NovelToon NovelToon
Doris Hart 2

Doris Hart 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perperangan / Cinta Murni
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....

Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.

Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....

Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?

Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?

Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.

Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊

happy reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cloe

Jemarinya menghapus sisa-sisa air matanya, lalu perlahan dia lepas pelukannya itu, sampai terlihatlah oleh Thorn betapa lemas nya kini anaknya itu.

Dan perlahan Thorn mendekatkan telinganya pada mulut Doris, saat Doris mengisyaratkan bahwa dia akan berbicara.

"Tolong bawa aku ke Montroseis...." ucap Doris dengan sangat lirih yang hampir tak terdengar.

Thorn yang merasa tak tahu dimana Montroseis, dia pun menoleh kanan, kiri. Mencari orang yang dia rasa tahu letak Montroseis.

Tapi saat Thorn melakukan hal tersebut, Doris pun kembali berbisik, seolah tahu bahwa Thorn kini kebingungan.

"Aku akan memberitahukan dimana letaknya...." ucap Doris lagi, dengan lebih lirih dari sebelumnya.

Thorn pun langsung berdiri dan memapah Doris. Sedangkan orang-orang lain yang melihatnya, tanpa bertanya ini dan itu, mereka langsung mengikuti dari belakang.

Setelah sampai di tempat yang Doris katakan, berapa terkejutnya pada penduduk hutan Montrose. Karena yang mengetahui adanya Montroseis hanya Raja Attila, dan sepengetahuan mereka Raja Attila menghilang sebelum mengenalkan tempat-tempat rahasianya pada Raja baru, Raja Doris.

"Bagaimana anda tahu, Raja. Tentang hutan ini? Dan sungguh! Sebelumnya kita tidak pernah tahu ..." tiba-tiba salah satu dari seluruh penduduk hutan Montrose bertanya.

Mendengar pertanyaan dari rakyatnya, Doris pun menyunggingkan senyum. Dan dia tidak menjawab, tapi malah menyuruh rakyatnya membersihkan diri.

"Hen! Sudahlah... Lebih baik sekarang merendam lah ke dalam air sungai itu, bersihkan diri kalian...." ucap Doris, lirih. Namun mampu terdengar oleh seluruh penduduk hutan Montrose.

Thorn pun dan yang lainnya juga ikut merendam ke dalam air sungai. Dan sambil menggosok-gosok tubuh dengan jemari, diam-diam Doris melirik ke arah Cloe. Orang sejak pertama dilihatnya, begitu dia curigai. Siapa sebenarnya dia.

Namun, saat tiba-tiba Cloe menatapnya, dia segera mengalihkan pandangan.

"Bagaimana ayah bisa datang?" tanya Doris, berusaha mengalihkan pikirannya.

"Houdynn yang membawaku kesini...."

Mendengarnya, kini pikiran Doris benar-benar teralihkan. "Dan mengapa Houdynn juga kesini, ayah?"

"Awalnya dia hanya ingin silahturahmi, dia mencari mu. Tapi, saat ayah berkata bahwa kau ada disini, seketika itu di tahu kau dalam masalah besar."

"Bagaimana dia bisa tahu ayah?"

"Ayah juga tak tahu, dia tahu darimana. Dan...ayah diminta untuk menemani dia kesini, karena dia sangat yakin kau membutuhkanku...."

Doris mengangguk paham, lalu dia sedikit mendekati, "Lalu dengan lelaki itu ...?" sambil mengisyaratkan dengan tatapan matanya, bahwa yang dia maksud adalah Cloe. "Apa ayah mengenalnya?"

Thorn menggeleng, "Saya tidak tahu.... tapi, saat awal kita datang kesini, Houdynn dan dia terlihat begitu dekat."

Mendengar pernyataan Thorn, Doris pun langsung menatap tajam Cloe. Dan terlihatlah oleh Doris, keakraban antara Houdynn dan Cloe, yang saling membantu satu sama lain membersihkan diri dari kotoran dan cipratan darah.

...****************...

Suasana malam yang seperti biasa kembali, tidak ada salju dan segala hal yang terasa membekukan. Kini yang ada ketenangan di tengah-tengah hutan, suara jangkrik yang bersahutan pun terdengar begitu merdu, meski hanya satu hari satu malam penduduk hutan Montrose kehilangan suasana itu, tapi tetap hal itulah kini yang paling dirindukan.

Malam hampir berada di puncaknya, seluruh penduduk kini sedang melepas lelah di atas pembaringan, setelah menghadapi badai yang begitu menghancurkan, yang lamanya bagaikan satu Minggu, padahal hanya sehari semalam. Dan juga setelah mengikuti acara penguburan jasad Alfred, sesuai membersihkan diri di sungai Montroseis.

Tapi meski begitu, masih ada beberapa yang terjaga. Tak terkecuali juga Doris. Kini dia sedang membaringkan tubuhnya di bawah langit yang bertabur bintang-bintang, di atas rerumputan dan dia berada di tengah tempat yang jauh dari keramaian. Tempat persinggahannya pun jauh di belakang sana. Karena kini dia benar-benar ingin sendiri, dan tak sedikitpun gelap disekitarnya itu membuatnya takut. Meski tiada henti pula suara burung hantu terdengar.

Sedangkan dari kejauhan, dua mata menatap heran pada Doris, dan berkali dia menggelengkan kepala. "Lebih baik aku bertanya langsung pada Raja Doris!" pekiknya dalam hati.

Perlahan dia pun melangkah mendekat. Namun saat jaraknya berada telah tinggal dua langkah lagi, langkahnya langsung berhenti. Saat dia mendengar rangkaian kata-kata indah dari sang raja.

"Wahai matahari ku, wahai pujaanku....

Adakah kau disana sedang memikirkan ku juga?"

Doris menarik napas dalam sejenak, lalu menghembuskan nya lembut. Sedangkan Cloe, orang yang kini sedang mendengarkan kata-kata Doris, dua semakin menikmatinya. Dia pun duduk di atas rerumputan, tatapannya semakin menatap sang raja, seolah membayangkan apa yang dibayangkan oleh Doris.

"Wahai mata biru, wahai kekasihku...

Akankah kau marah dengan kepergian ku?

Atau bingung kah kau mencariku?

Dan... Kesepian kah kau tanpa diriku?"

Dan tanpa terasa setetes bening jatuh di pipi, Doris langsung mengusapnya.

"Wahai Uzda ku....

Semoga semua yang ku bayangkan

Tak pernah menjadi nyata....

Dan semoga burung-burung yang beterbangan

Di kubah Masjid Al-'Alam,

Sesekali menjelma sebagai diriku

Agar kau tak merasa kesepian

Meskipun tanpa adanya aku ...."

Namun seolah percuma Doris mengusap air matanya, karena kini Doris pun semakin tersedu. Rindu di hatinya kini terlalu menyiksanya, meski dia tahu baru akan satu hari dia tidak melihat Uzda, hanya satu hari.

Dan tanpa terasa pula, saat Cloe berkedip, satu tetes air mata membasahi ujung matanya, "Hah?! aku menangis?!" pekik Cloe dalam hati.

Perlahan dia menggeleng. Mendengar kata-kata Doris dia begitu terharu. Dan dia mengakui, baru kali ini dia menangis tersedu setelah sekian lama mulai saat dia pergi dari rumah.

"Oh, Raja! Bolehkah aku ikut dalam kesendirian anda...."

Tiba-tiba terdengar pertanyaan yang ditujukan padanya, Doris pun langsung terkesiap, dan betapa terkejutnya Doris setelah tahu siapa orang yang kini duduk berjarak dua langkah di belakangnya itu.

"Berapa lama kau duduk disana?" tanya Doris, tanpa menjawab pertanyaan Cloe.

Cloe langsung menyunggingkan senyum, "Setiap kata-kata anda mengandung makna mendalam, andai bila dibeli, emas pun tak bisa mengimbanginya...." ucap Cloe. Seketika Doris langsung mengalihkan pandangannya ke langit dan kembali membaringkan tubuhnya di atas rerumputan.

"Katakanlah apa yang kau inginkan!" ucap Doris, kemudian.

Cloe pun tersenyum senang, lalu ikut membaringkan tubuhnya di samping Doris.

"Bukankah Raja tidak mengenal namaku? Mengapa Raja langsung berkata, 'Katakan lah apa yang kau inginkan?' "

"Nama tak begitu penting, tapi bila kau mau katakan saja siapa namamu, juga data lengkap mu!" lalu sambil menoleh pada Cloe,

"Karena sebelumnya aku belum pernah mengenalmu...." ucap Doris.

Cloe mengangguk paham, "Kematian kak Alfred memang telah membuat Raja tidak tahu segalanya, padahal segala pertanyaan selama Raja pulang hanya kak Alfred yang bisa menjawab...." ucap Cloe.

Seketika mendengarnya, Doris langsung menatap tajam Cloe, "Apa maksud yang kau ucapkan?!"

"Saat kak Alfred datang ke kota Oak Park, Illionis. Sebelumnya aku datang di hadapan kak Alfred. Aku berkata ingin bertemu dengan pemimpin hutan ini....dan, saat kak Alfred mencari Raja, dia tidak menemukan satu pun dari dua Raja. Awalnya aku bingung, tapi kak Alfred menjelaskan bahwa di hutan ini telah mengangkat Raja baru ..."

Cloe berhenti sejenak, dia bangun dari rebahannya. Lalu melanjutkan. "Dan saat malam berada di puncaknya, saat itu juga kak Alfred memutuskan untuk menyusul Raja, sebelum berangkat dia mengatakan padaku, "Aku akan mencari rajaku, jangan anggap ini ku lakukan karena permintaan mu, tapi ini ku lakukan karena hutan ini sedang dalam kehampaan tiada Raja satu pun. Dan... Aku ingin kau menjadi pengganti ku menjaga hutan ini selama aku menyusul Raja!" sejak saat itu aku menjadi bingung. Aku pun merenung di tempat ini, sama seperti yang raja lakukan sekarang. Menatap bintang-bintang, namun sebenarnya pikiran melayang. aku baru sadar, bahwa baru kali ini aku mendapatkan begitu besar pengalaman setelah sekian lama aku hanya menyusuri jalan tanpa arah, pergi dari rumah untuk berkelana."

Cloe kemudian berhenti sejenak, dia menatap Doris, "Dan raja tahu? betapa terkejutnya aku saat tahu ternyata kakakku teman raja! terlebih saat dia mau menunjukkan keasliannya di depan seluruh penduduk hutan ini...." perlahan Cloe menyunggingkan senyum dan menggeleng,

"Dan aku tak percaya, ternyata Kakakku salah satu keluarga yang ku miliki begitu merindukan ku...."

Tiba-tiba jemari Cloe bergerak mengusap air mata yang tanpa dia sadari membasahi pipinya.

"Dah Raja tahun?" Cloe tetap melanjutkan, meski kini dia berkata sambil tersedu.

"Saat aku mendengar pengakuannya, aku tak mampu berkata-kata indah seperti yang Raja ucapkan tadi... Aku sangat menyesal pergi jauh dari rumah tanpa izin kak Houdynn....aku menyesal...."

Setelah lama saling terdiam, Doris pun bangun dari rebahannya dan kemudian beranjak. Sambil berkata, "Sudah begitu larut, tidur lah!" ucap Doris.

Cloe hanya melihati Doris yang semakin menjauh.

...****************...

1
Sholahuddin Bara
bagussss
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
baguss author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
👍👍 bagus author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 😊
Sholahuddin Bara
bagus banget
Sholahuddin Bara
bagus banget author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus banget 🤗
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻
Sholahuddin Bara
sangat bagus author👍
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author Semakin penasaran nihh/Hey/
Sholahuddin Bara: wkwkwkwk pdo
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: gk seh GK tak Moco🤭🤭
total 3 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻👍🏻😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻♥️
Sholahuddin Bara
😎👍👍👍
Sholahuddin Bara
bagus author👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!