, kamu di sini? Ngapain? Bukannya di rumah si bebek?" Serena bangkit, menekan tombol pada remote untuk membuat kaca kembali bening. Dilanjutkan membuka pintu.
Di parkiran, Sabir tersenyum lebar dari atas motor. Penampilannya rapi, serius. Pakai jaket kulit, segala. Masa' iya yang begini baru kembali dari kandang ternak? Apa tidak salah kostum?
"Aku barusan pulang, ganti baju. Niatnya ngajakin ibu baker jalan-jalan kalau mau. Melepas suntuk, nih. Capek kerja mulu."
"Mau enggak, ya..." Serena pura-pura berpikir. Sejurus kemudian mengangkat jempol tangan kanan. "Niat yang bagus, aku apresiasi," ujarnya ala-ala juri pencarian bakat. "Sebentar, aku ambil tas dulu. Kamu mau minum atau apa? Atau langsung berangkat aja kita?"
"Tolong bawain air putih, Er. Aku kehausan, he-he."
"Okey-dokey! Air putih segera dataaaang." Serena meluncur ke dalam toko, disusul suara tawa Sabir sesudahnya; merasa gemas dengan tingkah sang istri.
Serena menyahut tas di meja dapur, mengambilkan sebotol air mineral di kulkas. Tatkala hendak keluar toko, ia memandangi Ningsih yang telah sibuk kembali di balik counter.
"Ning, saya mau pergi. Tolong jaga toko, ya."
"Siap, Mbak."
"Kamu masih hutang cerita sama saya. Kapan-kapan saya tagih, oke? Saya enggak suka kamu tutup-tutupi sesuatu. Awas aja!"
Dia tersenyum seadanya. "Oke, Mbak. Hati-hati di jalan."
Serena bergegas keluar. Langsung naik ke jok belakang dan memakai helm yang disodorkan oleh Sabir.
"Kita mau ke mana?" tanya Serena, begitu Sabir telah menyalakan mesin motor.
"Makan angin."
"Ish!" Sebuah tepukan gemas mendarat di pundak sang suami.
Sabir terkekeh geli melihat reaksi cemberut Serena lewat spion. Deru napasnya terasa di perpotongan leher, sebab Serena meletakkan dagunya di bahu Sabir. Tangannya pun perlahan-lahan melingkar di pinggang Pak Suami.
"Udah siap makan angin, Bu?"
"Siap...." jawabnya, ogah-ogahan.
Sabir tersenyum lebar. "Kalau begitu, kita gas!!!"
Di bawah langit ibukota yang mendung, Sabir melajukan motor yang telah digantinya sehabis dari peternakan. Ban kendaraan roda dua yang dipakai menggilas aspal dengan kecepatan sedang, meminimalisir rasa sejuk dari udara yang menusuk. Untungnya, Serena saat itu memeluknya. Jadi alih-alih kedinginan, Sabir merasakan kehangatan yang lama-lama menjalar sampai ke hati.
***
sehat selalu ya othor biar bisa update tiap hari 😍
Sabir kecelakaan kereta dahlah gabisa dilanjutkaaah selallu menunggu lho update mu🤦♀️
jadinya berkhayal kan akunya🤣
eh btw thor km nulisnya di PF mana nih aku mau baca karya2 mu nih masha allah 😍
maapkeun ya Ning ternyata km anak baik2 weei 🤣🔨
akankah terjadi huru hara.. semoga tyduuck😂
good job thor sukses selalu yaaakk🤗
beruntung nya kamu Serena dapet Sabir duuuuh pak suami idaman istri dan menantu idaman mertua weeeiii 🤣
𝒂𝒌𝒖 𝒚𝒈 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒍𝒆𝒚𝒐𝒐𝒐𝒕𝒕... 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒈𝒊 𝑺𝒆𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒊𝒉𝒊 😂
𝒃𝒂𝒊𝒌𝟐 𝒚𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.. 𝑺𝒖𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒔𝒕𝒂𝒈𝒂𝒂𝒂 🥰
𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒐𝒓 𝒖𝒑𝒅𝒂𝒕𝒆𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 ❤