NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam & Kebencian

Setelah kepergian Keshi, Luca segera menutup pintu kamarnya dan mengunci kenopnya. Jas hitam yang ia pegang, ia taruh di atas ranjangnya yang berukuran kecil.

Matanya bergulir melirik pada sebuah laptop yang berada di atas meja kerjanya.

Luca berjalan menuju meja kerjanya lalu duduk pada kursinya, berhadapan dengan laptop yang terbuka, menampilkan layarnya yang menyala sekaligus menunjukkan sebuah web.

Matanya memandang lekat pada kalimat panjang yang tertera di dalam web tersebut lalu mengetik lincah di atas keyboard.

Drrtt!

Bunyi telepon dari ponselnya yang berada di sebelah laptop itu membuat Luca menghentikan kegiatan mengetiknya, ia melirik nama yang muncul di layar ponselnya.

Luca menimbang-nimbang dulu sebelum mengangkat telepon itu dan menempelkan ponselnya pada telinga kanannya.

“Ada apa?” Luca bertanya.

“Bagaimana kondisi di sana?” suara seorang pria terdengar dari seberang teleponnya.

Luca tidak langsung menjawab, ia mengingat kembali kejadian barusan saat ia mengawal Keshi menuju kampusnya.

“Ada penembakan saat aku sedang bertugas.” pada akhirnya Luca menjelaskan.

Terdengar suara berdeham dari pria di sana. “Apa kamu menangkap si penembak itu?”

Luca menggeleng, yang tentunya pria di seberang teleponnya tidak dapat melihatnya. “Kupikir itu hanya orang yang memiliki dendam dengan keluarga Sanchez.” pria itu melaporkan lagi.

Pria di balik telepon berdecak lidah. “Luca, kamu bodoh. Seharusnya kamu tetap menangkapnya dan menginterogasinya. Orang itu bisa saja memiliki jawaban tentang Rio Sanchez.”

Luca terdiam, mulutnya terkatup erat. Memang seharusnya ia menangkap si penembak itu, tetapi hal tersebut tidak mudah di saat ia sedang bersama Bowen dan nona majikannya. Setidaknya Luca tidak bisa melakukan hal gegbaha karena nantinya mereka bisa mengetahui siapa dirinya ini.

Luca memiliki rencana untuk setidaknya bisa bertahan bekerja di sini selama tiga bulan, itu adalah waktu yang sedikit setelah perhitungannya. Ia juga berpikir dalam waktu tiga bulan itu, Luca bisa mengetahui tentang tragedi lima tahun lalu.

“Aku akan memikirkan rencana lain, nanti aku akan melaporkannya lagi padamu.” Luca menjawab lalu mematikan ponselnya sepihak.

Pria itu melempar ponselnya di atas meja, matanya lagi dan lagi menatap lama pada layar laptopnya yang menampilkan sebuah artikel tentang tragedi lima tahun lalu. Tragedi yang membuat Luca kini memiliki sebuah dendam dan kebencian.

Luca menghela napasnya, ia membalik kursi kerjanya berhadapan dengan ranjangnya dan matanya memperhatikan lekat jas hitam miliknya, jas hitam yang baru saja di kembalikan oleh Keshi, dan juga jas hitam yang kini beraroma bunga mawar merah.

Bisakah Luca bertahan bekerja di sini mencari sebuah jawaban? Luca akan berusaha.

...\~\~\~...

Sekarang sudah pukul 7 malam, Keshi menggigit kuku jarinya seraya menunggu kepulangan ayahnya. Ia memiliki segudang pertanyaan kepada ayahnya, sudah berjam-jam ia menunggu, tetapi ayahnya tidak kunjung datang. Mengakibatkan Keshi terus di terjang kegugupan.

“Bibi Daya, apa ayah masih lama pulangnya?” Keshi bertanya pada wanita paruh baya itu.

Gadis itu sekarang sedang duduk di sofa ruang tamu, menunggu kepulangan ayahnya. Matanya tidak teralihkan sedikit pun pada pintu keluar mansion di hadapannya. Mulutnya berusaha tetap terbuka untuk berbicara dengan bibi pengasuhnya.

Bibi Daya berdiri di belakang sofa, tangannya sedang mengelus puncak kepala Keshi dengan sayang. “Tuan Sanchez biasa pulang jam 7 malam, jika memang Tuan pulang larut, itu berarti dia sedang memiliki pekerjaan yang banyak.”

Keshi memanyunkan bibirnya, ia meraih bantal sofa dan menaruhnya di atas lipatan kakinya.

“Bibi Daya, apa bibi tahu apa saja pekerjaan yang ayahku lakukan?” Keshi melempar pertanyaan.

Bibi pengasuhnya terdiam, tangannya pun tidak lagi mengelus puncak kepala nona majikannya itu. “Ya? Pekerjaan Tuan Sanchez setahu saya memiliki beberapa restoran.”

Keshi menumpu pipinya pada tangan kirinya. “Aku sudah tahu ayah mempunyai restoran, itu pun aku tahu dari teman-teman di sekolahku. Ayah tidak pernah bercerita apa pun tentang pekerjaannya.”

Bibi Daya tersenyum tipis, tangannya kembali mengelus puncak kepala Keshi dengan lembut. “Sejujurnya saya juga tidak tahu, Nona Keshi. Tetapi yang saya dengar dari beberapa pelayan yang selalu bekerja secara dekat dengan ayah Anda, Tuan Sanchez sering mendanai beberapa Panti Asuhan di pelosok kota.”

Keshi menganga kaget, matanya melebar dengan kepala yang menoleh pada bibi pengasuhnya. “Benarkah? Ayah serius melakukan hal seperti itu?”

“Tentu saja.” Bibi Daya mengangguk semangat, senyumnya semakin lebar melihat kedua mata Keshi yang berbinar.

“Tetapi memang orang-orang pasti banyak yang tidak menyukai keluarga kita, ya?” tanya Keshi.

“Pastinya akan ada orang yang tidak menyukai perbuatan baik Tuan Sanchez.” balas Bibi Daya.

Creak!

Bunyi pintu masuk mansion yang terbuka membuat Keshi menoleh cepat dan segera beranjak bangun untuk mendekati ayahnya yang baru saja menjejakkan kakinya masuk ke dalam rumah.

“Ayah!” Gadis itu berlari kecil mendekati ayahnya dan memeluk tubuh ayahnya dengan erat.

Rio terkekeh melihat sikap manja putrinya dan membalas pelukan itu. “Tumben sekali kamu memeluk ayah saat ayah baru pulang.”

Keshi melepas pelukan dan tersenyum lebar. “Aku ingin membicarakan sesuatu dengan ayah, jadi aku sudah menunggu ayah sejak siang tadi.”

Rio mengelus puncak kepala putrinya dan mengangguk. “Baiklah, ayah akan mandi dulu. Setelahnya kamu bisa datang ke ruang kerja ayah.”

Keshi mengangguk lalu menyingkir untuk mempersilahkan ayahnya lewat menuju kamarnya.

...\~\~\~...

“Ayah, ini aku.” Keshi mengetuk pintu ruang kerja ayahnya.

Beberapa menit lalu ada satu pelayan yang mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan bahwa ayahnya sudah menunggu Keshi di ruang kerja. Jadi setelah mendengar perkataan pelayan itu, ia segera berlari kecil menuju ruang kerja ayahnya yang ada di lantai tiga.

“Masuk, Keshi.” suara ayahnya terdengar dari dalam.

Keshi mendorong pintu di hadapannya dengan pelan, kepalanya melongok untuk melihat ayahnya yang sedang duduk di kursi kerja, berhadapan dengan sebuah komputer besar berwarna abu-abu.

“Ayah.” Keshi menutup pintu dan berjalan mendekati ayahnya yang terlihat sedang serius mengetik di atas keyboard.

Rio mengangkat kepalanya dan membalas tatapn putrinya. “Keshi, kamu bisa duduk dulu di sofa. Sebentar, ayah ingin mengirim email terlebih dahulu.” pria itu kembali sibuk mengetik tanpa menunggu jawaban putrinya.

Keshi mengangguk, ia mendudukkan bokongnya pada sofa empuk yang berhadapan dengan meja kerja ayahnya. Kepalanya menengok kanan dan kiri melihat interior ruang kerja ayahnya. Sejujurnya sejak kecil Keshi sering memasuki ruang kerja ayahnya, tetapi semakin bertambahnya usia, Keshi sudah tidak berani untuk memasuki ruang kerja sang ayah.

“Apa yang ingin kamu katakan pada ayah, Keshi?” setelah Rio selesai melakukan pekerjaannya, ia beranjak berdiri dari kursi dan berjalan menuju sofa.

Rio duduk di sofa seberang Keshi. Tangannya mengangkat secangkir kopi diatas meja. “Aku sudah menyiapkan makanan manis untuk kamu, Keshi. Sepertinya kita akan berbicara panjang, ya?” Rio bertanya.

Keshi melirik kue manis di hadapannya lalu menatap ayahnya. “Ya, sepertinya pembicaraan kita akan panjang. Aku ingin berbicara tentang jurusan kuliahku dan….tentang penembakan.”

...***...

Jika kalian suka, jangan lupa untuk like dan vote ya😍

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!