NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tengkorak Iblis

"Mereka siapa? Kenapa semua orang pada ketakutan?" gumam Wira sembari memperhatikan beberapa wajah segerombolan pria berkuda di tengah pasar.

Orang-orang di pasar sama sekali tidak ada yang berani membuka suara. Wajah mereka seperti ketakutan dan mereka hanya bisa patuh dengan titah yang baru disampaikan oleh salah satu pria berkuda tersebut. Setelah pasukan berkuda itu pergi, semua penduduk yang ada di pasar langsung saling berbisik.

"Apa orang-orang tadi dari kerajaan?" tanya Wira kepada pedagang yang tadi berdebat dengan tiga bidadari. "Sepertinya anda tadi takut sekali dengan kedatangan orang orang itu? Harusnya kan anda senang? Bukankah anda ingin menjual bulu angsa emas itu kepada mereka?"

Mendengar rentetan pertanyaan yang tiba tiba Wira ucapkan, membuat pedagang itu mendengus kasar. "Mereka bukan dari kerajaan. Mereka itu orang orang dari kelompok tengkorak iblis."

"Tengkorak iblis? Apa itu?" tanya Wira. Rasa penasarannya pun mulai muncul.

"Tengkorak iblis itu kelompok pemuja iblis dan suka melakukan kejahatan. Mereka berasal dari wilayah sebelah barat. Mereka sebenarnya pernah kalah saat melawan kerajaan, tapi entah kenapa, mereka masih saja membuat ulah. Harusnya sih tengkorak iblis sudah dibubarkan, tapi karena banyak orang dari kalangan bangsawan dan juragan yang menggunakan jasa mereka, jadi ya tengkorak iblis masih bertahan," terang si pedagang.

Wira nampak manggut manggut tanda mengerti. "Terus, kenapa anda tadi tidak mengakui kalau anda memiliki bulu angsa yang mereka inginkan?"

Pertanyaan Wira kali ini membuat si pedagang terkesiap. "Saya tidak sudi memberikan bulu itu kepada mereka. Lebih baik saya memberikan bulu angsa kepada raja, karena sudah jelas saya akan mendapat imbalan yang cukup besar. Kalau memberikannya kepada mereka, saya tidak akan mendapatkan apapun."

Mendengar jawaban pedagang yang nampak menggebu gebu, Wira sontak saja menyeringai. "Seandainya ada yang melapor kepada kepala tengkorak iblis kalau anda memiliki bulu angsa emas, bagaimana?"

Deg!

Si pedagang seketika terperangah. Matanya sedikit melebar, menatap tajam ke arah Wira yang sedang tersenyum licik. Entah apa yang dipikirkan si pedagang, seketika wajah pria itu terlihat panik.

Sedangkan tiga bidadari dan juga Nenek hanya menatap heran kepada Wira. Mereka bertanya-tanya, apa yang sedang direncanakan Wira.

"Apa anda sedang berusaha mengancam saya?" tanya si pedagang. Sepertinya dia tahu tujuan Wira mengatakan hal itu.

Biar bagaimanapun pedagang itu tahu, bagaimana sepak terjang orang orang dari kelompok tengkorak iblis. Bisa saja, nyawa si pedagang dan anggota keluarganya melayang secara mengenaskan gara gara bulu angsa itu.

"Loh, siapa yang mengancam?" Wira malah melempar pertanyaan dengan wajah tidak berdosanya. "Saya kan cuma memberi tahu. Apa lagi di sini, banyak orang yang melihat anda memiliki bulu angsa emas yang tadi dicari gerombolan tengkorak iblis. Bisa saja kan, diantara mereka ada yang diam diam melapor?"

Si pedagang mendengus, sedangkan para bidadari tersenyum begitu mendengar ucapan Wira. Sepertinya mereka sudah menangkap maksud dari semua perkataan Wira kepada si pedagang.

"Maka itu, Tuan," Dewi Biru ikut membuka suara. "Daripada anda kehilangan nyawa karena tengkorak iblis, bukankah lebih baik saya bayar bulu Angsa itu?" cetus Dewi biru antusias.

"Nah, benar itu!" Dewi Hijau ikut bersuara. "Lagian ya, Tuan, kalau ada juragan yang tahu anda memiliki bulu angsa emas, bisa saja juragan itu juga akan merebutnya kan? Bisa jadi juragan yang meminta upeti, memaksa anda menyerahkan bulu angsa itu? Yang untung siapa? Pasti juragan bukan? Dia pasti akan cari muka kepada raja dengan menyerahkan bulu Angsa itu."

Si pedagang langsung melongo, menatap orang orang di depan lapaknya secara bergantian. Dari sikap yang dia tunjukkan, jelas saja kalau dia memikirkan ucapan Wira dan tiga bidadari yang memang ada benarnya.

Si pedagang memang ingin menyerahkan bulu itu ke raja, tapi tidak mungkin dia yang akan menyerahkannya secara langsung. Yang pasti itu akan melalui orang besar di kampungnya sebagai perantara.

"Sudahlah, Tuan, tidak perlu banyak berpikir," ucap Wira lagi semakin memprovokasi. "Lebih baik, anda serahkan saja bulu Angsa ini kepada kami. Setidaknya, dengan menyerahkannya kepada kami, anda dan keluarga anda akan aman, baik dari tengkorak iblis maupun dari juragan yang memaksa meminta upeti."

Ucapan Wira dan tiga bidadari, sukses membuat pedagang dilema. Dalam benaknya, pedagang itu mengakui, kalau apa yang dikatakan orang orang itu adalah kebenaran.

"Baiklah, berapa harga yang berani kalian bayar untuk bulu angsa emas itu?" pertanyaan dari pedagang seketika membuat senyum tiga bidadari terkembang dengan sangat lebar.

Beberapa saat kemudian.

"Akhirnya, bulu kedua berhasil kita dapatkan," seru Dewi Biru disela sela perjalannya pulang menuju rumah. Dia dan bidadari yang lain terlihat sangat senang karena berhasil mendapatkan bulu angsa emas.

"Memang berapa lagi, bulu angsa emas, yang harus kalian temukan?" akhirnya satu satunya wanita tua yang bersama mereka, mengeluarkan suaranya setelah tadi lebih banyak terdiam.

"Tujuh, Nek," jawab Dewi Hijau. "Masing masing dari kita, memiliki satu bulu ini."

"Oh ...." jawab sang Nenek. "Memang kalian bisa membedakan bulu itu punya siapa? Nenek perhatikan, bulu itu dengan bulu yang nenek temukan, tidak ada bedanya sama sekali. Darimana kalian tahu kalau bulu itu milik salah satu diantara kalian?"

Pertanyaan nenek sontak membuat ketiga bidadari tertegun. Mereka saat itu juga saling pandang satu sama lain. Mereka tentu saja tidak bisa mengatakan yang sebenarnya kalau bulu itu bisa mengeluarkan cahaya sesuai warna selendang yang di pemilikinya.

"Itu kan barang milik mereka, Nek, pasti mereka lebih tahu, dengan barang pribadi mereka. Yang jelas tahu ada bedanya atau tidak, ya mereka sendiri," ucap Wira tiba tiba.

Melihat para bidadari kebingungan dalam memberi jawaban, dengan sigap Wira langsung berpikir, mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari sang Nenek.

Nenek mengangguk tanda mengerti. Ketiga bidadari sontak merasa lega. "Sepertinya bulu itu memang barang penting," ucap sang Nenek.

"Kalau tidak penting, mana mungkin Raja dan ketua tengkorak iblis menginginkannya. Mungkin saja mereka juga memiliki bulu angsa emas yang kalian cari. Jika tidak, darimana Yang mulia dan ketua tengkorak iblis bisa tahu adanya bulu angsa emas?"

Ucapan sang Nenek kembali membuat para bidadari tertegun. Begitu juga dengan Wira. "Benar juga ya? Jangan jangan, mereka juga menemukan bulu angsa kalian," ujar Wira.

####

Sementara itu di rumah si nenek, empat bidadari yang tidak ikut ke pasar, saat ini sedang menyiapkan makanan untuk makan siang. Meskipun mereka berasal dari langit, tentu saja mereka juga tidak melupakan kodratnya sebagai wanita. Apa lagi mereka saat ini sedang menjalani hukuman, menjadi manusia biasa di muka bumi. Di saat para bidadari sedang duduk melepas lelah, mereka dikejutkan dengan suara yang sangat lantang.

"Kakek Sugi! Keluar kamu!"

1
Aqlul /aqlan
hhhh modus...
Yuliana Purnomo
menang banyak niihh Wira
Yuliana Purnomo
Hajar gerombolan tengkorak iblis,, Leo,,lumayan untuk santapan mu
®agiel
hmmmmm baru satu bidadari ya Thor...
berarti masih ada enam bidadari lagi yang mesti di cairkan...hahahhaa...

dengan keahlian jemarimu itu Thor, bisalah di selipkan nama nama pembaca cowok sebagai tokohnya, pastinya kan kami pasti mengagumi karyamu ini Thor..

Moso yoo cuma tokoh Wira saja toohh...hihihiiiiii ngarep banget sih saya yaaaa...🤭🤭🤭
Hendra Yana
rejeki nomplok kang wira
Aqlul /aqlan
jooosss lanjut...
Aqlul /aqlan
kok cuma stu bab
..hemmm
Aqlul /aqlan
hari ini kok nggak up thorrr...ditunggu
®agiel
waaadduuuhhhh...Thooorr...
wes, tambah lagi kopinya Thor, gulanya dikiiiiitt aja...
🤭
Okto Mulya D.
Wira bisa aja ngerayunya.. menang banyak dehhh kamu.
Okto Mulya D.
Dewi ungu bisa aja nih
Was pray
wira terasa seperti mendapat bintang jatuh saat dewi ungu bilang boleh senjata warisan leluhur masuk sarang.. 😆😆😆
Okto Mulya D.
waduh Wira.. lagi usaha .
Okto Mulya D.
Raja Wiwaha kelihatan nya baik..saingan donk sama Wira..dan ternyata Wira itu bukan anak kandung emak² itu yaa .koq beda sama saudara nya.
Okto Mulya D.
Wira mulai berani yaaa... terus terang...
Okto Mulya D.
tengkorak iblis, kelihatan nya menyeramkan...
Okto Mulya D.
wahhh diem aja Wira rezeki..
Okto Mulya D.
langsung dehh juragan dan kacungnya kabur terbirit-birit...
widy
😱😱😱😱😱
Aqlul /aqlan
lanjut...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!