NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup dan bernapas

Tek tek tek

Suara terdengar dari pisau yang beradu konstans dengan talenan. Suaranya berasal dari sebuah dapur yang tampak berantakan dengan asap yang mengepul dan wangi bumbu yang menyengat. Seorang wanita bertubuh tambun berhenti sejenak untuk mengirisan bawang saat matanya terasa begitu perih dan berair. Ia menyeka air matanya dengan bahunya lalu sedikit menengadah agar air matanya berhenti menetes.

Suara panci presto terdengar memekakkan telinga. Ia segera mematikan kompornya dan mengganjal tabung ventilasi panci itu dengan spatula kayu, uap pun langsung keluar. Sambil menunggu desisan panci itu berhenti, Anjani melanjutkan kegiatan memotong bawang merah yang belum ia rampungkan. Wajan penggorengan ia perhatikan benar, khawatir minyaknya terlalu panas.

“Daun bawangnya di potong panjang aja, jangan terlalu kecil. Gak cantik!” komentar seorang wanita yang baru menghampiri Anjani. Dia adalah Widi, ibu mertua sekaligus nyonya rumah di rumah besar ini. Wanita itu sudah terlihat segar dan cantik, berbanding terbalik dengan Anjani yang masih berbau bumbu. Hidupnya ia habiskan di dapur, menyiapkan menu makanan tiga kali sehari juga membuat kudapan yang diinginkan Widi serta anak bungsunya.

“Iya, Mah.” Anjani patuh saja. Meski di rumah ini ada beberapa ART, tetapi memasak tetap menjadi tugas utamanya. Bagi Widi, sia-sia membiayai Anjani kursus memasak kalau ilmunya tidak digunakan.

“Masih lama gak matengnya? Bentar lagi Cheryl datang loh.” Wanita itu memperhatikan meja hidang yang masih kosong.

“Sebentar lagi Mah, tinggal di plating. Mba, tolong ya....” Ia meminta bantuan ART yang sedari tadi hanya mematung memperhatikan Anjani memasak.

“Baik, Bu.” Seorang ART segera mendekat dan menata makanan di atas piring. Sudah empat menu yang matang dan keringat Anjani sudah berjatuhan. Mungkin ukurannya setara dengan bulir jagung.

Tidak lama, terdengar suara bell berbunyi. Anjani melihat jam dinding yang ada di depan matanya. Ternyata sudah jam tujuh malam. Rasanya ia sudah mengerahkan semua tenaganya, tetapi masih saja keteteran.

“Lelet kamu! Keburu datang kan Cheryl-nya.” Mata Widi mendelik tajam pada Anjani. Lantas beranjak untuk membukakan pintu.

Anjani hanya bisa terdiam melihat perlakuan mertuanya. Padahal dirinyalah yang menjadi menantu di rumah ini, tetapi Cheryl yang selalu ia puja-puja. Sungguh, ini menyakitkan. Namun, sekalipun ia kesal, tetap saja ia hanya bisa memendamnya dalam hati. Toh pada akhirnya tidak ada yang bisa ia lakukan. Meminta keadilan? Pada siapa?

Anjani bukan siapa-siapa di rumah ini. Hanya seorang menantu sekaligus istri yang tidak diinginkan oleh keluarga suaminya. Hanya satu orang yang selalu berbuat baik pada Anjani dan menyayanginya dengan tulus, yaitu kakek mertuanya yang meninggal tiga bulan lalu.

“Tanteee... apa kabar?” suara itu masih bisa didengar oleh Anjani.

Suara manja khas milik Cheryl, seorang artis terkenal. Gadis bermata cokelat itu menjadi model iklan di perusahaan milik suaminya. Sudah sebulan ini Cheryl sering datang ke rumah untuk sekadar bertemu Widi dan sesekali menginap. Kalau di hitung-hitung, satu minggu ini sudah dua kali Cheryl menginap. Alasannya karena ia merasa kesepian di apartemennya, tinggal jauh dari orang tuanya yang ada di Yogyakarta.

“Baik dong. Cheryl keliatan makin cantik aja sih. Perawatan di mana?” Widi yang penasaran mengusap pipi mulus bersemu kemerahan milik gadis itu.

“Biasa Tan, ada klien yang pengen tempat usahanya di promoin. Dia ngasih tawaran kerja sama, ya aku coba dulu perawatan di sana. Kalau bagus, baru aku terima. Menurut Tante, hasilnya bagus gak?” Gadis itu memamerkan kulitnya yang lembut seperti ****^* bayi, berpadu dengan lesuk pipi yang menawan. Terlihat cantik saat ia tersenyum.

“Cantik banget... kapan-kapan ajak tante ke sana dong, tante juga pengen perawatan, perasaan muka tambah kendur aja.” Widi menekan-nekan pipinya yang sudah tidak sekencang dahulu.

“Sip! Nanti Cheryl ajak Tante ke sana.”

“Makasih Cheryl.” Widi tersenyum senang mendengar ajakan gadis berambut cokelat itu.

“Kak Andrew mana Tan, belum pulang kerja?” Cheryl celingukan mencari keberadaan Andrew, anak pertama keluarga Sanjaya, alias suami Anjani.

“Udah pulang kok. Bentar biar di panggilin.” Kalau sudah begini, sudah pasti Anjani yang diminta memanggilkan suaminya.

“Jani, panggil suamimu. Masaknya udah selesai kan?” benar bukan. Anjani lah sasaran mepuk untuk ia suruh-suruh.

“Iya, Mah.” Anjani segera mengelap tangannya dengan serbet. Lantas berjalan cepat menuju tangga ke lantai dua. Saat Anjani melintas di depan Cheryl, gadis itu tidak berniat menyapa sedikitpun, lebih memilih memalingkan wajahnya sambil terkekeh geli bersama Widi, melihat cara jalan wanita bertubuh gempal yang menurutnya mirip pinguin.

“Itu gak apa-apa Tan, nyuruh dia yang manggil?” Cheryl bahkan enggan menyebut nama Anjani.

“Biarin aja biar kurusan. Tante sesak tiap waktu liat badan dia yang segede lemari kristal begitu.” Widi ikut mendelik melihat Anjani yang kesulitan menaiki anak tangga. Baru empat anak tangga saja napasnya sudah ngos-ngosan. Masih ada sekitar delapan anak tangga lagi untuk sampai ke lantai dua.

“Cepetan doang, udah mau lewat nih jam makan malam!” Widi bersuara dengan sinis. Siapa lagi yang ia maksud kalau bukan Anjani.

“Iya, Mah.” Seperti orang bodoh, Anjani hanya bisa menurut saja.

Tiba di depan kamarnya, Anjani hendak mengetuk pintu kamar. Ia masih berusaha mengatur napasnya yang memburu. Tetapi tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampakkan sesosok pria berkacamata dengan tampilan wajah yang segar dan bersih. Wangi parfumnya juga menyengat segar.

Dialah Andrew, suami Anjani. Laki-laki yang sangat sempurna, dengan mata hitam pekat yang tajam, hidung yang bangir, bibir yang berisi juga rahang yang kokoh. Alisnya yang rapi tampak menarik saat berkerut seperti itu. Kekurangannya hanya satu, sikapnya terlalu dingin.

“Mau apa kamu?” Cara bicara Andrew memang tidak berbeda jauh dengan cara berbicara Widi.

“Em, itu Mamah manggil buat makan malam, Mas.” Meski begitu, tatapan dingin Andrew selalu berhasil membuat jantung Anjani berdebar kencang.

Pria bertubuh atletis itu tidak menimpali, membiarkan Anjani tersenyum kelu hingga giginya kering. Ia memilih turun untuk makan malam.

“Kak Andrew!!!” Seruan manja itu datangnya dari Cheryl. Dia berhambur memeluk Andrew dan cium pipi kanan kiri tanpa ragu.

Anjani mengintip dari atas. Ia melihat Cheryl bergelayut manja di lengan kokoh suaminya. Hati Anjani meringis melihat sikap Cheryl. Tidak hanya satu kali ini, tetapi sudah berkali-kali Cheryl melakukan hal ini dihadapannya dan ibu mertuanya tanpa rasa ragu atau malu. Yang lebih membuat mencelos, Widi malah tersenyum, ikut senang melihat interaksi akrab dan hangat antara Cheryl dengan putra sulungnya. Salahkah kalau seorang Anjani cemburu dan merasa tidak ada artinya di rumah ini?

Tanpa sadar, air mata Anjani menetes begitu saja saat melihat tangan Andrew dengan ringan melingkar di pinggang ramping Cheryl. Mereka melenggang kangkung menuju meja makan yang sudah terisi penuh makanan.

Anjani hanya bisa mengelus dadanya dengan hati yang pedih. Lantas mengusap air matanya dengan kasar. Semua sikap manis Andrew pada Cheryl begitu nyata di depan matanya, sementara sebagai seorang istri, ia tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu.

“Mas, kamu kok tega? Aku istri kamu, masih bernapas dan memiliki perasaan.” Hati Anjani gemetar saat lisannya berucap. Ia menggigit bibirnya kelu, meraup udara dalam-dalam untuk menyabarkan hatinya yang bergejolak.

“Anjani! Di mana kamu?” panggil Widi dengan suara lantang dari bawah sana.

Haruskah Anjani turun dan menemui mereka?

****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!