Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
" tuan kami sedang tidak ada , beliau sedang keluar"jawab penjaga di mansion Albert.
" biarkan mereka masuk" teriak Siska dari teras.
Juanda dan teman nya langsung menatap ke arah Siska. ada yang berbeda dari penampilan Siska kali ini, Siska tidak mengunakan menggunakan celana jeans dan jaket kulit lagi, melainkan menggunakan sebuah daster dengan rambut yang di kuncir tinggi.
Penja lalu membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan juanda dan temannya untuk masuk.
" mereka mencari tuan Albert, nona" ucap penjaga.
Siska tersenyum ramah lalu mengulurkan tangannya.
" aku Siska adik dari abang Albert, ada perlu apa kalian mencari kakaku? " tanya Siska dengan ramah dan mempersilahkan kedua pria itu untuk masuk ke dalam mansion dan mempersilahkan mereka duduk.
" Ara" panggil Siska saat melihat Ara yang kebetulan lewat. Ara pun mendekat.
" tolong buatkan kedua tamu kita minum"
" baik nona" jawab Ara yang langsung membungkuk dan pergi ke dapur untuk membuatkan minum.
" abangku sedang di showroom, apa kalian berdua teman abangku? " tanya Siska.
" bu.. " ucapan dimas teman juanda pun terhenti saat kakinya di injak oleh juanda.
" ya kami teman Albert, kami pikir dia ada mansion nya, maklum sudah lama sekali kami tidak berjumpa" ucap juanda.
Siska pun tersenyum tipis.
" acting yang sangat buruk, apa kalian pikir kami orang bodoh" batin Siska.
Juanda mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mansion yang sangat besar dan merah itu terlihat normal normal saja, tidak terlihat para penjaga bersenjata seperti yang mereka pikirkan, apa dugaannya salah?
Tak lama Ara pun datang dengan membawa dua gelas air sirup untuk tamu, ia letakkan di meja lalu mempersilahkan tamu untuk minum, setelah itu ia melangkah pergi.
" ayo silahkan di minum, nanti aku sampaikan kepada abangku jika kalian mencarinya, oh ya siapa nama kalian? "
" emm tidak usah" jawab juanda.
" loh kenapa? "
* kami.. kami berdua hanya ingin memberikan kejutan untuk Albert, ya kamu tidak perlu memberitahukan padanya akan kedatangan kami, nanti biar kami yang mengunjunginya di showroom. " ucap juanda dengan gugup.
"oh ya sudah kalau begitu"
Setelah berbincang beberapa saat, juanda dn dimas pun pamit pulang.
Ara yang menatap dari kejauhan hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, siapa tamu tersebut? dan kenapa Siska dan para penjaga bertingkah sangat aneh.
Sejak kepulangan Siska tadi, Siska meminta para penjaga agar tetap berada di dapur karena ada tamu yang akan datang, lalu Siska menganti pakaiannya dengan setelan daster rumahan.
" ya Robb, ada apa ini? "lirih Ara yang langsung berjalan menuju kamarnya.
Siska tersenyum puas saat dua polisi itu telah keluar dari mansion tuannya, lalu ia segera memberi tahu sang tuan.
" tuan benar, dua polisi itu baru saja datang dan mereka mencari tuan, tapi tuan tenang saja semuanya sudah aman" ucap Siska sambil tersenyum senang.
" bagus, tetaplah di mansion dan jaga mansion dengan baik" setelah mengatakan itu Albert langsung mengakhiri panggilannya dengan Siska.
Albert menyandarkan kepalanya di sofa, para petugas hari ini sedikit mengusik pikirannya, lalu ia membuat panggilan pada jhon, untuk meminta jhon menunda beberapa pengiriman beberapa hari ke depan, karena saat ini kota B sedang ketat pengawasan petugas dan ia tidak ingin pergerakannya di ketahui oleh petugas, apa lagi mereka sudah sempat di curigai oleh petugas.
jhon pun menuruti perintah sang tuan untuk menunda semua pesanan yang sudah masuk.
" bagus, kita tidak bisa lengah dan ceroboh " ucap Albert.
" baik tuan saya mengerti"
Setelah mengakhiri panggilannya dengan jhon, Albert ingin pergi untuk mencari makan siang, karena ia merasa sangat lapar, namun langkahnya terhenti saat ia melihat serlin yang baru saja turun dari mobil.
Jantung Albert berpacu hebat saat melihat serlin dengan pakaian yang seksi berjalan mendekat ke arahnya.
" selamat siang Albert, lihat ini aku membawakan makan siang untuk mu"ucap serlin dengan nada menja sembari memperlihatkan sebuah box makanan di tangannya.
Albert hanya diam tak menjawab ucapan serlin.
" maafkan aku Albert, aku sudah berusaha keras untuk melupakanmu, namun aku gagal" ucap serlin lagi dengan memperlihatkan wajah sedihnya.
" ikut aku" ucap Albert yang tak tega melihat wajah sedih mantan kekasihnya itu.
Mereka berjalan beriringan menuju ke ruangan Albert. dalam hati serlin berteriak kesenangan, yes, kali ini usahanya tidak Sia-sia untuk memperbaiki hubungan mereka.
" duduklah, tunjuk Albert pada sebuah sofa yang ada di ruangannya.
Serlin pun duduk dengan manja, kemudian ia menepuk-nepuk sofa yang ada di sisiNya. meminta Albert untuk duduk di dekatnya.
Albert pun menurut dan duduk di sisi serlin, serlin tersenyum senang kemudian ia langsung membuka box makanan yang berisi irisan steak. makanan yang dulu merupakan makanan favorit mereka berdua.
" kau tau Albert, aku sangat merindukan makan berdua denganmu seperti ini" ucap serlin sambil tersenyum.
" ini adalah makanan yang dulu menjadi favorit kita, bukan? apa kau masih ingat? "tanya serlin mengingatkan masa-masa indah mereka.
" ya " jawab Albert singkat.
Serlin tersenyum puas, ia mengecup baju Albert, lalu ia memeluk tubuh Albert dari samping.
" aku mencintaimu Albert, jangan memintaku untuk menjauhimu lagi, aku tidak bisa melakukan itu"
Suara manja serlin itu membuat desiran darah di tubuh Albert mengalir deras. seketika bayangan tentang hal manis yang pernah mereka lalui bersama serlin terlintas.
Serlin semakin senang karna tidak ada penolakan dari Albert, kini jari jemarinya yang lentik mengelus rahang tegas Albert.
" aku benar-benar menyesal Albert, aku.. "
" serlin aku" potong Albert.
" ya Albert? ada apa? apa yang ingin kau katakan? "
Albert memejamkan matanya sekilas, lalu ia membukanya kembali.
" Ara" ucapnya yang terkejut saat melihat wajah serlin berubah menjadi wajah Ara yang sedang tersenyum manis.
" Albert " bentak serlin kesal, lalu langsung melepaskan pelukannya.
" aku serlin bukan Ara! "
***
Ara begitu gelisah saat memikirkan tentang kejadian tadi siang, siapa dia pria itu? dan kenapa Siska menyamar menjadi adik tuan Albert?
Tok..
Tok...
" siapa? "
" non ini bibi"
Ara bergegas membukakan pintu kamar.
" bibik, ada apa bik? "
" ya non, non di panggil nona Siska? " ucap bik surti.
"ya sudah bik, aku akan turun sebentar lagi"
" baik non, kalau begitu bibik permisi "ucap bik surti yang langsung pergi.
Ara kembali masuk ke dalam kamar, ia bercermin untuk merapikan pakai nya yang sedikit berantakan, setelah itu ia bergegas turun menemui Siska.
" nona memanggil ku? " tanya Ara.
" ya! kenapa lama sekali, hah! " bentak Siska.
" maaf nona "
Siska menatap Ara dengan lekat, ia memperhatikan Ara dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. tidak ada yang istimewa dari Ara dan Ara juga tidak terlalu cantik, dan Ara juga tidak berpenampilan yang seksi untuk menarik kaum hawa, rapi kenapa tuan Albert malah mengizinkan Ara untuk tidur di kamar tuannya? rasanya, wanita seperti Ara tidak layak untuk di perlakukan istimewa oleh tuannya.
.
.