orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang tua Alvaro Marah
"Gimana?", tanya Alvaro
"Teman gue lagi ada perjalanan bisnis, dan katanya nggak bisa diganggu"
" Argh !", Alvaro mengacak rambutnya frustasi
sekarang dia harus apa?
"Lo udah bilang pada anak buah Lo untuk mencari Ana?", tanya Bobby
" Shit! gue nggak kepikiran ke situ", obat Alvaro pada dirinya sendiri yang begitu bodoh
"Lo ,boleh galau ,bro. tapi jangan sampai bikin Lo ngelupain segalanya", ujar Rick
"Tumben Lo ", kata Bobby
Alvaro segera menghubungi anak buahnya dan memerintahkan mereka untuk mencari Ana di seluruh penjuru kota.
"Lo ,tenangin dulu pikiran Lo, mandi dulu sono", ucap Bobby
"Gue pergi dulu ya, gue ada pasien hari ini. Tapi elu kalau butuh apa-apa bilang aja sama gue!", lanjut Bobby yang menepuk pundak Alvaro lalu pergi
"Lo ,yakin gue tinggalin",
Alvaro mengangguk
"Ya udah kalau gitu gue pulang, tapi kalau ada apa-apa jangan ragu buat menghubungi gue. gue akan bantu lo sebisa mungkin
"Thanks bro", kata Alvaro yang tersenyum tipis
****
"Ana, bangun kita sudah sampai", kata dani yang membangunkan Ana yang terlelap di dalam mobil.
Kini mereka sudah berada di apartemen. Dani yang melihat Ana yang tertidur pulas sepertinya dia kelelahan. Hingga akhirnya Dani menggendong Ana masuk ke dalam apartemen miliknya.
"Pak, tolong bawakan koper saya dan adik saya"
"Iya mas", jawab sopir Dani
Setelah sampai di apartemen Dani berjalan masuk ke dalam kamar. Ana yang masih terlelap di gendongannya dengan pelan
Dani merebahkan tubuh Ana di atas tempat tidur dengan hati-hati .
Dani mengusap bekas air mata di wajah Ana lalu menyelimuti tubuh Ana .
.
.
Dani mengajak Ana untuk makan malam Setelah Ana bangun dari tidurnya. Lalu mereka berjalan ke meja makan dan duduk berdampingan.
"Makanlah makananmu, Ana "
"Aku tidak lapar, kak", jawab Ana pelan
Pikirannya masih teringat tentang kejadian itu.
"Ana ,tatap mata kak!", ucap Dani
Namun Ana hanya diam Menatap ke arah depan seolah tidak mendengar suara kakaknya.
Dani mendongakkan dagu Ana agar bertatapan dengannya langsung.
"Ana ,ingatlah jika kau tidak sendiri lagi sekarang, kau sedang mengandung anakmu, Jangan bersikap egois hanya karena masalahmu dengan alvaro ,anakmu menjadi imbasnya. kamu harus memperhatikan kandungannya jangan sampai anakmu yang ada di perutmu kenapa-napa", ucap Dani dengan lembut
Ana kembali meneteskan air matanya, dia langsung memeluk Dani dan kembali menangis.
Dia baru ingat saat ini yang sedang mengandung anaknya. Bener juga apa yang dikatakan kakaknya memang benar, dia tidak boleh egois karena saat ini dalam perutnya ada satu nyawa saat ini.
"Bagaimana menurutmu ,kak...", lirih Ana
"Tidak apa-apa ,tapi jangan terus berlarut-larut dengan kesedihanmu itu, kau harus bangkit demi anakmu"
Ana mengganggu lalu memakan makanannya. setelah makan. akhirnya Ana pun menceritakan semua kejadian itu pada kakaknya.
"Bagaimana menurut, kak?"tanya Ana setelah menceritakan semuanya
"Kak ,tidak tahu ,Ana . tapi apa yang kamu ambil keputusan yang menurutmu benar, aku akan selalu mendukung"
"Terima kasih kakak karena kau selalu ada untukku ,kak", kata Ana sambil memeluk Dani
"Itulah gunanya seorang kakak, Ana . dan aku sangat beruntung mendapatkan seorang adik sepertimu"
"Sekarang kita berada di Amerika kan kak?", tanya Ana sambil melepaskan pelukannya
"Iya ,emang kenapa?"
"Ajak aku berkeliling di sini besok", ucap Ana sambil tersenyum senang karena besok dia ingin berjalan-jalan di Amerika yang kini dia berada.
Ana akan berusaha untuk melupakan sebisa mungkin untuk melupakan kesedihannya. demi anaknya yang masih di dalam kandungan.
"Apa pun untuk my little Ana ", jawab Dani sambil mengusap kepala anak dengan lembut
\*\*\*\*
Sejak kepergian Anna ,Alvaro hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar sambil memegang hadiah dari pemberian Ana.
Namun setiap melihatnya membuat Alvaro kembali sedih, dia benar-benar merasa kehilangan Ana.
Hari-harinya terasa sangat hampa apakah hadiran wanita itu yang selalu mengisi setiap waktunya.
"Ana .....kenapa kau harus pergi meninggalkanku? Kenapa kau tidak mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu?", gumam Alvaro
"Apa maksudmu ,Alvaro! Ana pergi Mom meninggalkanku,!", ucap Alvaro ada Mamanya dan papa di ambang pintu
Kini mama dan papanya sudah berdiri di belakangnya . Setelah mendengar ucapan Alvaro mama dan papa terkejut mendengarnya.
"Apa maksudmu Alvaro! Ana pergi !"ucap mama dan Papa yang terkejut mendengarnya
"Apa yang kau lakukan terhadap Ana", lanjut mama kembali berbicara dengan nada keras dan kesal
" Mom.....", ucap Alvaro lirih
"Jawab pertanyaan Mom ,Alvaro!", bentak mama
Separuh memalingkan wajahnya, dia tidak sanggup mengatakan kepada kedua orang tuanya atas kepergian Anna dari rumahnya.
Ana pergi karena kesalahannya.
"Alvaro ,jelaskan apa yang terjadi", ucap mama yang kesal pada Alvaro. Yang hanya diam saja tidak menjawabnya.
Mama merampas sebuah kotak yang sejak tadi dipegang oleh Alvaro. Mama terbelalak saat melihat isi dalam kotak itu.
"Alvaro ,ini...."
Mama tidak mampu melanjutkan ucapannya,ia sangat terkejut melihat nya. Meskipun ia sudah menduga hal ini akan terjadi dari rumah tangga putranya.
"Ada apa ,honey?", tanya papa yang melihat istrinya terkejut lalu dia mendekat
"What !", Papa mengambil isi kotak itu dari tangan mama
"Testpack dan hasil USG! Ana pergi dalam keadaan hamil? Alvaro, kau benar-benar seorang pria brengsek! Bagaimana kau membiarkan Ana pergi begitu saja dalam keadaan hamil!", bentak papa
Alvaro hanya terdiam menunduk kepalanya.
"Jawab Alvaro pertanyaan papa",
"Maafkan aku Mom ,Dad. Aku bahkan baru tahu Jika dia saat ini sedang hamil sudah dia pergi dari ..... ",lirihnya
Alvaro kembali menangis untuk kesekian kalinya kini Alvaro sangat merindukan istrinya. Dia ingin bertemu kembali dan hidup bersama dengan istrinya. Dia bahkan tidak tahu dimana keberadaan Ana saat ini.
"Kau benar-benar bodoh , Alvaro! kau membiarkan Ana pergi darimu dan juga anakmu", ucap Mama dengan nada kecewa dan kesal
Mama merasa kecewa pada Alvaro. Mama segera keluar dari kamar putranya dengan kekecewaan dan rasa sedih yang memenuhi hatinya ,atas perbuatan putranya terhadap Ana.
" Dad.....", lirih Alvaro pada papa
"Ceritakan semuanya Alvaro pada Dad.Apa yang terjadi!", jelas Papa datar
Saat ini dia harus bisa mengontrol emosinya, dia Harus berpikir dengan kepala dingin dan mendengarkan semua penjelasan dari Alvaro.
Kini Alvaro sudah menceritakan semua kejadian waktu itu.
Bugh....
Papa Hendra memukul wajah Alvaro . Setelah Alvaro menceritakan semua masalah yang terjadi.
" Kamu sudah keterlaluan pada,Ana. Kini kau pantas mendapatkan pelajaran yang kau dapatkan selama Ana berada jauh darimu", ucap papa Hendra yang kesal dengan amarah .
" Apa yang kau buat Itu lah yang kau dapatkan. Harus nya kau meninggalkan pacarmu itu dari dulu. Mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Pikiran papa kau sudah putus dari wanita itu !", ucap papa Hendra sambil memijit pelipisnya yang merasa pusing dengan kelakuan anaknya.
Papa Hendra menepuk bahu putranya beberapa kali. Lalu akhirnya keluar menemui istrinya dan mengajaknya pulang agar Alvaro memiliki waktu sendiri untuk memikirkan segalanya.
coba kl Alvaro miskin pasti para pembaca berdoa ana dpt yg lbih krn si laki miskin.
tp krn si laki kaya kn gk mungkin ana dpt yg lbih kaya jd ya rujuk. enth pemikiran yg bgaimana. terlalu lemah perempuan nya, atau terlalu eman krn kaya atau krn terlalu bucin.
tp coba kl si wanita yg salah, pling si laki di dukung untuk dpt jodoh baru.
biasanya begitu sih endingnya