keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Ma baju aku yang ini kok masih bau? bekum di cuci ya? Rengek Ita kepada bu Linda yang sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan.
" Iya mama belum nyuci jadi kamu baju yang ada sajalah jangan banyak protes." Jawab bu Linda yang sedang menggoreng telur sedangkan Ayu dia sedah nyapu dan ngepel.
"Aduuuh kenapa lantai nya basah sih." Angga hampir terpeleset saat dia keluar dari kamarnya karena lantainya baru di pel sama Ayu.
"Kenapa Angga." Tanya bu Linda karena mendengar Angga berteriak.
"Aku hampir jatuh..... mbk Ayu ngepel apa nyiram lantai kenapa basah sekali dan licin." Gerutu Angga sambil berjalan pelan menuju meja makan.
"Maaf.... habisnya mbk udah lama gak ngerjain pekerjaan rumah kayak gini." Jawab Ayu yang memang selama ini dia cuman mengasuh Saka itupun yang sering mengasuh Saka adalah Doni.
"Ya sudah kamu sarapan dulu." Ucap bu Linda sambil memberikan sepiring nasi dan telur ceplok kepada Angga.
"Makan sama telur ceplok doang ma?" Tanya Angga.
"Ya mau makan sama apa lagi? mama bangun kesiangan lagian siapa suruh kamu minta mama masak." Jawab bu Linda membuat Angga mau tak mau memakan sarapannya.
Padahal Keira seorang diri mampu menyiapkan beberapa menu sarapan belum lagi di dapur bersih, pakaian dan rumah juga bersih lantai tak akan licin dan basah seperti ini, sejenak dia memikirkan sang istri betapa kerepotan nya selama ini. Tapi dia tidak mengeluh hanya beberapa hari ini saja dia merajuk karena sang mama yang selalu mencari ribut kepada Keira.
"Kenapa melamun?" Tanya bu Linda.
"Gak apa-apa." Jawab Angga kembali menyuapkan sarapannya ke dalam mulut.
"Bagaimana apa kau sudah pikirkan tentang masalah mobil semalam?" Tanya bu Linda kembali membahas masalah mobil kepada Angga.
"Angga harus bicarakan dulu dengan Keira ma.... terus apa mas Doni mampu nanti bayar cicilannya atau tidak. Harus pikirkan baik buruknya dulu ma apalagi pengeluaran kita banyak." Jawab Angga membuat bu Linda tidak puas.
"Tapi Ga, dengan mas Doni jadi driver online kan dia bisa membantu keuangan kita masak kamu perhitungan sekali sih sama kakak sendiri..... padahal dulu kaka juga kerja sebelum menikah buat biaya kamu sekolah kamu sampai SMA." Ucap Ayu mengungkit jasa dirinya saat dulu membantu biaya sekolah adiknya karena dulu memang hidupnya serba kekurangan sedangkan Doni hanya diam saja di sofa sambil menggendong anaknya.
"Nanti aku bicarakan dulu dengan Keira mbk..... aku berangkat dulu." Pamit Angga.
Angga memilih menghindari daripada harus berdebat dengan mama dan kakak nya yang pasti tidak ada habisnya. Angga masuk ke dalam mobil yang di berikan pihak kantor sebagai fasilitas karena jabatan dja sebagai manajer, sedangkan Keira dia menggunakan motornya sendiri dia beli motor sewaktu dia masih kerja dan belum menikah dengan Angga.
Dan ada satu motor lagi merk Xx yang di beli secara kredit untuk adiknya yaitu Ita karena dia terus merengek minta di belikan motor sehingga pengeluaran Angga semakin besar, dan sekarang ibunya merengek minta di belikan mobil yang harga jauh lebih besar untuk kakak iparnya membuat kepala Angga tambah pusing.
"Pagi pak Angga..." Ucap karyawan yang berpapasan dengan Angga di lobi.
"iya pagi." Jawab Angga sambil berjalan masuk ke dalam ruangannya Angga sambil memijat pelipisnya dia teringat kembali semua yang terjadi semalam.
"Apa aku keterlaluan sama Keira?" Batin Angga sambil duduk termenung di kursinya.
"Aku harus minta maaf padanya dan merayu dia kembali karena tak mungkin aku membelikan mas Doni mobil sesuai keinginan mama bahkan untuk DPnya saja pasti mahal bisa habis uang ku. Apa aku minta Keira buat gadaikan sertifikat rumah saja ya? apa mungkin dia mau? udahlah aku pikirkan nanti." Batin Angga sambil berfikir kepalanya terasa sakit dan ingin meledak.