Godaan Sang Mantan

Keygan berjalan tergesa-gesa menaiki tangga. Tujuannya hanya satu, mencari keberadaan Shafura. Setelah berpikir cukup lama, Keygan akhirnya memutuskan untuk mempertahankan rumah tangganya dengan Shafura.

Keygan sudah tidak bisa membohongi perasaanya lagi, hatinya sudah lama untuk Shafura. Hanya saja, rasa kecewa pada istrinya itu membuatnya tutup mata selama ini. Sedangkan perasaannya pada Jovanka, hanyalah sebatas janji.

"Sha..."

Hanya keheningan yang Keygan dapati saat masuk ke dalam kamarnya.

"Mungkin di kamar sebelah," gumamnya.

Keygan masih berpikiran positif walaupun hatinya sudah dihinggapi berbagai kekhawatiran. Dan benar saja, Shafura tidak berada di kamar itu membuat kepanikan Keygan kian menjadi.

Keygan berusaha menghubungi Shafura, namun istrinya itu ternyata sudah memblokir nomornya.

"Sial!"

Keygan mengumpat kesal, berbagai kemungkinan kini mulai menghinggapi pikirannya.

"Nggak, Sha. Kamu gak boleh ninggalin aku."

Keygan kembali ke kamarnya, ia bernapas lega saat melihat pakaian Shafura masih tersusun rapi di lemari kesayangannya. Tentu saja karena Shafura tidak membawa semua bajunya, wanita cantik itu hanya membawa beberapa saja yang diperlukan.

"Pasti Mommy tahu di mana Shafura."

Keygan hendak meninggalkan kamarnya, Keygan akan menanyakan keberadaan istrinya itu pada Mommynya. Namun tangannya tidak sengaja menyenggol sesuatu.

Sebuah kotak kecil. Saat Keygan membukanya, ada sebuah surat yang ditulis oleh tangan Shafura.

𝘋𝘦𝘢𝘳 𝘔𝘢𝘴 𝘒𝘦𝘺𝘨𝘢𝘯

𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘮𝘱𝘪𝘢𝘯𝘬𝘶. 𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘦𝘨𝘰𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘮𝘶.

𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬, 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶, 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘸𝘢𝘴𝘢 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘰𝘯𝘺𝘰𝘭, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶.

𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯𝘬𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶.

𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳, 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘛𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩, 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘶.

𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘯𝘢𝘯𝘬𝘶? 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱𝘬𝘢𝘩 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭𝘬𝘶, 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘢 𝘪𝘵𝘶?

𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳, 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘬𝘶, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘥𝘶𝘭𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪-𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘈𝘬𝘶 𝘭𝘶𝘱𝘢, 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩.

𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪, 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘮𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶. 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶.

𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘱𝘢𝘵𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘮𝘶. 𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢.

Keygan meneteskan air matanya, kata demi kata yang Shafura tulis begitu menyayat hatinya. Ada satu kalimat yang membuat dada Keygan terasa ditusuk ribuan jarum, 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘯?

"Kenapa aku tidak pernah tahu dia kecelakaan dan sampai hilang ingatan?"

Keygan sekarang paham, kenapa Shafura melupakan janjinya, dan membuat wanita itu meninggalkannya.

"Aku harus menanyakannya sama Mommy, Mommy pasti tahu semuanya."

Keygan bergegas menuruni tangga, ia bahkan tidak menggubris teriakan Bibi yang beberapa kali memanggilnya. Padahal Bibi ingin menyampaikan sesuatu tentang Shafura, namun Keygan lebih dulu melajukan kendaraannya keluar dari kediamannya.

Tidak membutuhkan waktu lama, Keygan akhirnya sampai di rumah utama keluarga Bhatara. Dengan langkah panjangnya, Keygan masuk ke dalam rumah mewah orang tuanya.

Bugh

Baru saja beberapa langkah masuk ke dalam rumahnya, Keygan sudah di sambut oleh pukulan sang daddy tepat di wajahnya, membuat Keygan sedikit terhuyung.

"Apa Kamu sekarang sudah puas, Key?" Tatapan Afkar begitu tajam menusuk. "Kamu bukan hanya menghancurkan hati Shafura, tapi juga menghancurkan hati Mommy mu."

Bugh

Afkar kembali melayangkan pukulan keras di wajah putranya, membuat sudut bibir Keygan pecah dan mengeluarkan darah.

Sebagai seorang ayah, Afkar sangat kecewa pada Keygan. Putranya itu sudah menyakiti hati wanita yang begitu tulus mencintainya. Sikap pengecut nya sama saja seperti sengaja melemparkan kotoran ke wajahnya.

"Dad aku---"

"Kurang apa selama ini aku mendidik mu, membesarkan mu? Sampai-sampai aku memiliki putra bodoh sepertimu."

Bugh

Kali ini perut Keygan yang menjadi sasaran amukan Afkar. Pria paruh baya itu tidak membiarkan Keygan membela diri sedikitpun.

Afkar terus menghardik putranya. Sudah cukup selama ini ia diam. Hanya karena permintaan Shafura yang ingin membuat Keygan mencintainya dengan caranya sendiri.

Kini kesabarannya benar-benar habis. Sudah saatnya Afkar memberi pelajaran pada putra bodohnya itu.

Terlebih lagi melihat istrinya yang terus menangis karena kepergian Shafura. Membuat dada Afkar begitu sakit dan sesak.

"Dad, sudah!" Hanika mencoba menghentikan kemarahan suaminya. Walau bagaimana pun juga, Keygan adalah putranya. Hanika tidak tega melihat putranya babak belur di tangan suaminya sendiri.

Keygan menatap mata sembab Mommynya. Mata tuanya terlihat sangat lelah. Tangannya bergerak mengusap pipi Hanika yang masih tersisa lelehan air mata.

"Kenapa Mommy menangis?"

"Kamu masih berani nanya?" Afkar kembali naik pitam. Ia benar-benar gemas pada putranya itu. Andai Keygan bukan putranya, mungkin saat ini putranya itu sudah habis di tangannya.

"Shafura sudah pergi, Key."

Hanika kembali terisak mengingat putri kesayangannya.

"Pe-pergi?"

Deg

...----------------...

"Mau ngapain Kamu ke sini?"

Jovanka menyilangkan tangannya di atas dada, matanya menyipit tak suka menatap pria yang baru saja masuk ke dalam apartemen nya.

"Aku mau menagih janjimu," ucap Nero. Pria itu duduk di sofa tanpa dipersilahkan lebih dulu oleh sang pemilik tempat. Nero menepuk pahanya sebagai perintah supaya Jovanka duduk di sana.

Jovanka memutar bola matanya malas, namun ia tetap menuruti perintah Nero. Jovanka duduk menyamping di pangkuan pria itu.

"Aku tidak mau bermain denganmu lagi, karena aku sebentar lagi akan menjadi istri Keygan," ucap Jovanka dengan senyum lebarnya.

Nero menaikan sebelah alisnya. Ia menelisik wajah Jovanka, mencari kebenaran di sana. Tentu saja Nero tidak begitu saja mempercayai Jovanka, mengingat wanita itu begitu mudah dibodohi.

"Kamu yakin?" Nero tersenyum smirk, tangannya bergerak mengusap dua gundukan Jovanka yang menyembul dari tempatnya.

Jovanka mengangguk sambil memejamkan matanya. Ia menikmati sentuhan Nero yang mulai meremas gundukan nya.

"Tentu saja. Shafura sudah mengajukan surat perceraian pada Keygan. Dan Keygan secepatnya akan menikahi ku."

Nero menganggukkan kepalanya. Walaupun sebenarnya ia sedikit tidak percaya pada ucapan Jovanka.

"Baiklah, kalau begitu puaskan aku sekali lagi sebelum Kamu menjadi nyonya Keygan," bisik Nero di telinga Jovanka.

Nero menyingkap atasan Jovanka hingga memperlihatkan dua gundukan besar milik Jovanka yang tidak memakai kain penutup. Nero mengulum bulatan kecil di atasnya dengan rakus.

Jovanka membiarkan saja pria itu berbuat semaunya, padahal ia bilang tidak ingin kembali melakukan hubungan terlarang dengan Nero. Namun pria itu begitu pandai membuatnya hanyut dalam sentuhannya, hingga Jovanka pasrah dan mengikuti permainannya.

"Tunggu, aku ada satu permintaan." Jovanka menghentikan Nero yang sedang memposisikan anaconda nya di depan milik Jovanka. Kedua benda itu bahkan sudah bergesekan siap menyatu dalam peraduan.

"Apa?"

"Setelah aku menikah dengan Keygan, bantu aku lepas dari Daddy mu!"

Nero menganggukkan kepalanya dengan yakin. Namun dalam hati pria itu bergumam. "𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘮𝘶 𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘮𝘢𝘯𝘬𝘶."

Jleb

Arrrggghhh

Brakkk

"Kurang ajar, menjijikan!"

Bugh

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥