Bulan dan Matahari adalah sepasang adik kakak dari keluarga kaya. Mereka sekolah di salah satu sekolah elite terkenal di kotanya. Saat semester pertama di kelas 2 SMA, muncullah seorang anak laki laki tampan rupawan yang kaya sekolah di situ. Dia adalah siswa pindahan dari sekolah terkenal di luar negeri. Di dalam hati Matahari, mulai muncullah benih cinta kepada anak itu, Bintang. Namun di sisi lain, hal itu juga terjadi kepada Bulan. Bulan dan Matahari sama sama mencintai Bintang.
Apakah akan ada perselisihan antara Bulan dan Matahari?
Apa tanggapan Bintang saat mengetahui bahwa dia disukai oleh Bulan dan Matahari?
Baca selengkapnya di "CINTA ANGKASA"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fariz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 : KAMU KEJAM, SASA!!!
Di rumah Bintang, Sasa tiba tiba langsung dikepung oleh circle CCS, para siswi dan siswa di kelas 2.
"Kena-" Plak! Tamparan tepat mendarat di pipi Sasa.
"Dinda, kenapa sih kamu tampar aku!?"
"KAMU KEJAM, SASA!!!" Kata Dinda.
"Apaan sih!!!"
"LIHAT REKAMAN INI SA!!!" Kata Matahari.
Sasa terkejut kalau mereka bisa mendapatkan rekaman CCTV di kafe itu dengan cepat.
"CCTV itu pasti disabotase oleh Ditya!!!"
"Dek! Nggak bakalan bisa Ditya sabotase CCTV!! Malam aja sudah dipenjara! Gimana bisa dia sabotase tuh CCTV!!" Kata Bintang.
"Bener tuh!! Ngaku aja!!!!" Kata Azizah.
"KYAAAA!!!!" Sasa berteriak sekencang mungkin dan berlari menuju kamarnya.
"DEK!! ADEK!!!!" Kata Bintang sambil mengejar Sasa.
Sebelum memegang tangan Sasa, Sasa sudah berada di kamar dan mengunci pintunya.
"KAKAK TEGA SAMA AKU!!" Kata Sasa.
"Kamu juga salah dek.."
"Iya! Salahin aja aku terus!!!"
"Dek.."
"Pergi kak..."
"De-"
"PERGI!!!!"
Bintang pun meninggalkan Sasa di kamarnya.
"Loh?! Mana Sasa?" Tanya Alisya.
"Di kamar, dia nggak mau keluar katanya.."
"Duh! Gimana sih!!!" Kata Azizah.
"Lebih baik kalian pulang saja dulu..Ini sudah mau Maghrib. Siapa yang punya rekaman CCTV itu?" Tanya Bintang.
"Aku.." Kata Matahari.
"Ini nomorku yaa, nanti kirim aja rekamannya di situ biar aku kasih liat ke orang tuaku.."
"Ok.." sambil senyum senyum manis.
"Ciee, seneng nih dapat nomor dari cogan kaya dan berprestasi..Iya kan?" Kata Andin.
"IH! Apa sih!!" Sambil salting di depan teman temannya.
Mereka pun tertawa tawa. Sampai di rumah, Bulan dan Matahari terkejut sudah ditunggu oleh Bu Zafirah dan Pak Adit.
"P-pak? Bu?" Kata Bulan.
"Darimana saja kalian, sudah jam segini?" Tanya Pak Adit.
"Dari rumah Bintang pak.." Kata Bulan.
PLAK!! Pak Adit memukul meja dan menatap Bulan dan Matahari dengan tajam.
"Pintar kalian sekarang ya, mentang mentang sudah besar, beraninya pulang malam malam."
"Tapi ka-" Belum sempat Matahari berbicara, Pak Adit memotong pembicaraan.
"BERANI NGELAWAN ORANG TUA?!! HAH??!!!" Pak Adit menatap tajam Matahari dan menamparnya.
"Aduh, sakit pak.." Kata Matahari.
"Pak, sudah pak..kasihan mereka.." Kata Bu Zafirah.
"Nggak ada kasihan buat mereka! Mereka ini anak perempuan! Pergi ke sekolah, pulangnya malah dari rumah cowok?! Perempuan macam apa mereka ini! Diberi kebebasan malah semena mena mereka berdua ini!!!"
"Emang kalian ngapain di rumah Bintang?" Tanya Bu Zafirah dengan nada pelan dan lemah lembut.
"Kami lagi ngurus kasusnya Sasa sama Ditya Bu, dan kami juga nggak cuman berdua doang kok, tapi sekelas.." Kata Matahari.
"Kenapa kalian harus sampai sekepo itu sama urusan orang? Masalahnya kan udah selesai!" Kata Pak Adit.
"BELUM PAK!! Kami sedang melihat latar belakang asli dari kasus ini! Kan kata Ditya, Sasa yang ngajak pacaran. Tapi yang dipenjara malah Ditya dengan alasan Sasa yang diajak pacaran sama Ditya. Makanya tadi kami habis dari rumah Bintang, kami ke kafe yang tadi malam Matahari sama teman teman Matahari nongkrong. Karena disitu pertama kali kami lihat Ditya sama Sasa pacaran, dan sesuai apa kata Sasa, jadiannya tepat tadi malam juga di kafe yang sama seperti kami. Makanya kami datang ke kafe itu buat lihat rekaman CCTV! Dan kami sudah tau jawabannya apa!! Lihat pak.." Kata Matahari.
Pak Adit dan Bu Zafirah sangat terkejut melihat Sasa seperti mendesak Ditya untuk pacaran dengannya. Sedangkan di sisi lain, tepat di kamar Sasa...
"Aku akan jadikan besok adalah hari terakhir mereka untuk bernafas!!"
... BERSAMBUNG...
