NovelToon NovelToon
Bukan Wanita Suci

Bukan Wanita Suci

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Aku adalah wanita yang tak bisa bekerja. Satu-satunya cara untukku mendapatkan uang adalah menjajakan diri. Akan kutukar harga diri menjadi uang, demi menghidupi ibu.

Dia memang tidak mengajariku untuk melakukan hal ini. Tapi ini adalah satu-satunya cara untuk kami bertahan hidup.

"DASAR PELAC*R!"
"TIDAK PUNYA HARGA DIRI!"
"BAGAIMANA RASANYA DITIDURI BANYAK LAKI-LAKI?!"

... dan masih banyak lagi cemoohan yang aku terima dari mereka. Jika mereka lebih suci dariku, kenapa mereka tidak membantu masalah ekonomi kami? Jika saja ada yang membantu, aku tidak perlu susah payah digagahi oleh banyak pria hanya untuk uang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Reva pun setuju untuk mengikuti Lukas. Namun saat menuju ke kamar rawat inap itu lagi, derap langkah Lukas lebih cepat.

Karena ia ingin memberitahu Rossa untuk tidak menceritakan pekerjaannya kepada Reva. Reva sebenarnya merasa sangat aneh mengapa Lukas berlari kecil untuk masuk ke dalam kamar rawat inap itu.

Lalu Lukas segera menghampiri Rossa dan membisikkan sesuatu di telinganya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu, Rossa. Ia ingin berkenalan denganmu. Tetapi jangan sampai kamu memberitahu, jika kamu bekerja menjadi penari erotis di klub malam milikku," pesan Lukas.

Rossa terhenyak mendengar perintah Lukas. Sebenarnya ia malah bingung dengan apa yang dikatakan oleh Lukas.

Tetapi ia hanya menganggukkan kepalanya.

Tak lama kemudian muncullah Reva ikut masuk ke dalam kamar rawat inap itu.

"Kemarilah, Reva! Aku perkenalkan dengan salah satu pekerjaku!" perintah Lukas.

Reva terdiam, ia kemudian tersenyum tipis kepada Rossa. Rossa pun membalas senyum Reva. walaupun ia merasa sangat penasaran siapa gadis yang dibawa oleh Lukas.

"Reva, ini adalah Rossa. Dia adalah salau satu pekerjaku," Lukas memperkenalkan Rossa kepada Reva Reva pun segera mengulurkan tangannya kepada Rossa.

"Perkenalkan, Rossa! Namaku adalah Reva," tutur Reva. Rossa pun membalas salam tangan dari Reva. Meskipun ia masih merasa heran tentang sosok Reva.

"Ketahuilah, Rossa. Reva akan bekerja di tempat usahaku. Nanti kamu bimbing dia ya, kalau kamu sudah sembuh!" perintah Lukas kepada Rossa. Rossa merasa terkejut saat mendengar pemaparan Lukas.

'Astaga! Ternyata Tuan Lukas mendapatkan gadis baru untuk dijadikan sebagai penari erotis. pantas saja gadis ini tidak boleh tahu tentang pekerjaan ku sebenarnya," gumam Rossa sambil menatap Reva dari ujung kaki sampai ujung kepala

Rossa berpikir kalau kecantikan dan keindahan tubuh gadis itu pasti akan dimanfaatkan lagi oleh Lukas, sama seperti Laura dan dirinya.

"Kalau boleh tahu, pekerjaan apa yang kamu lakukan di tempat usaha Tuan Lukas, Rossa?" tanya Reva, merasa sangat penasaran.

Rossa pun terdiam sambil melirik Lukas. Namun Lukas hanya tersenyum penuh makna, ia tak mau jika Rossa sampai bicara jujur.

"Aku bekerja di bidang entertainment, di mana aku harus bisa mengisi acara di tempat usaha Tuan Lukas," jawab Rossa mendustai Reva.

Mata Reva semakin membulat. nampaknya Reva tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Rossa.

"Apakah tempat usaha Tuan Lukas itu sebuah kafe atau rumah makan?" tanya Reva lagi. Namun sekali lagi Rossa melirik Lukas.

Lukas hanya terdiam, ia percaya kalau Rossa pasti akan menceritakan yang sebenarnya.

"Ya seperti itu kira-kira. Tersedia makanan dan minuman juga," jawab Rossa sekenanya. Namun sepertinya jawaban Rossa sudah bisa memuaskan pertanyaan yang ada di benak Reva.

"Apakah menyenangkan bekerja di sana Rossa?" Reva masih bertanya lagi pada Rossa. Rossa terpaksa menganggukkan kepalanya.

"Benar, Reva. Apa lagi uang yang kita dapat juga cukup besar," tutur Rossa yaang malah membuat Reva tergiur mendengar uang yang banyak.

Sebenarnya Rossa merasa tidak tega untuk mendustai Reva. Tetapi ia begitu takut kepada Lukas.

Jika Rossa berani membeberkan pekerjaan aslinya pada Reva. Tentu Lukas akan bertindak tegas kepada dirinya, dan Rossa tidak mau hal itu terjadi.

Karena ia masih ingin mencari banyak uang untuk keluarganya. Bahkan selama Rossa di rumah sakit.

Tentu ia tidak bisa mendapatkan uang untuk bisa dikirim kepada keluarganya yang pasti menunggunya.

Reva menganggukkan kepalanya. Ia kini paham dengan penjelasan Rossa.

"Sepertinya aku setuju untuk bisa bekerja dengan Tuan Lukas," jawaban Reva kembali membuat Lukas tersenyum lebar.

"Tentu saja, Sayang. Kesempatan ini tak boleh dilewatkan olehmu. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa bekerja padaku," kata Lukas.

Namun Rossa malah memutar bola matanya ke atas sambil sedikit mendengus.

Sebab ia merasa kesal dengan ulah Lukas yang berupaya menjerat Reva dengan tipu dayanya.

Rossa sebenarnya ingin tahu dari mana Lukas menemukan Reva, sehingga Reva begitu patuh kepada Lukas.

'Apakah Reva juga diperdaya Tuan Lukas oleh utang? Sebab tidak mungkin jika Reva akan setuju bekerja kepada Tuan Lukas," gumam Rossa.

"Bagaimana jam kerjanya, Rossa?" tanya Reva lagi.

"Kita bekerja pada malam hari, sebab tempat usaha Tuan Lukas mulai buka setelah menjelang senja," jawab Rossa.

Sebenarnya Reva merasa agak aneh, jika kafe atau tempat makan buka pada saat malam. Tetapi ia berusaha untuk percaya kepada jawaban Rossa.

"Lalu apa yang terjadi padamu sampai kamu harus masuk rumah sakit?" tanya Reva setelah melihat perban dikepala Rossa.

Rossa sendiri sebenarnya heran, mengapa ia terpeleset cairan pembersih lantai yang tercecer di depan kamar Laura.

"Ini karena aku kurang berhati-hati, sehingga aku terpeleset dan kepalaku membentur ke lantai. Ada pendarahan di kepalaku yang harus ditangani," jawab Rossa panjang lebar. Reva pun merasa prihatin kepada Rossa.

"Semoga kamu cepat sembuh dan bisa bekerja lagi, Rossa," harap Reva. Rossa pun mengamininya dan mengucapkan terima kasih.

Tetapi dalam hati Rossa, sebenarnya menjerit. Ia ingin sekali bisa keluar dari 'lembah hitam' yang sudah Lukas ciptakan itu.

'Bagaimana Reva? Apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan?" tanya Lukas. Reva menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Tuan. Terima kasih,” ucap Reva. Tetapi mata Reva dan Rossa saling bertemu.

Dari tatapan itu, tampaknya ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan satu sama lain. Namun tidak bisa mereka ungkapkan sebab ada kehadiran Lukas di antara mereka.

"Baiklah kalau begitu, Reva. Apakah kamu sudah merasa bugar kembali?" tanya Lukas lagi. Reva menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, kamu bisa ikut ke tempat usahaku di mana kamu akan bekerja di sana!" ajak Lukas.

Reva menatap Rossa lagi. Namun tatapan Rossa membawa pesan tersirat kepada Reva agar ia menolak tawaran pekerjaan dari Lukas.

'Seharusnya kamu tidak berada di sini, Reva. Kamu adalah calon korban Tuan Lukas selanjutnya. Aku mohon jangan kamu terima pekerjaan ini, sebab pasti akan membuatmu menderita, Rossa membatin sambil menatap Reva dengan lekat.

Reva sendiri heran dengan tatapan Rossa.

'Sepertinya Rossa ingin menyampaikan sesuatu kepadaku, tetapi sepertinya ia takut kepada Tuan Lukas, pikir Reva.

Namun Lukas segera menarik tangan Reva untuk keluar dari kamar rawat inap itu.

"Baiklah, Rossa. Segeralah sembuh. Besok aku akan ke sini lagi," tandas Lukas.

la sudah merasa tidak sabar lagi untuk bisa membawa Reva menuju klub malamnya.

Dan memberitahukan kepada Reva, jika ia akan bekerja sebagai penari erotis. Mau tidak mau, suka tidak suka. Reva harus melakukannya demi utangnya kepada Lukas.

Rossa hanya menganggukkan kepalanya dan kembali seorang diri di kamar rawat inap itu. Karena pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang.

Setelah kepergian Lukas bersama Reva. Tentuny: membuat Rossa merasa semakin geram kepada Lukas.

'Gadis dari mana lagi yang akan dipercaya oleh Tuan Lukas? Kasihan Reva, ia akan menjadi penari erotis berikutnya. Bahkan mungkin saja Tuan Lukas akan menjual kesucian Reva kepada pria hidung belang yang akan membayar mahal, pikir Rossa.

Lukas dan Reva segera keluar dari rumah sakit itu. Setelah Lukas mengurus biaya administrasi penanganan Reva.

Mereka pun segera naik ke mobil mewah Lukas. Sebelum menuju ke klub malam miliknya, Lukas memutuskan untuk membeli beberapa buah baju untuk Reva.

Lukas pun mampir ke sebuah butik, di mana Anna sering berbelanja baju. Dan Lukas memilihkan beberapa buah baju yang cocok untuk Reva.

Reva tentu senang saat dirinya dibelikan beberapa baju bagus dari Lukas, bahkam ada tas dan juga sepatu.

Tetapi ia merasa heran mengapa baju-baju tersebut sangat begitu terbuka dan menunjukkan keindahan lekuk tubuhnya.

Namun Reva tidak berani menolak pemberian Lukas kepada dirinya. Mereka pun segera kembali masuk ke mobil.

"Baiklah,Sayang! Kita sekarang ke tempat kerjaku," ujar Lukas seraya meminta sopirnya untuk menuju kembali ke klub malam miliknya.

Entah mengapa jantung Reva berdegup dengan kencang, darahnya juga berdesir cepat, dan Reva merasakan firasat yang tidak mengenakkan di dalam benaknya.

Reva sangat ingin mengurungkan niatnya untuk ikut bersama Lukas. Hati kecilnya seolah tak mengizinkannya untuk bekerja pada Lukas walau upahnya begitu tinggi.

"Tunggu dulu, Tuan! Sebelum kita ke sana. Bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu?" ucap Reva.

Sontak Lukas pun terkejut mendengarnya.

'Semoga saja gadis ini tidak meminta yang macam-macam. Sebab aku sudah susah payah untuk bisa membawanya bergabung menjadi penari erotis di klub malamku, pikir Lukas.

"Ada apa, Sayang? Katakan saja," jawab Lukas. Ia menoba untuk menahan rasa kesalnya pada Reva.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!