Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Didalam ruangan
Kristina masih termenung memikirkan saran dari Mei untuk mengungkapkan perasaannya kepada Rafendra. Tapi didalam hatinya rasa gengsi masih sangat tinggi dulu dia yang sering di kerja kerja sama pria pria lain tapi sekarang masak iya dia yang harus ngungkapin dulu.
"Gimana lo setuju sama saran gua?" Tanya Mei kembali. "Enggak gua gengsi lah, apa lagi dia kan karyawan gua" Ucap Kristina.
"Hah iya udah lah, gua udah bilangin lo ya nanti kalau sampai Rafendra tertarik sama cewek lain lo jangan salahin gua" Ucap Mei.
"Lo jangan bilang kayak gitu ngapa Mei" Ucap Kristina yang mulai sedih lagi. "Terserah lo aja Na, ini jangan lupa di cek dan di tanda tangani semua berkas berkas penting gua balik keruangan dulu" Ucap Mei yang kemudian berjalan keluar ruangan Kristina.
Didalam ruangan Kristina yang memang sudah malas karena Mei tadi menjadi tidak fokus dalam memeriksa berkas berkas dan sesekali dia melihat Rafendra dari dalam ruangannya itu.
Selang beberapa saat ada staf perempuan yang mendekati Rafendra pun dilihat secara langsung sama Kristina. Didalam hatinya ada rasa cemburu dan sakit kalau melihat Rafendra dekat dengan wanita lain, tapi dia gengsi untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu.
"Kenapa sih pada caper semua sama dia, dia juga kenapa di tanggapi" Gerutu Kristina didalam ruangannya. "Ishhhh itu lagi kenapa pada ngumpul di meja Rafendra" Kristina yang kesal karena Rafendra terus terusan di kerumuni cewek cewek.
Disisi lain.
Rafendra yang memang sedang fokus kerja tiba tiba di samperin Asti salah satu teman kerjanya. "Fen, gua mau tanya ini cara menyelesaikannya gimana ya?" Tanya Asti yang mendekatkan tubuhnya ke arah Rafendra.
"Oh ini caranya itu begini, ini di selesain dulu baru kamu kerjain yang ini, nah setelah selesai ini kamu baru bisa jumlah totalnya" Penjelasan Rafendra. Asti yang di jelaskan Rafendra hanya mengangguk saja.
"Oh iya iya, terus kalo bagian ini Fen gua bingung" Tanya Asti lagi sambil menarik kursi ke samping Rafendra. "Mana Ti?" Tanya Rafendra kembali.
"Ini Fen" Ucap Asti sambil menyempatkan pundaknya ke Rafendra. "Oh ini to, kalau ini kamu cuma mencari jumlah yang dijual saja nah datanya di ambil dari data yang disini" Ucap Rafendra.
Asti memiliki perawakan tinggi 170 cm memiliki tubuh yang proposional layaknya model dengan rambut panjang sebahu dengan mata yang menawan dan bibir tipis.
"Oh iya iya Fen, makasih ya oh iya nanti kalau gua enggak tau lagi gua tanya ke lo ya" Ucap Asti. "Lah bukannya kamu lebih duluan disini seharusnya kamu lebih paham dong dari aku" Tanya Rafendra yang bingung dengan Asti.
"Hehehehe tapi pemahaman dokumen dokumen ini lebih bagus lo Fen" Ucap Asti yang memang sengaja untuk mendekati Rafendra karena dia memang sedari awal tertarik dengan Rafendra.
"Hemmm ya udah nanti tanya aja, aku juga baru belajar" Ucap Rafendra dengan senyuman di wajahnya. "Siap terimakasih ya" Ucap Asti sambil mengedipkan matanya lalu pergi dari meja Rafendra.
Didalam ruangan
Kristina yang melihat itu terbakar api cemburu langsung saja dia memanggil Rafendra dengan speaker yang terpasang diruangan public relations itu. "Halo Halo, untuk Rafendra Wijaya Kusuma tolong segera menemui saya diruangan saya terimakasih" Ucap Kristina.
"Lah itu bu bos kenapa manggil aku, perasaan aku enggak ngelakuin kesalahan apa pun?" Batin Rafendra. Kemudian Rafendra berjalan masuk ke ruangan bosnya itu. "Permisi bu" Ucap Rafendra sambil membuka pintu ruangan bosnya.
"Hemmm, duduk disini" Ucap Kristina sambi menunjuk kursi dipannya. Rafendra yang melihat itu pun menuruti perintah bosnya itu.
"Saya ada salah ya bu?" Tanya Rafendra yang sudah duduk didepan Kristina. "Banyak" Ucap Kristina dengan singkat. "Mei bawakan laptop ke ruangan saya dan berkas berkas yang harus diselesaikan Rafendra" Ucap Kristina melalui telephon.
Setelah beberapa saat Mei masuk keruangan Kristina dengan membawa laptop dan berkas berkas Rafendra. "Lo itu ya ngapain juga harus bawain berkas Rafendra kesini" Tanya Mei yang kesal dengan sikap bucin sahabatnya itu.
"Udah lo diem aja, kalau udah taruh di meja itu dan lo kembali keruangan" Sahut Kristina sambil menunjuk ke arah sofa. Mei yang mendengarkan itu memutar bola matanya karena malas dengan sahabatnya itu.
"Ini, gua balik keruangan dulu" Ucap Mei yang langsung keluar. "Maaf Bu bos ini masuknya apa ya kok berkas saya dibawa kesini?" Tanya Rafendra yang kebingungan.
"Mulai sekarang lo kerjain semua tugas lo diruangan ini" Ucap Kristina yang membuat Rafendra makin kebingungan. "Hah maksudnya gimana ya bos?" Tanya Rafendra.
"Maksudnya lo sekarang kerja di ruangan ini biar lo gak ganjen dan godain cewek cewek di lantai ini" Sahut Kristina yang masih terbakar api cemburu.
"Hah siapa yang ganjen sama cewek di lantai ini bos, kan saya cuma karna dari tadi" Ucap Rafendra yang tidak mau mengalah. "Diem, pokonya lo kerja diruangan gua mulai sekarang dan itu tempat kerja lo titik tidak ada protes Protestan" Ucap Kristina dengan tegas.
"Hahhh ada apa sih Na, kamu hari ini agak beda gitu?" Tanya Rafendra yang heran dengan sikap Kristina. "Enggak tau, lo diem aja dan kerja sana di sofa" Ucap Kristina dengan ketusnya.
"Hahhh ya udah, kalau gitu aku lanjut kerja" Ucap Rafendra yang berjalan menuju sofa untuk menyelesaikan kerjaanya. Selama Rafendra kerja Kristina terus menerus curi curi pandang ke arah Rafendra.
Rafendra yang menyadari itu cuma diam saja dan fokus kerja, karena dia berharap setelah kerjaanya selesai dia bisa keluar dari ruangan bosnya itu. Selama diruangan Kristina Rafendra sangat tidak nyaman karena sikap dingin Kristina ke dirinya.
Setelah beberapa jam bekerja akhirnya sampai juga waktu istirahat makan siang. Rafendra yang tadi mendapat WA dari teman temannya untuk mengajak dia makan dikantin karena Rafendra berhutang penjelasan kepada teman temannya kerena kemarin dia tidak pulang ke kos.
"Lo mau kemana?" Tanya Kristina yang melihat Rafendra berdiri dan berjalan keluar. "Saya mau makan siang di kantin bu, bu bos mau ikut?" Tanya balik Rafendra ke Kristina.
Kristina yang berpikir sebentar akhirnya memutuskan ikut karena dia takut Rafendra diganjenin cewek cewek di kantin. "Tunggu gua ikut" Sahut Kristina yang melihat Rafendra sudah mau keluar dari ruangannya.
"Iya udah ayo" Ucap Rafendra sambil membuka pintu ruangan bosnya itu. Rafendra dan Kristina akhirnya keluar bersama sama dan kejadian itu sontak menjadi gunjingan karena bos perusahaan dan seorang karyawan laki laki keluar bersama sama dari ruangan bosnya itu.
Sesampainya di lift mereka kemudian turun ke lantai dua dimana kantin berasa salam didalam lift mereka hanya diam saja tanpa ada obrolan sama sekali. Setelah sampai Rafendra dan Kristina langsung menuju kantin dan Rafendra melihat teman temannya sudah duduk di satu bangku yang berada didepan penjual makan serba penyetan.
Rafendra yang melihat itu kemudian menyamperin teman temannya itu. "Kalian udah lama menungguku?" Tanya Rafendra. "Enggak sih Fen, baru aja lima menit oh ya kamu mau pesan apa?" Tanya Zaki.
"Aku samain aja sama kalian" Jawab Rafendra. "Oke, kalau bu bos mau makan apa?" Tanya Zaki kepada Kristina.
"Saya sama aja kayak kalian biar mudah pesennya" Ucap Kristina. "Bentar deh bu, bu bos kok enggak di meja sendiri aja takutnya nanti ada yang gosipin bu bos kalau dekat dengan kami" Ucap Rafendra.
"Lah emang kenapa kalau saya gabung sama kalian toh ini perusahaan saya, kalau mereka pengen gosipin saya ya saya enggak peduli lah" Ucap Kristina yang kemudian duduk di samping Rafendra.
"Hahhh ya udah terserah bu bos aja" Ucap Rafendra. Ahmad, Fikri, Zaki dan Sherly pun terheran heran dengan sikap bosnya itu seperti sudah tidak mau jauh dengan Rafendra.
"Udah lah Fen hitung hitung biar aku enggak cewek sendiri disini, kan bu bos bisa ngobrol sama aku" Sahut Sherly. "Nah itu sherly paham dari pada lo" Ucap Kristina sambil menyindir Rafendra.
"Ya ya terserah kalian saja" Ucap Rafendra. "Oh iya Fen kamu semalam kemana kok enggak pulang ke kos?" Tanya Ahmad. "Rafendra semalam dirumah saya karena mama saya meminta saya dan Rafendra buat menginap" Sahut Kristina.
"Bu bos maaf ni ya kan yang ditanya saya kenapa bu bos main sahut aja" Ucap Rafendra. "Lah suka suka saya dong, kan nanti penjelasan darimu juga sama saja kan?" Ucap Kristina.
"Iya sih" Ucao Rafendra yang bener bener bingung dengan sikap Kristina. "Hahahaha kalian berdua ini ya udah kayak pasangan yang lagi marahan" Ucap Fikri dengan sepontannya.
"Hahhhh A-Apa pacar?" Ucap Kristina yang gelagapan karena dia dikira pacaran dengan Rafendra. "Fik sekali lagi mulutmu itu bicara yang enggak enggak aku pukul itu mulut" Sahut Rafendra.
"Hahahaha bercanda bercanda Fen, mana mungkin bu bos suka sama kamu ya kan bu?" Tanya Fikti. Sinta mereka semua meliah ke arah Kristina dan mendapati muka bosnya iti memerah.
"Aduhhh Zak, fiks ini ada yang jatuh cinta sama temen kita" Ucap Ahmad yang melihat itu. "Hah maksud kalian siapa?" Tanya Rafendra yang tidak peka dengan situasi.
"Udah lah Fen, nanti kamu juga bakal tau dengan sendirinya ya kan bu?" Ucap Sherly. "Emmm ehhh iya Sherly" Ucap Kristina yang masih malu malu. Setelah beberapa saat obrolan mereka terhenti karena pesenan makanan mereka datang.
Mereka ber enam memutuskan untuk makan terlebih dahulu karena perut mereka bener bener lapar karena kerja seharian. Kristina yang duduk disamping Rafendra hanya malu malu sendiri karena ucapan teman teman Rafendra sampai dia salah tingkah terus menerus.