NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 23 Saling Balas.

Aletta menuruni anak tangga bersama dengan Vallen yang ingin berangkat ke sekolah.

Ternyata di lantai bawah ada Thalia yang bersama Devan dengan keduanya saling behadapan yang ingin berciuman dan hal itu tidak jadi ketika menyadari kehadiran Aletta dan juga Vallen yang terdengar dari suara langkah mereka.

Untung saja Vallen terlalu fokus pada anak tangga namun Aletta sudah sempat melihat hal itu dengan wajahnya tampak kesal atas pemandangan di pagi hari.

"Vallen mau ke sekolah?" tanya Thalia yang sedikit menjauh dari kekasihnya yang mengalihkan suasana sedikit canggung.

Thalia juga mengaku salah yang pasti sangat takut apa yang dia lakukan dilihat oleh Vallen yang masih sangat kecil dan untung saja Vallen tidak melihat dan bisa banyak pertanyaan atas apa yang dia lihat.

Devan menoleh kebelakang dan melihat Aletta. Devan hanya menghela nafas.

"Iya Tante," jawabnya dengan semangat yang sudah sampai menuruni anak tangga.

"Anak pintar! Tante dan Om Devan antar ya!" ucap Thalia.

"Tidak perlu!" Aletta langsung mencegah dengan ketus.

"Bukannya pagi ini kamu ada meeting," sahut Thalia yang memang sebelumnya Aletta sudah meminta izin kepada Thalia untuk mengantarkan Vallen ke sekolah.

"Jika orang dewasa menjadi obat nyamuk kalian, maka itu tidak masalah sama sekali. Tetapi Vallen masih kecil yang seharusnya tidak melihat hal-hal negatif dari kalian!" tegas Aletta.

"Apa kalian berdua ingin mencontohkan hal yang buruk di depan anakku," lanjut Aletta yang benar-benar begitu sangat emosi.

"Aletta aku minta maaf. Aku tidak bermaksud dan tadi aku juga tidak tahu kalau Vallen tiba-tiba datang," ucap Thalia yang juga menyadari kesalahannya.

Tetapi Devan sama sekali tidak peduli dan dia justru tersenyum miring yang sepertinya sangat suka melihat kemarahan Aletta.

"Ayo Vallen kita pergi!" ajak Aletta yang tidak ingin berbicara panjang-panjang dan langsung membawa putrinya itu.

Vallen menurut saja dan sebelum pergi pasti melambaikan tangannya kepada Thalia.

"Mama kenapa membicarakan obat nyamuk?" masih terdengar suara Vallen yang sepertinya ingin mengetahui apa yang dimaksud Aletta tadi.

"Tidak ada!" hanya jawaban itu yang diberikan Aletta yang sangat tidak mungkin menjelaskan secara rinci.

"Aletta sensitif sekali, aku juga mana tahu kalau dia akan datang bersama Vallen," ucap Thalia dengan kesal.

Devan tidak merespon apapun dan hanya melihat kepergian Aletta dan Vallen.

***

Aletta yang berada di dalam lift yang sudah berada di kantor. Saat tangannya ingin memencet pintu lift dan pintu lift itu yang tertutup dan tiba-tiba saja dibuka seseorang yang membuat Aleta melihat dan ternyata itu adalah Devan.

Aletta sudah tidak bisa keluar dari dalam lift. Aletta berusaha tenang untuk laki-laki yang selalu saja mengganggunya itu.

"Kau yang menginginkan semua ini dan kau juga yang akhirnya tidak tahan," ucap Devan dengan sinis yang membuat Aletta menoleh ke arahnya.

"Apa maksud mu?" tanya Aletta.

"Bukankah sudah jelas! jika kau sangat tidak menyukai apa yang aku lakukan barusan bersama dengan Thalia," ucap Devan.

"Hah!"

Aletta mendengus kasar dan menghadap laki-laki yang sangat percaya diri itu.

"Jadi kau sangat bangga melakukan semua itu di depan anakmu. Aku sama sekali tidak peduli apapun yang kau lakukan bersama Kakakku dan lagi pula itu yang aku inginkan agar kau tidak mempermainkan hatinya. Tetapi apakah tidak bisa tidak melakukan itu di depan anak kecil!" tegas Aletta dengan penuh penekanan.

"Kau yang menginginkan agar aku tidak membatasi hubunganmu dengan Vallen, kau yang bersikeras mengatakan bahwa dia anak dan ini yang ingin kau tunjukkan kepada anakmu!" lanjut Aletta.

"Kau menjadikan Vallen sebagai alasan yang padahal kau cemburu melihat aku bersama dengan Thalia!" ucap Devan dengan sangat percaya diri.

"Jangan terlalu percaya diri!" tegas Aletta dengan emosi tersenyum miring.

"Kau tidak bisa bohong Aletta. Aku melihat sendiri ada kemarahan di wajahmu. Sudah dapat dipastikan jika kau tidak menyukai apa yang aku lakukan bersama dengan Thalia!" tegas Devan.

"Jika pada akhirnya kau seperti ini, maka lebih baik untuk menghentikannya Aletta," lanjut Devan.

"Sudah cukup Devan. Kita bukan anak kecil lagi yang harus cemburu ini dan itu. Kau urus saja dirimu dan aku mengurus diriku!" tegas Aletta.

Aletta yang ingin keluar dari lift dan ditahan oleh Devan dengan mencengkeram pergelangan tangannya.

"Apa-apaan sih kamu lepaskan aku!" tegas Aletta.

"Kenapa Aletta menyiksa dirimu sendiri untuk semua ini!" tegas Devan.

Aletta tidak memberikan respon apapun yang hanya ingin tangannya dilepaskan dan sampai pintu lift itu terbuka yang membuat keduanya melihat ke arah depan lift yang ternyata Bayu berdiri di sana.

Aletta yang kaget langsung dengan cepat melepaskan tangannya dari Devan.

"Bayu!" ucap Aletta dengan kepanikan.

Devan menghela nafas.

"Aletta!" sahut Bayu.

Pintu lift yang ingin kembali tertutup dan membuat Bayu buru-buru masuk dan akhirnya mereka bertiga berada di dalam lift tersebut.

"Hmmmm, tadi..." Aletta tampak gugup yang berusaha untuk menjelaskan agar Bayu tidak memikirkan apapun.

"Aku datang ke kantor kamu memang ingin menemui kamu," ucap Bayu yang sepertinya tidak memikirkan apapun dan langsung to the point.

"Oh benarkah!" sahut Aletta yang tersenyum yang berusaha untuk menutupi kegugupannya.

"Aku ingin melanjutkan pembicaraan kita lewat telepon tadi malam," ucap Bayu.

"Oh, oke kita bisa langsung bicara di ruanganku," sahut Aletta.

Lagi dan lagi Devan yang adanya kepanasan melihat kedua orang tersebut yang saling berbicara satu sama lain dan bahkan mengabaikan Devan. Bayu bakan tidak menyapa Devan.

Pintu lift yang terbuka kembali yang membuat Devan keluar begitu saja dengan penuh kekesalan. Aletta tempat melihat kepergiannya namun tidak terlalu memperhatikan karena takut Bayu mencurigainya.

"Ayo Bayu langsung saja ke ruanganku!" ajak Aletta yang membuat Bayu menganggukkan kepala.

***

Bayu cukup lama berada di kantor Aletta dan bahkan mereka melanjutkan untuk makan siang bersama. Banyak sekali yang mereka obrolin tampak terlihat nyaman satu sama lain.

"Kamu tahu saja apa makanan yang paling enak di tempat ini," ucap Bayu.

"Walau aku lama di Luar Negeri. Bukan berarti aku melupakan Restaurant yang menyajikan makanan yang menggiurkan," ucap Bayu.

"Iya-iya deh," sahut Aletta yang kembali menikmati makanan.

"Bayu, Aletta!" makan keduanya harus terganggu ketika kedatangan Thalia bersama dengan Devan.

Mata Devan langsung melihat ke arah Aletta yang lagi-lagi memperlihatkan dengan jelas bahwa dia tidak menyukai keakraban itu dan sementara Aletta sudah mulai tidak nyaman.

"Thalia kamu ada di sini juga?" tanya Bayu.

"Aku dan Devan kebetulan ingin makan siang," jawab Thalia.

"Kalau begitu kita makan siang saja bersama-sama," sahut Bayu menawarkan.

"Apa tidak akan mengganggu kalian berdua?" tanya Thalia.

"Kenapa harus mengganggu, kita bukan orang asing yang tidak saling mengenal, bukan begitu Aletta?" tanya Bayu melempar pada Aletta yang membuat Aletta hanya mengangguk dengan tersenyum terpaksa yang pasti sebenarnya dia tidak ingin satu meja dengan Thalia dan Devan.

"Tapi tidak deh! Kami berdua tidak ingin mengganggu orang yang sedang PDKT. Jadi kalian makan saja. Benarkah sayang," ucap Thalia melihat ke arah Devan.

"Jika mereka berdua tidak keberatan kita bergabung. Tidak ada salahnya untuk makan bersama mereka," jawab Devan yang ternyata setuju dan hal itu membuat Aletta langsung melihat ke arah Devan. Apalagi jika laki-laki itu tidak sengaja melakukannya.

"Baiklah kalau memang tidak ada yang keberatan," sahut Thalia.

Bersambung......

1
Yuki Kim
menarik
Yuki Kim
semamgat thor. semoga bisa update semakin byk ya. dan ceritanya semakin seru. biar rankingnya bisa naik
mbok Darmi
lebih baik kabor lagi aja arleta jauhi devan biar kamu dan kakak mu tdk berhubungan lagi dgn devan sama sekali laki2 pecundang ngga perlu diberikan kesempatan
mbok Darmi
yakin thalia akan tunangan dgn devan ? gimana reaksi devan saat tau arleta punya anak perempuan cantik yg mirip dengan devan? ngga curiga kah devan dengan anak arleta
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!