Flower And Alister

Sekarang alea dan zay sedang berada di mansion nya. Sudah setahun lebih hubungan mereka terjalin, Tapi masi belum mendapat restu dari Arka Papah Alea.

Mamah nya sendiri sering bolak balik ke luar negri mengurus bundanya bintang yang masi belum sadar sampai saat ini. Arka juga mengancam Ares papah nya bintang untuk tidak menganggu kehidupan bintang lagi, Kalau ares kembali mengganggu bintang maka arka akan menghancurkan perusahaan Ares.

"Zay, Menurut kamu kata kata nya nisa tuh bener atau enggak?" Tanya alea kepada pacarnya, Alea menyender kan kepalanya di bahu Zay.

"Perkataan nisa benar, Tapi alister juga berhak bahagia, Kamu tau sehancur apa dia saat flower pergi entah kemana" Jawab Zay seadanya. Menurut sudut panjang nya Alister masi pantas mendapatkan kebahagiaan dari wanita lain.

"Kalau misal tiba tiba flower datang kembali gimana?" Ucap alea lirih, Jujur dia masi merindukan sahabat nya itu.

"Aku gak tau pastinya gimana sayang, Menurut aku flower bukan tipikal cewek yang merecoki hubungan orang lain, Apalagi flower sendiri yang meninggal kan alister" Zay mengelus tangan lembut pacar nya.

Alea berdiam, saat mendengar jawaban dari mulut Zay.

Arka dari tadi mendengar percakapan putrinya dengan Zay, "Ck, Pemikiran apa itu" Gumam Arka menatap tak suka Zay.

"Flower pasti punya alasan sendiri kenapa dia pergi tanpa berpamitan sama mereka. seharusnya Alister bisa menunggu Flower sampai hari itu tiba, Bukannya malah mencari pengganti flower. Terlebih lagi itu sahabat nya" Pikir Arka tak habis pikir dengan isi kepala para remaja ini.

Bagaimana arka tau? Karna putrinya sendiri yang cerita.

"Pemikiran seperti itu tidak cocok bersanding dengan putriku, Bagaimana jika putri ku pergi apa lelaki gilak itu mencari perempuan lain seperti teman nya itu" Gumam Arka menolak keras hubungan putrinya.

**********************

Nisa menatap indah nya langit malam, "Ayah.., Ibu...., Nisa kangen sama kalian"

"Pasti kalian sekarang sudah bahagia di atas sana" Lirih Nisa memegangi lututnya.

Nisa Anggraini, Dia sudah tidak memiliki kedua orang tua lagi. Ayah dan ibunya meninggal karna ulah Nisa sendiri yang membuat ayah dan ibunya terkena serangan jantung. Sekarang nisa sangat menyesal ketika mengingat perbuatan nya dulu di masa lalu.

Nisa hidup sebatang kara, Nisa tidak mempunyai teman selain Vino. Nisa juga harus bekerja setelah pulang kuliah untuk mencukupi kehidupan nya.

Nisa masuk ke dalam rumah nya setelah itu tidur.

*****************

Vino dan Nisa keluar dari kelas nya, Mereka berjalan ke kantin ingin mengisi perut nya yang kosong.

Seperti biasa, Nisa melihat ke arah senja dan alister membuatnya menggeram marah. "Hai pelakor" Sapa Nisa semanis mungkin.

Alea berdecak kesal saat melihat kedatangan nisa si biang kerok, "Lo gak capek ngerecokin hubungan senja terus?"

"Gak dong, Yakali nyadari pelakor bikin gue capek" Balas Nisa dengan berani.

Vino menghela nafas kasar melihat sikap nisa yang sudah mulai kumat.

Senja diam menunduk, Ia takut jika berhadapan dengan nisa.

"HEH MUNAFIK, ANGKAT KEPALA LO!! TAKUT LO SAMA GUE? GILIRAN NGEREBUT COWOK ORANG LO GAK TAKUT!!" Sentak Nisa menatap jijik senja. Entah kenapa nisa punya dendam tersendiri dengan senja.

Alister mengepalkan tangannya menatap tajam nisa, Nisa yang di tatap seperti itu tak takut sedikit pun.

"Apa lo!! Mau berantem lo sama gue?" Pancing Nisa menggulung kedua baju nya seolah olah ingin berantem.

Vino dengan cepat mengambil tangan Nisa membawanya duduk di meja. "Sabar!" Tekan Vino.

"Malas!" Nisa merajuk kepada vino, Dia membuang mukanya entah kemana.

Di sisi lain cika dan dua temannya menatap sinis ke arah nisa. "Dasar Caper"

********************

Satu tahun kemudian.

"MOMMY I HOME!!!" teriak seorang gadis menampil kan senyum manis nya Menuruni tangga.

"Flow, Pelan pelan turunnya sayang" Anna takut putrinya jatuh dari tangga, Karna flower berlari saat menuruni tangga.

"Not Flower, Panggil aku Aurora Mom" Balas Flower memanyunkan bibirnya kedepan.

Anna memeluk putrinya, "Siap, Nona Aurora Wijaya" Ucap Sang mommy mencium kedua pipi putrinya.

Cup. Cup.

Sejak satu tahun yang lalu Obat yang di berikan oleh dokter lexa manjur, Bahkan Flower melupakan semua ingatannya. Tidak ada ingatan yang di ingat putrinya, Dan sejak saat itu dario mulai menampakkan diri di depan flower.

Awal nya respon tubuh flower menegang ketakutan, Tapi lama kelamaan respon tubuh Nya sudah mulai kembali normal. Sekarang dario dan anna akan membuat kenangan baru bersama putrinya. Ketika saat itu juga flower ingin di panggil Aurora, Karna menurut nya flower terlalu alay untuk dirinya.

Dario juga menambah marga wijaya di belakang namanya, Dia juga menempatkan Aldi untuk menjadi pengawal pribadi putrinya. Awal nya Flower menolak, Karna desakan dari daddynya akhirnya dia mau.

*Sekarang kita panggil Flower, Aurora.

"Pagi sayang...." Sapa dario kepada putrinya, dario mencium pipi putrinya.

Cup.

"Is...., Gak usah cium cium daddy!! Aurora udah besar oke!!" Perintah Aurora kesal.

Dari terkekeh kecil melihat mimik wajah putrinya yang lucu menurut nya, "HAHAHAHA...."

Membuat aurora semakin Kesal dengan daddy nya ini, "Daddy!!! Gak usah ketawain aku!! Mommy...., Daddy Jahat" Adu Aurora meminta pembelaan dari mommynya.

Anna menatap garang suaminya, "Berhenti menertawai putriku!!" Dario terdiam, Tak berani membantah perkataan istrinya.

Sekarang giliran Aurora yang tertawa, "HAHAHAHA....., Makanya jangan suka gangguin orang!! Wle... " Aurora menjulurkan lidah nya kedepan mengejek daddynya.

Hati dario menghangat saat melihat anaknya bahagia, "Setelah sekian lama, Daddy bisa melihat senyuman indah kamu sayang..." Batinnya.

Aurora sudah berhenti tertawa sekarang, Kemudian dia menatap daddynya.

"Dad, Kata Daddy Aku punya sepupu di indonesia, Aku mau ketemu sama dia dad" Pinta Aurora.

Dario terdiam sebentar, "Okey, besok kita berangkat ke indonesia" Putus Dario membuat Anna mendelikkan matanya.

"Mas!!" Marah Anna.

Dario yang paham menyuruh putrinya masuk ke kamar, Aurora pun menyetujuinya dia berjalan masuk ke dalam kamar.

"Sayang...., Kamu gak usah takut okey? Putri kita yang sekarang jauh lebih kuat aku percaya itu" Jelas Dario kepada istrinya.

"Tapi aku takut mas, Kalau aurora ketemu sama bajingan itu gimana?"

"Ingatan aurora sudah hilang sepenuhnya sayang, Asalkan putri kita meminum obat nya terus menerus, Walaupun Aurora gak minum obat juga ingatannya sudah hilang secara permanen, Kamu gak usah takut okey?" Dario menaruh tangannya di pipi istrinya.

Akhirnya Anna setuju dengan suaminya, Aurora di indonesia hanya mengenal Vino.

Dario hanya mengenalkan Vino sebagai sepupunya, Dario juga mengenalkan seluruh keluarga besar nya kepada aurora tetapi tidak dengan teman aurora.

Aurora sendiri tidak begitu penting dengan yang namanya teman, Aurora yang sekarang bukan lah aurora yanh dulu.

Not my style, Gue Aurora Wijaya. Berhak melakukan apapun yang gue suka, Gue juga tidak begitu suka dengan yang namanya teman.

SELAMAT MEMBACA>_<