Sera dijual dan dipaksa tidur dengan seorang pria berkuasa di negeri ini, Saka namanya.
Setelah melalui malam panjang beberapa kali dengan Saka akhirnya Sera hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Penderitaan Sera semakin bertambah karena setelah melahirkan gadis itu ditinggalkan dengan kejam, Saka hanya menginginkan bayinya.
Lima tahun berlalu, Sera bangkit dan bekerja sebagai guru les private. Siapa sangka Sera dipertemukan oleh anaknya kembali tapi sayang anak itu justru memanggil ibu pada wanita lain.
Apa yang akan Sera lakukan selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWMS BAB 1 - Kang Ghosting
"Aku mohon, Tuan. Berhenti!" Sera berusaha mendorong raga kekar yang saat ini menggagahi dirinya.
Beberapa jam yang lalu, Sera dijual oleh kedua orang tuanya dan gadis itu dipaksa tidur bersama seseorang yang konon katanya laki-laki berpengaruh di negara ini, Saka Aldeguera.
Saka menerima tawaran orang tua Sera karena mereka menjamin bahwa putri mereka masih suci, bukan karena Saka terobsesi dengan perawan tapi laki-laki itu memang membutuhkan keturunan untuk menyelamatkan reputasi keluarganya. Saka hanya mau menanam benihnya pada perempuan yang masih suci.
Setelah sekian tahun menikah dengan istrinya -- Ruby, rumah tangga mereka belum juga dikarunia keturunan. Ternyata memang masalahnya ada pada Ruby, wanita itu mandul yang otomatis Saka tidak bisa memiliki keturunan dari istrinya.
Tidak mungkin Saka mengabarkan aib istrinya di khalayak umum walaupun mereka menikah bukan atas dasar cinta tapi karena perjodohan dari kecil, nama keluarga besar mereka dipertaruhkan.
Jalan satu-satunya memang harus menanam benih pada wanita lain karena kabar berhembus jika Saka lah yang tidak normal karena bersikap dingin pada istrinya. Harga diri Saka hancur dan tanpa pikir panjang dia mencari gadis suci yang siap menerima benihnya.
"Berhenti katamu!" Saka tersenyum sinis, beraninya perempuan yang sudah dibelinya itu memintanya berhenti sedangkan di luar sana banyak yang ingin ada di posisinya saat ini. "Kau seharusnya merasa beruntung karena aku mau tidur bersamamu dan menitipkan benihku padamu!"
Sera tidak mampu berkata-kata lagi, hancur sudah harapannya. Karena hutang orang tuanya, kini Sera harus rela diperlakukan layaknya wanita murahan yang menjual harga dirinya demi uang.
Bukan hanya sekali tapi selama sebulan penuh Sera harus melayani Saka supaya dia cepat hamil.
Setiap hari di manapun Saka menginginkan dirinya, Sera harus siap membuka kedua kakinya.
"Lumayan," komentar Saka setelah menyirami rahim Sera dengan benihnya seperti biasa. Hari ini tampak berbeda karena Sera mulai menikmati dan menaruh hati pada Saka.
Bagaimana tidak, setiap hari mereka melakukan hal itu apalagi tak jarang Saka membisikkan kalimat-kalimat yang mampu membuat hati Sera berdebar.
"Berbaringlah dulu sebelum membersihkan diri," ucap Saka seraya memakai celana panjangnya. Lelaki kekar itu tidak memakai baju atasan yang membuat perut sixpacknya terlihat jelas.
Dan hal itu membuat Sera malu padahal setiap hari dia melihat tubuh Saka bahkan lebih dari pada itu.
"Ba-- baik." Sera patuh. Wajahnya bersemu merah yang membuat Saka tersenyum miring melihatnya.
Saka keluar dari kamar dan mencari pelayan yang berada di villa pribadinya itu.
"Siapkan makan malam, aku dan Sera akan makan malam bersama!" perintah Saka.
Sebelum kembali ke mansionnya, malam ini Saka ingin melakukan makan malam bersama Sera supaya gadis itu merasa nyaman ketika bersamanya. Kalau suasana hati Sera bahagia pasti gadis itu cepat hamil.
Malam itu, Saka dan Sera makan malam dengan romantis, sekilas mereka seperti sepasang kekasih yang sedang berkencan.
"Aku akan pulang malam ini jika butuh sesuatu katakan saja pada pelayan," ucap Saka disela makannya.
"Baik, Tuan." Sera menjawab dengan malu-malu.
Sebelum benar-benar pergi, Saka mengajak Sera berdansa malam itu. Dengan kaku Sera mengikuti setiap gerakan dari Saka.
"Kau cepat belajar," komentar Saka yang lagi-lagi membuat Sera malu, gadis itu menunduk tapi Saka meraih dagunya supaya mereka tetap saling bertatapan.
Mereka kemudian berciuman, di satu sisi Sera merasa senang di satu sisi gadis itu juga merasa sedih karena sikap Saka itu bisa disalah artikan olehnya.
"Kalau ini mimpi, aku berharap tidak pernah bangun," batin Sera.
go go semangat bertempur Sera😅