Sean, seorang Casanova yang mencintai kebebasan. Sean memiliki standar tinggi untuk setiap wanita yang ditidurinya. Namun, ia harus terikat pernikahan untuk sebuah warisan dari orang tuanya. Nanda Ayunda seorang gadis yatim piatu, berkulit hitam manis, dan menutup tubuhnya dengan jilbab, terpaksa menyanggupi tuntutan Sean karena ulah licik dari sang Casanova.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
"Apa? Menikah?"
"Iya, menikah."
"Hahaha, buat apa?"
"Kenapa kamu masih bertanya buat apa? April, Noah, semua sudah berkeluarga. Hanya kamu satu-satunya yang belum," ujar mama Gea pada anak sulungnya, Sean.
"Tidak! Aku suka kebebasan. Aku tidak berminat untuk menikah, ribet."
"Sean...." Mama Gea mendessah pelan mendengar ucapan Sean.
Sean, adalah seorang Casanova. Sejak muda memang suka menikmati tubuh wanita. Dari yang muda, sampai yang lebih tua, sudah pernah jatuh dalam pelukannya. Pesona pria berbadan kekar dan berparas rupawan ini mampu menyihir setiap mata yang melihat.
"Sudah."
Daddy Resda menahan istrinya. Ia memajukan tubuh menatap anak sambungnya dengan serius.
"April sudah memiliki pasangan, saat ini juga telah mengandung anak sebagai pewaris. Lalu Noah juga sudah memiliki anak yang siap menerima pembagian."
Sean hanya mengangkat alisnya dan posisi duduk santai.
Lalu Daddy Resda kembali bersuara,"Kami sudah mulai menua. Kami bermaksud membagi warisan kami pada kalian."
"Bagus!" Sean tersenyum cukup lebar.
"Tapi, ada syarat yang harus dipenuhi untuk itu. Kami tidak ingin harta kami lepas begitu saja dan mungkin hanya habis untuk berfoya-foya dengan para wanita."
Sean terkekeh. "Apa Daddy pernah melihatku menghabiskan harta berlebih?" ejeknya.
Daddy Resda hanya menatap anak sambungnya.
"Apa Daddy lupa bagaimana Daddy dulu sebelum bertemu mama? Kita sama, Dad."
Daddy Resda menghela napasnya, dan duduk bersandar sambil menumpu paha pada kaki yang lainnya. "Tentu saja aku sangat ingat. Karena itu aku tak ingin kamu terjebak seperti aku dulu. Kau akan dapatkan jatah warisanmu setelah kau menikah."
Sean terkekeh lagi.
"Mama punya beberapa teman yang anak gadisnya cantik dan berbakat. Mama akan mengatur pertemuan kalian." Mama Gea kembali bersuara.
"Terserah mama saja. Mama bisa mengaturnya," ujar Sean masih sangat santai, dan Daddy Resda jelas tak suka itu.
"Dalam satu bulan, kamu harus sudah menikah, dan tidak boleh ada perceraian. Jika tidak semua jatah warisanmu, akan Daddy alihkan ke panti asuhan."
Seketika, wajah Sean berubah. "Bujukan yang bagus Daddy," sindirnya sarkas.
"Aku tidak membujuk. aku mengancam. Jika tidak ada pernikahan satu bulan setelah hari ini, semua jatah warisanmu, akan Daddy alihkan ke yayasan milik mama. Semuanya!" tegas Daddy Resda yang membuat mata Sean berubah tajam. Ia tau daddy-nya tidak main-main saat ini.
Sean merasa darahnya mendidih. Dia tahu dalam keluarga Rahardian, hanya dia yang belum menikah. Adiknya, April, dan saudara kembarnya, Noah, sudah menikah dan punya anak. Tapi Sean masih menyukai kebebasan. Ia benci dikekang. Dengan marah, dia keluar dari rumah dan masuk ke mobil kuningnya.
"SHITT! SHIITT!"
Sepanjang jalan, Sean hanya mengumpat kesal. Kesal karena Daddy serius dengan ini. Jika mama Gea, ia masih bisa membujuk dan bermulut manis. Tapi, Daddy Resda? Pada dasarnya mereka sama. Dulunya, Daddy Resda juga seorang Casanova. Namun lantas berubah ketika bertemu mama Gea. Sean bahkan masih ingat bagaimana dulu, Daddy Resda yang gigih menunggu hati mamanya terbuka dan menerima lamaran.
Sean mengusap wajahnya, menyugar rambut ke belakang dan terus memacu kendaraan, sampai ia berbelok di persimpangan. Namun, laju pengguna jalan lain benar-benar menguji kesabarannya.
TIN! TIN!
Beberapa kali Sean menekan klaksonnya karena terlalu banyak pengguna jalan yang ngawur ditengah padatnya lalu lintas. Namun, tiba-tiba saja, Sean merasakan sesuatu menabrak bemper belakang mobilnya.
"SHIITT! Siapa lagi yang sudah merusak hariku?" umpatnya menghentikan mobil dan keluar.
Di belakang, seorang gadis berjilbab dengan kulit hitam eksotis yang tampak masih diatas motornya dengan tampang bersalah dan bingung.
"Hei, apa kau yang lakukan?!" seru Sean marah.
Gadis itu, menatap Sean dengan terkejut, menunduk lalu baru berani bersuara. "Maaf, aku tidak sengaja. Sungguh! Maaf, tuan."
Sean memperhatikan kendaraan kuning kesayangannya. "Penyok parah lagi," gumamnya setengah mengumpat.
"Aku benar-benar tidak sengaja, tadi ada yang menabrak ku dari belakang, dan aku menabrak mobilmu. Orang itu sudah kabur..." Si gadis menjelaskan.
"Hahaha, pintar sekali kamu mengarang."
"Aku tidak mengarang, aku sungguh-sungguh," ucap gadis itu lagi dengan tampang memelas.
Sean memandang kendaraannya lagi dan menyisir rambut ke belakang dengan jarinya.
"Aku... aku akan bertanggung jawab."
"Oh, ya?"
gadis itu mengangguk yakin. "Aku sedang sangat terburu. Ada pesanan yang harus aku antar ke pembeli."
"Pintar sekali, jangan berakting untuk kabur."
Gadis itu menyerahkan KTP dan nomor teleponnya, juga alamat dirinya tinggal. "Ini, sebagai jaminan."
****
Sean memperhatikan kartu ID milik gadis hitam manis yang telah pergi itu. Ia juga memperhatikan nomor dalam secarik kertas yang gadis itu serahkan.
Saat ini, Sean sudah berpindah di rumahnya sendiri.
"Nanda Ayunda....." gumamnya membaca nama pada ID itu. "Dia seusia April."
Sean lantas membuka perangkatnya, dengan kemampuan IT yang ia miliki, Sean mampu mengakses dan menelusuri siapa Nanda Ayunda.
Sudut bibir Sean terangkat ke atas. Ia jadi punya pikiran licik untuk memanfaatkan si gadis.
dah tau sean udah muak sama kamu udah dblokir pula ehhh PD bgt sok nlpon2
🤭👍🌹❤🙏
sean siap siap otakmu dipenuhi nanda nanda dan nanda 🤣🤣
biar tau rasa tuhhh si Seannn 😝😏😏